Oleh : Tjandra Sarie Astoeti, S. Kom
(Pemerhati generasi)
Masa putih abu-abu atau masa SMA adalah masa cerita mengesan bagi kalangan generasi. Bahkan masa SMA sebagai masa yang akan menjadi kenangan. Masa memulainya mencari jati diri, menyalurkan bakat atau hoby, melihat sosok idola, pembuktian kasih sayang dan sebagainya.
Pada masa ini, remaja mulai mampu mengamati, memandang lingkungan sekitar satu sama lain, memperhatikan tontonan yang dihidangkan sehari-hari oleh televisi dan gadget. Hal ini menjadikan para remaja merasa baper dan iri terhadap teman-teman sebayanya, bahkan mereka saling berpasang-pasangan secara bebas sebelum halal.
Mirisnya, kondisi ini sangat jauh dari perhatian orang tua yang semakin memprihatinkan bagi generasi masa depan, Mungkin inilah fenomena putih abu-abu sebagai generasi strobery yang rapuh.
Tidak adanya bimbingan, arahan menjadikan semakin generasi semakin rapuh dan rusak. Pendidikan agama yang minim, kasih sayang nihil, lingkungan yang masa bodo, menjadikan generasi saat ini rapuh kepribadiaannya, tanpa pegangan hidup yang pasti, terombang ambing tak memiliki arah.
Inilah buah hasil dari sistem sekuler, liberal, kapitalisme. Generasi dibangun dengan landasan sekularisme yang menjauhkan agama dari kehidupan, yang mengutamakan nilai akdemik namun nilai-nilai agama sangat kurang.
Pendidikan hanya untuk mengejar karier, cepat lulus kemudian kerja. Dapat gaji untuk dapat membeli yang di inginkan sesuai nafsunya tidak memikirkan halal-haram. Karena standar hidupnya hanya materi bukan berdasarkan ridho Allah Swt.
Jika dicermati dari fakta-fakta yang ada, dapat diketahui betapa terpuruknya generasi strobery baik anak SMA, SMP maupun anak SD, kerusakan generasi ini secara struktural, yakni adanya golongan masyarakat tertentu yang tidak dapat mengenyam pendidikan yang berkualitas, karena kondisi ekonomi yang semakin sulit menjadikan tidak mampu membayar denga biaya yang mahal. Hal ini terjadi karena sistem kapitalisme yang tak mampu membuat kebijakan sesuai dengan kebutuhan rakyatnya. Mencari lapangan kerja semakin sulit ditambah kebutuhan bahan pokok yang terus menerus semakin naik.
Akibat penerapan sistem sekuler, liberalisme menjadikan pergaulan para remaja tidak memiliki aturan yang sesuai dengan syariat islam, standar hidupnya bukan berdasarkan halal dan haram, pendidikian berkualitas tidah mudah didapatkan karena biayanya yang sangat mahal.
Konsep dalam sistem Islam yang didukung oleh sistem politik Islam, telah menjamin terpenuhinya kebutuhan primer individu-individu rakyatnya. Bahkan, turut membantu terpenuhinya kebutuhan sekunder dan tersier. Pergaulan dalam islam pun diatur antara laki-laki dan perempuan sehingga mampu menjaga pandangan dengan lawan jenis, Islam menjadikan masyarkatnya terjaga akidahnya sehingga memiliki kesadaran dalam setiap perbuatannya. Sistem pendidikan dalam islam pun mengutamakan pendidikan akidah, memahamkan bahwa manusia diciptakan hanya untuk beribadah, penerapan faqih fiddin sesuai tuntunan Al Qur'an dan Hadist. Hal ini merupakan prioritas bagi negara untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap rakyatnya.
Berdasarkan pemaparan tersebut, satu-satunya sistem yang dapat menjamin terpenuhinya seluruh hak rakyat hanyalah sistem Islam. Sebab dalam Islam negara berkewajiban mengayomi dan mengurusi rakyat, bukan menjadi regulator seperti saat ini. Termasuk jaminan pendidikan, kesehatan dan ekonomi hal ini dapat terwujud apabila biaya pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar mudah didapatkan oleh rakyat. Agar mudah mengakses setiap kebutuhan rakyatnya, maka harus ada pengelolaan kekayaan dan sumber daya alam yang benar sehingga negara mampu memberikan pelayanan kesehatan secara mudah, tersedianya lapangan kerja dan memberikan pendidikan secara gratis
Untuk menyongsong bonus demografi dan Indonesia Emas saat ini perlu dipersiapkan melalui program-program yang mencerdaskan, mensejahterakan dan menyehatkan generasi. Bukan hanya putih abu-abu seperti strobery, tapi ke semua pihak. Namun, itu saja tidak cukup. Kita memerlukan lingkungan dan sistem yang mampu mendukung terhadap tujuan tersebut. Dan sistem yang diterapkan saat ini tidak akan mampu mewujudkannya. Oleh karena itu, perjuangan menerapkan Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah sangat relevan dan harus makin dikencangkan agar cita-cita Indonesia menjadi negara maju segera terwujud serta tidak ada lagi generasi strobery.
Wallahu’alam bishshawab
Tags
Opini