Oleh : Yuke Octavianty
(Forum Literasi Muslimah Bogor)
Perilaku generasi makin kelabu. Begitu banyak kasus mengemuka. Masalah kekerasan, pembunuhan, tawuran atau bahkan pergaulan bebas. Salah satu kasus yang kini semakin meresahkan adalah perilaku generasi yang semakin kelewat batas. Kesadisan dijadikan fokus dalam masalah ini.
Perilaku Kian Mengerikan
Kasus pembunuhan diungkap pihak Kepolisian Resor Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Kasus pembunuhan yang melibatkan seorang remaja berinisial J (16 tahun), seorang siswa SMK, terhadap satu keluarga yang terdiri dari lima orang (republika.co.id, 8/2/2024). Motif pembunuhan diduga karena masalah asmara dan dendam si pelaku terhadap korban. Tentu saja, kejadian yang terjadi di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu ini mengejutkan masyarakat sekitar. Karena diketahui pelaku dan korban saling bertetangga.
Dikabarkan juga jika sang pelaku sempat menyetubuhi jasad istri korban (34) dan anak pertama korban (15) (jawapos.com, 8/2/2024). Aksi sadis ini dilakukannya sesaat setelah pembantaian dilakukan.
Buruknya potret generasi saat ini. Fakta tersebut menunjukkan bahwa sistem pendidikan yang kini diterapkan telah gagal melahirkan generasi gemilang. Sistem pendidikan sekuler telah menciptakan watak generasi yang jauh dari aturan halal haram atau benar salah sesuai standar syariat yang benar. Perilaku sadis dianggap sebagai hal yang wajar. Karena konsep yang kini ada adalah konsep yang hanya mengacu pada kebebasan perilaku seseorang dan berlandaskan hawa nafsu semata.
Pengaruh media sosial pun memiliki andil besar dalam membentuk watak generasi saat ini. Konten kekerasan membanjiri jagad maya dan dengan mudahnya diakses oleh siapapun. Inilah buruknya sistem kapitalisme saat ini. Konten rusak menjadi obyek bisnis para kapitalis, tanpa memperhitungkan kekerusakan yang pasti akan terjadi. Di sisi lain, negara tidak mampu mengendalikan konten media sosial yang melanggar aturan etik elektronik. Semua diterjang demi keuntungan materi yang menjanjikan.
Sementara itu, posisi negara hanya sebagai regulator. Tanpa mampu mengendalikan kebijakan yang ditetapkan. Alhasil, sistem sanksi yang ada pun tidak mampu mengikat tegas para pelaku kejahatan. Wajar saja, kejahatan semakin sadis dan merajalela.
Islam Menjaga Kemuliaan Generasi
Sistem pendidikan Islam menetapkan bahwa akidah sebagai pondasi utama dalam menjaga generasi. Sistem Islam mampu melahirkan generasi beradab yang berakhlak mulia. Karena pembelajaran yang utama dalam sistem Islam senantiasa mengaitkan setiap materi pengajaran dengan esensi iman dan takwa yang wajib dimiliki setiap individu. Sehingga lahirlah generasi-generasi cerdas penuh iman. Dan hanya imanlah sebaik-baiknya penjaga akhlak dan adab setiap individu.
Rasulullah SAW. bersabda,
"Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, hendaklah ia menguasai ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu."
(HR. Ahmad)
Hanya dengan ilmu yang sesuai akidah Islam-lah, generasi terbaik mampu tercipta.
Sistem Islam pun menetapkan sistem sanksi yang tegas mengikat setiap pelanggar hukum syariat. Dengan penerapan sistem sanksi demikian akan menciptakan kondisi aman. Karena setiap kejahatan mampu diberantas hingga ke akarnya.
Semua konsep ini hanya mampu diterapkan dalam sistem Islam dalam wadah institusi khilafah. Satu-satunya sistem yang mampu menjamin kehidupan berkah yang penuh rahmah.
Wallahu'alam bisshowwab.