Tjandra sarie sutisno, S. Kom
(Aktivis muslimah peduli generasi)
Seorang wanita sangat mendambakan, pujian/sanjungan dengan kecantikan molek tubuhnya dan masih banyak lagi hal lain yang membuat terbuai terlena para lelaki. Siapa yang tidak suka keindahan, anggun nya kaum hawa, membuat terpukau bila melihat.
Maraknya pagelaran miss univers, ajang mempertontonkan aurat mengumbar eksistensi diri. Saling sikut menyikut demi mendapatkan sang putri dalam pertarungan mencapai ratu tercantik. Ajakan feninimisme, perempuan setara dengan laki-laki membuat para ibu ikut menopang kehidupan. Sudut pandang manusia berbeda-beda sesuai pemahaman, fakta yang terlihat. Teknologi tak luput juga dari salah satu pendukung dari berbagai konsep dibenak kaum adam dan hawa ini. Bak bola salju yang terus bergulir, mengikuti tren/pengguna mau di bawa kemana tekhnologi tsb. Dari mulai menu aplikasi/tools/alat sebagai komunikasi, metode/tip kecantikan bisa di searching semua nya dipermudah mengikuti perkembangam pasar.
Cantik saja tidak cukup, namun harus diimbangi dengan pemikiran tadi misalnya wawasan atau adab/etika sopan santun yang harus ditingkatkan. Terkadang hal ini yang tidak di jadikan mendasar/tolak ukur. Hanya sekedar cantik, seksi, menor dan lain sebagainya akhirnya terkesan murahan atau gampangan orang menilai.
Dari sini, wahai kaum hawa lihatlah diri kalian ingin dianggap seperti apa. Penilaian positiaf dan negatif, dibangun dari diri kita sendiri toh orang lain hanya bisa melihat tidak tahu bahwa semua dibalik itu ada sesuatu. Begitulah kondisi masyarakat saat ini, hanya ingin cepat/ instan.
Tubuh yang Allah Ta'ala ciptakan memang sempurna, dengan ditambah akal fikiran. Kulit lembut, mata ada kelopak buli mata, tangan beserta jari lentiknya, kaki sangat proporsional dan indera lain nya saling menyatu sama lain. Posisi letak organ tubuh kitapun begitu pas dengan alam semesta saling membutuhkan, terintegrasi secara harmoni. Fitrah wanita, seharusnya tahu batasan norma yang berlaku bahkan bagaimana aturan dalam agamanya. Miris sedih kadang seorang wanita, bila jauh dari aturan agamanya. Hanya mengikuti akal dan hawa nafsu nya saja dimana materi menjadi nomor satu, sehingga abai terhadap fitrah nya sebagai seorang istri atau ibu untuk anak-anak nya.
Kelalaian ini bukan hanya, disalahkan secara pribadi/personal namun semua pihak buruknya sistem kapitalis (tidak menggunakan agama/islam sebgaai solusi) tadi mendasari pada materi/uang dianggap bisa menjawab semua problematika kehidupan. Dengan materi tadi, dan abai terhadap atura Ilahi mereka berperilaku sesukanya. Padahal jika manusia ingin solusi yang terbaik, ada dalam aturan Allah Ta'ala jelas dalam Al Qur'an dan hadist. Sebagaimana kita sebagai manusia hanya untuk beribadah.
Wallahu 'alam