Oleh: Rines (pegiat literasi)
Bagian 2
Palestina dan kawasan Masjid al-Aqsa telah dicengkeram oleh zionis Yahudi lebih dari 76 tahun. Entitas Yahudi telah mengusir lebih dari 1,8 juta jiwa warga Palestina. Sejak pecah perang pada tanggal 7 Oktober tahun lalu, militer zionis telah membunuh lebih dari 25 ribu warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak. Dilaporkan sejak Desember tahun lalu setiap hari 160 anak Palestina tewas akibat serangan kejam entitas Yahudi.
Masjid al-Aqsha juga dinista dan dirusak entitas Yahudi. Mereka membuat terowongan di bawah pondasi Masjid al-Aqsha dengan dalih mencari sisa-sisa kuil Sulaiman. Terowongan ini tentu membahayakan struktur bangunan di atasnya. Berkali-kali pula militer zionis menyerang ke dalam Al-Aqsha untuk menangkap dan membunuhi jamaah yang berada di dalamnya.
Perampasan dan penistaan terhadap Palestina dan Masjid al-Aqsha adalah hasil kejahatan negara-negara kafir Barat, terutama Inggris, Amerika Serikat dan Lembaga Bangsa-Bangsa (LBB). Pada tahun 1917, Menteri Luar Negeri Inggris Lord James Balfour mengeluarkan Deklarasi Balfour. Isinya adalah dukungan kepada zionis Yahudi untuk menguasai tanah Palestina. Deklarasi Balfour didukung oleh Sekutu dan disetujui oleh Liga Bangsa-Bangsa (organisasi sebelum PBB) pada Juli 1922.
Namun demikian, perampasan dan penistaan terhadap Masjid al-Aqsha tidak akan terjadi jika para pemimpin Dunia Islam tidak berkhianat dengan mendiamkan penjajahan ini. Setiap kali terjadi agresi militer Yahudi terhadap warga Palestina dan Al-Aqsha, mereka hanya mengecam. Bahkan sudah ada enam negeri Muslim yang terang-terangan menjalin hubungan akrab dengan negara zionis Yahudi; Turki, Yordania, Bahrain, Mesir, UAE, Maroko dan Sudan. Padahal Allah SWT telah mengancam:
﴿يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ ٱلۡيَهُودَ وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوۡلِيَآءَۘ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمۡ فَإِنَّهُۥ مِنۡهُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴾
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil kaum Yahudi dan Nasrani menjadi wali (sahabat, teman, pelindung). Sebagian mereka adalah wali bagi sebagian yang lain. Siapa saja di antara kalian yang mengambil mereka menjadi wali, sungguh dia termasuk golongan mereka. Sungguh Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim (Qs.Al-Maidah [5]: 51)
Agresi Zionis Membuka Mata Dunia
Kecanggihan teknologi digital membuat dunia menyaksikan kebrutalan Zionis, serangan yang membabi buta tanpa pandang bulu. Sasarannya warga sipil bahkan anak-anak menjadi korban kebiadabannya, zionis menjelma sebagai agresor pembunuh kemanusiaan yang luar biasa di abad ini.
Fakta kebiadaban ini telah mendorong dunia untuk bersikap dan mengecam. Namun hal ini tidak membuat Zionis menghentikan aksi brutalnya. Tidak ada satu negara pun yang berani menerjunkan kekuatan militernya untuk menyerang Israel atau sekedar memutus pasokan air bersih oleh Yordania serta memutus pasokan minyak dan gas alam oleh Turki dan Kazakhtan. Padahal jika ini dilakukan dipastikan Israel akan kelimpungan bahkan mati kutu.
Sebagian lainnya warga dunia masih saja menggantungkan solusi melalui Badan Keamanan PBB yang dianggap akan mampu menyelesaikan penjajahan dan kebiadaban Israel. Faktanya lebih dari 30 resolusi yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB tidak pernah mampu menghentikan agresi Zionis. Sebab PBB merupakan lembaga dunia sebagai tim yang ikut membidani lahirnya negara Israel sang agresor kejam itu.
