Muslim Rohingya Juga Butuh Perlindungan



Oleh : Isna (Pegiat Literasi)

Umat Islam ibarat tubuh, bila salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh juga ikut merasakan sakit (HR.Muslim).
Sangat sulit untuk mengenali hadis ini saat ini. Kebanyakan umat Islam terbagi menjadi beberapa negara bagian, Sekalipun sebagian umat Islam diperlakukan tidak adil, mereka tidak boleh ikut campur dalam urusan negara lain.
Inilah yang terjadi pada Muslim Rohingya
Rohingya adalah komunitas Muslim yang tinggal di wilayah Rakhine (Arakan) di Myanmar barat, yang mayoritas penduduknya beragama Buddha. Sejak tahun 1942, etnis Rohingya mengalami pengusiran dari tanah air mereka, tempat mereka tinggal selama berabad-abad. Serangan tersebut menewaskan 100.000 Muslim Rohingya, menghancurkan ribuan desa, dan melakukan pelecehan seksual terhadap banyak perempuan. Sejak saat itu, masyarakat Rohingya mengalami ketakutan yang luar biasa. Sekitar 13.000 orang telah mengungsi ke kamp pengungsi di India, Pakistan dan Bangladesh, yang berbatasan langsung dengan negara ini. Ada pula yang mengungsi ke Indonesia. Menurut UNHCR, badan PBB yang menangani masalah pengungsi, terdapat 897 pengungsi Rohingya di Indonesia pada tahun 2016 dan jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya. Terakhir kali hal itu terjadi adalah tahun ini, Menurut koordinator Kontras Aceh Azharul Husna, sejak 14 November 2023, sebanyak 346 pengungsi Rohingya telah tiba di wilayah Kabupaten Pidi dan sebanyak 249 orang di Bilwen, mereka melakukan perjalanan melalui laut dengan perahu.

Pak Azharul Husna mengatakan pemerintah harus memberikan dukungan kepada pengungsi Rohingya agar mereka tidak terdampar di kapal. Pasalnya, setelah pengungsi mendapat makanan dan bantuan lainnya, warga sekitar meminta mereka kembali ke kapal. Pak Azharul Husna juga ingin Kementerian Luar Negeri bekerjasama dengan PBB untuk menyelesaikan permasalahan pengungsi Rohingya. Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lal Muhammad Iqbal mengatakan Indonesia tidak memiliki kewajiban untuk menerima pengungsi Rohingya. (tirto.id 19/11/2023) Sungguh menyedihkan Indonesia yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia tidak mampu membantu saudara sebangsanya yang mengalami genosida.

Pengungsi Rohingya terdampar di tengah lautan mencari perlindungan dan perlindungan. Sesampainya di tempat tujuan, mereka mendapat bantuan dasar dan kemudian harus kembali ke kapal. Karena berbagai alasan, terkadang hal tersebut tidak masuk akal mengingat Indonesia kaya akan sumber daya alam. Salah satu alasan Aceh menolak pengungsi Rohingya adalah kecemburuan sosial di kalangan penduduk setempat. Aceh menduduki peringkat pertama di antara provinsi-provinsi termiskin di Pulau Sumatera dan keenam di negara ini. Oleh karena itu, ketika pemerintah daerah membantu pengungsi, warga setempat menjadi iri. Melihat kenyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kekayaan alam Indonesia yang kaya tidak dimanfaatkan secara merata oleh masyarakat awam.



Ketimpangan sosial masih terjadi.
Faktanya, jika sumber daya alam kita yang kaya ini dikelola dengan baik dan hasilnya menguntungkan semua orang, maka istilah “negara termiskin” tidak akan ada lagi. Dan Indonesia bisa secara sukarela membantu mereka yang membutuhkan, seperti pengungsi Rohingya.
Jika Indonesia terlihat menutup mata terhadap keberadaan pengungsi Rohingya, hal ini disebabkan oleh ideologi nasionalis yang mengakar kuat. Wujud nasionalisme yang sebenarnya adalah dengan mengutamakan persoalan dalam negeri dibandingkan nasib saudara-saudara kita di luar negeri. dan anggaplah pengungsi Rohingya tidak berarti bagi Anda. Pemahaman nasionalisme seperti ini tanpa disadari telah mengecualikan Ukhuwah Islamiyah.

Apa pendapat Islam mengenai masalah ini?
Islam adalah agama yang sempurna karena tidak hanya membahas masalah ibadah, tetapi juga hubungan dengan Sang Pencipta. Namun hubungan dengan orang lain juga dibahas dalam Islam, Termasuk masalah pengungsi.
Suatu ketika, ketika kaum Muhajirin hijrah ke Madinah karena berbagai tekanan di Mekkah, kaum Ansar menyambut mereka dengan tangan terbuka. Bahkan dalam keadaan sulit sekalipun, mereka mendahulukan kepentingan kaum Muhajirin di atas kepentingan mereka sendiri, mereka bukan sekedar tamu, mereka sudah seperti saudara.
Inilah yang harus dilakukan umat Islam terhadap saudaranya yang membutuhkan, Umat Islam juga akan siap membela saudara-saudaranya yang teraniaya di mana pun mereka berada dengan memberikan bantuan militer. Karena itulah cara terbaik untuk membantu umat Islam yang tertindas, agar tidak ada lagi yang mencoba menghina umat Islam.
Jika sistem Islam digunakan, para pemimpin negara-negara Islam akan menciptakan persatuan fisik di kalangan umat Islam. Perbatasan seluruh negara Islam selalu terbuka bagi umat Islam yang tertindas yang mencari perlindungan, tanpa memandang asal usul mereka. Jika hidup dalam sistem Islam, kita harus mengikuti semua aturan Islam, terlepas dari apakah Anda seorang Muslim atau non-Muslim, kelompok etnis yang berbeda atau kelompok etnis yang sama. Dengan demikian, keruntuhan Muslim Rohingya tidak akan terjadi.

Wallahu A'lam Bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak