Oleh : Arsyila Putri
Sejumlah rumah sakit menyiapkan ruangan khusus untuk mengantisipasi calon legislatif (caleg) yang mengalami stres atau gangguan jiwa akibat gagal dalam pemilihan legistlatif (Pileg) di Pemilu 2024. Rumah Sakit Oto Iskandar Dinata, Soreang, Bandung Jawa Barat, misalnya, salah satu rumah sakit yang menyiapkan ruangan khusus untuk caleg yang mengalami gangguan mental. Tidak hanya itu, pihak RS Oto Iskandar Dinata juga menyiapkan dokter spesialis jiwa dan bagi calon legislatif yang stres usai mengikuti kontestasi Pemilu 2024. Kita sebenarnya sudah memiliki dokter spesialis penyakit jiwa, jadi untuk kegiatan pasien-pasien yang kasus ringan itu bisa dilakukan dengan rawat jalan. Rencananya ada 10 ruangan VIP untuk persiapan Pemilu," kata Irfan Agusta, Wadir Pelayanan RSUD Oto Iskandar Dinata dalam tayangan Kompas Petang, Jumat (24/11/2023).
Sistem Demokrasi yang Menjadi Akar Masalah
Pesta Demokrasi yang terjadi 5 tahun sekali dilakukan untuk memilih siapakah yang pantas menjadi pemimpin sesuai selogan demokrasi yaitu dari, oleh, dan untuk rakyat. Kursi yang di perebutkan diantaranya DPD, DPR, DPRD Kab/Kota, PRD Provinsi, dan DPR RI. Dengan pemilihan tersebut harapannya mendapatkan pemimpin yang lebih baik. Berkaca dari proses pemilu sebelumnya, banyak caleg gagal dan rawan gangguan jiwa akibat kalah tanding dalam sistem demokrasi, ini diakibatkan oleh beberapa faktor yang membuat mereka kena mental akibat kalah pemilu diantaranya menjadi seorang caleg itu membutuhkan biaya yang cukup besar diperkirakan untuk menjadi seorang caleg butuh biaya miliaran atau bahkan triliunan untuk membiayai proses pencalonan. Tentu biaya tersebut di gunakan untuk membiayai kampanye, tranportasi, membayar tim sukses, membuat baliho,iklan dll. Juga untuk membayar para influencer yang akan mempromosikan kampanye mereka, mendekati para ulama untuk menambah suara dari umat muslim, faktanya banyak ulama yang terang-terangan mengatakan banyak caleg yang memberikan uang miliaran agar mereka mau bekerja sama, tak hanya ulama mereka juga menggaet para aktris terkenal dan memilki followers terbanyak untuk menarik perhatian rakyat, apalagi hari ini masyarakat lebih dominan percaya kepada figur artis daripada ulama atau tokoh muslim.
Ada juga yang menggunakan perbuatan syirik seperti meminta bantuan dukun, dengan modal mantra dan jimat untuk menarik hati rakyat agar memilih mereka, miris negri yang mayoritas muslim krisis akidah Islam tak percaya lagi pada sang Khaliq. Kembali pada sistem yang bercokol hari ini yaitu demokrasi/kapitalisme yang tujuan utamanya adalah materi, dimana para caleg ini pun dasar utama tujuan mereka adalah kekuasaan dan materi bukan untuk beribadah kepada Allah, maka wajar ketika mereka gagal mereka mengalami gangguan jiwa karena mereka tidak ridho dengan ketetapan Allah. Inilah akibat dari asas sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan, agama dibiarkan jauh dari pemahaman masyarakat agar tidak ikut campur dalam urusan berpolitik. Padahal Rasulullah Saw pun sudah mencontohkan bagaimana Islam memimpin dunia dalam sistem politik Islam yaitu khilafah.
Permasalahan caleg gagal ini hanyalah masalah cabang, dimana masalah utamanya adalah sistem Demokrasi/Kapitalisme yang dimana para pemimpin saat ini hanya dijadikan sebagai wayang yang siap dimainkan oleh sang dalang. Pemilu dalam sistem ini hanya sebagi cover saja dimana semuanya sudah di setting dan ditentukan oleh para penguasa kapitalisme. Termasuk siapa yang dicalonkan, siapa yang akan menang, dan visi misi para calon semuanya sudah dikendalikan. Adapun mereka yang ikhlas mendedikasikan diri menjadi pemimpin rakyat mereka tetap akan terbawa arus demokrasi, karena para pengusung demokrasi ialah penguasa, pengusaha, dan influencer. Sangat disayangkan jika hari ini masyarakat pendukung Paslon saling sikut saling fitnah satu sama lain padahal dalam sistem demokrasi para Paslon sendiri tidak ada lawan tidak ada kawan yang ada hanyalah kepentingan.
Syarat Pemimpin dalam Islam
Pemimpin dalam Islam adalah suunil ummah atau pelayan bagi umat. Pemilihan atau pembentukan pemimpin dalam Islam hukum nya Fardu Kifayah atas semua kaum muslimin. Maka wajib bagi setiap muslim mengangkat seorang pemimpin untuk menyatukan kaum muslim di seluruh penjuru dunia.
*Pertama* , Dia adalah muslim dan beraqidah Islam. Aqidah dalam Islam adalah sebuah pondasi yang harus kokoh dan kuat agar tak mudah roboh. Ketika seorang pemimpin memilki aqidah yang kuat maka jauh dari kata gangguan kejiwaan. Karena dasar keimanan nya adalah Allah SWT, maka haram ketika kehidupan saat ini tak berhukum pada hukum Allah SWT.
Kedua, syarat menjadi seorang pemimpin yakni, berpengetahuan luas, cerdas, tegas, bertanggung jawab, jujur amanah, dan melindungi rakyat nya. Tak hanya melindungi dan berlaku adil tapi juga mampu menjalankan syariat Allah dalam setiap aspek kehidupan.
Ketiga, Tujuan nya membentuk seorang Khalifah adalah untuk mempersatukan kaum muslimin di berbagai lini, tak ada sekat negara dalam kepemimpinan Islam, dan berjihad di jalan Allah serta mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru dunia. Menlanjutkan kehidupan Islam dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah. Karena orang pertama yang akan di hisab di hari akhir adalah pemimpin yang adil. Namun penerapan sistem kepemimpinan dalam Islam tak akan tumbuh dalam ranah demokrasi melainkan tumbuh dalam sistem terbaik sepanjang sejarah yakni khilafah.
Wallahua'lam bhisawabb
Tags
Opini