Nasionalisme Mengikis Ikatan Akidah
Sekat Nasionalisme menjadikan kaum muslim tidak bersatu, terpecah belah dan penguasa-penguasa muslim hanya mementingkan negerinya masing-masing, mereka seolah-olah tuli dan buta atas penderitaan saudara mereka.
Paham Nasionalisme ini merupakan paham buatan kafir barat yang berhasil menghilangkan hubungan akidah antar sesama muslim. Umat muslim lupa bahwa Islam adalah satu tubuh, artinya jika ada umat muslim yang tersakiti maka seluruh umat muslim ikut merasakan juga.
Selain karena paham Nasionalisme, juga beberapa penguasa muslim dan Arab banyak yang menjalin hubungan diplomatik dengan Zionis Yahudi. Sehingga semakin terlihat lemahlah kekuatan Islam dihadapan Zionis Yahudi dan sekutunya.
Diperparah lagi perundingan-perundingan yang dilakukan negara barat dengan otoritas Palestina dan Zionis Yahudi, tidak memberikan hasil yang signifikan bagi Palestina, mereka malah semakin membabi buta, mereka menganggap warga Palestina seperti binatang yang harus dibinasakan.
Bahkan Perserikatan Bangsa-Banga (PBB) yang seharusnya menciptakan perdamaian dunia, faktanya justru merekalah yang terlibat dalam kelahiran dan pengakuan Negara Yahudi. Inilah kenapa negeri-negeri Islam tidak mampu mengirimkan pasukan militernya. Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, untuk mengirimkan pasukan militer harus mendapat mandat dari Dewan Keamanan PBB yang diputuskan melalui resolusi sesuai pasal VII Piagam PBB.
Islam adalah Ideologi yang shohih, yang mampu menuntaskan problematika kehidupan termasuk membebaskan negeri Palestina dari kekejian Zionis Yahudi. Rasulullah Saw bersabda ” Muslim itu saudara bagi muslim yang lainya. Dia tidak layak menzalimi dan menyerahkan saudaranya kepada musuh.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Maka dari itu, Islam sebagai Rahmatan Lil’aalamin mewajibkan jihad fii sabilillah atas kaum muslimin ketika diperangi oleh musuh dan hukumnya adalah fardhu ‘ain. Bayangkan, Jika kekuatan negeri-negeri muslim bersatu, bisa dipastikan kekuatannya jauh lebih hebat dari kekuatan Zionis Yahudi dan sekutunya.
Jihad fii sabilillah atas seluruh negeri-negeri muslim hanya bisa dilakukan ketika Khilafah sudah tegak, sehingga mampu menghancurkan benteng Nasionalisme antara sesama umat muslim. Kekuatan Zionis Yahudi dan sekutunya takan mampu menghalau kekuatan jihad dari seluruh kaum muslimin. Hanya kekuatan Khilafah yang mampu menghentikan kebiadaban penjajah Zionis Yahudi dari dunia Islam, bukan para penguasa yang hanya pintar basa-basi saja demi pencitraan.
Khilafah Islamiyah adalah perisai yang akan melindungi umat sehingga umat akan merasa aman dan nyaman. Peradaban Islam berhasil menorehkan kejayaannya hampir 14 abad lamanya, kepemimpinan seorang Khalifah dan pasukan jihadnya begitu ditakuti oleh musuh-musuh Islam karena kekuatan dan kehebatan mereka yang luar biasa, bukan hanya ahli perang, mereka juga ahli ibadah. Khilafah bukan hanya meri’ayah umat muslim saja, tapi juga orang kafir yang mau tunduk patuh kepada aturan Islam akan dijamin kesejahteraannya.
Wallahu’alam bisshawab.