Kerusakan Taraf Berpikir Remaja, Buah Penerapan Sistem Kufur



Oleh : Maulli Azzura

Kepolisian Resor Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur, mengungkap kasus pembunuhan oleh seorang remaja berinisial J (16 tahun) terhadap satu keluarga berjumlah lima orang. Diduga motif pembunuhan yang terjadi di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu karena persoalan asmara dan dendam pelaku terhadap korban. Antara pelaku dengan korban saling bertetangga. (Republika.com 08/02/2024)

Astaghfirullah, benar-benar di luar dugaan jika ada pemuda yang mampu dengan kejam membunuh satu keluarga yang terbilang tetangga dekat yang pastinya sudah berhubungan sedari kecil. 

Makin hari makin meresahkan, ketika kehidupan di era kapitalis yang menyajikan tiada berharganya nyawa seseorang dan dengan mudahnya dilenyapkan. Apalagi pelaku adalah remaja yang masih belia dan muda. 

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang tersebut diantaranya :

1. Faktor keluarga, dalam keluarga setidaknya membutuhkan imam atau kepala keluarga yang akan mampu memimpin dan mendidik anggota keluarganya sehingga smw anggota keluarga berada sebagai pelaku hak dan kewajiban yang tepat. Namun miris ketika hidup dalam era kapitalisme yang menjadikan tugas dari kepala keluarga sangat berat. Bukan hanya sekedar menafkahi keluarga dalam sandang, pangan dan papan, tapi juga pendidikan anak, kesehatan serta keamanan menjadi tugas kepala rumah tangga sehingga waktu untuk anak hanyalah waktu sisa maka hasilnya anak kurang perhatian dan kurang kasih sayang, sehingga menjadikan anak bebas berbuat apa saja temasuk minum khamr tanpa batasan dari orang tua.

2. Faktor pendidikan, faktor pendidikan yang disediakan oleh kurikulum ciptaan sistem kapitalisme tidak mampu membuat cara berpikir anak menjadi lurus. Dihapuskanya pelajaran agama yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada pelajar telah dihilangkan. Pelajar di sajikan dengan ilmu-ilmu yang hanya mengarah pada standar kebahagiaan yaitu berupa materi. Dengan tujuan memiliki ijazah tinggi, maka pekerjaan akan mudah di dapat dengan gaji yang tinggi pula. Disini lah abai nya pemerintah kepada pemahaman pelajar yang seharusnya menerapkan standar halal dan haram sehingga pelajar mampu berpikir bukan terkait dunia saja, tapi juga akhirat.

3. Faktor lingkungan dan negara. Tentu bukan rahasia lagi selama sistem yang dijalankan adalah sistem sekuler, maka masalah apapun tidak akan menemukan solusi yang mampu mengatasi serta menekan jumlah kerusakan yang dialami remaja. Aturan dan hukum negara sekuler menjadikan individu semakin kejam dan tega menyakiti orang lain tanpa memandang efek dari perbuatan yang akan dilakukan. Kebebasan HAM yang diciptakan sekuler menjadikan remaja bebas melakukan apa saja sesuai dengan keinginanya, termasuk meminum khamr yang dilakukan sebelum tindak kejahatan itu dilakukan.

Pengaruh khamr yang luar biasa menjadikan hilang akal sehingga merusak kesadaran. Namun dalam sistem kapitalis, khamr menjadi bebas bertebaran di mana-mana dengan aman dan mampu di dapat dimana saja.

Sungguh semua faktor diatas menjadikan pemahaman bahwa akar dari masalah ini adalah karena tidak diterapkanya syariat Islam. Karena selama sekuler berkuasa, maka mustahil tindak kekejaman akan berakhir.

Dari sinilah harusnya umat sadar bahwa hanya dengan diterapkanya sistem Islam akan benar-benar memberikan solusi yang mampu meriayah rakyat dari segala aspek seperti keluarga, pendidikan, lingkungan serta peran negara. Jika aturan dan hukum Islam ditegakkan, maka akan ada hukuman yang membuat jera pelaku, sehingga tidak akan ada lagi tindak kekejaman menghilangkan nyawa orang serta mencegah tindak kejahatan dengan pemahamam aqidah Islam.

Wallahu A'lam Bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak