Oleh : Nabila Sinatrya (Jurnalis)
Melansir dari jawapos.com bahwa Pemilihan Umum (Pemuli) Calon Legislatif (Caleg) akan segera bergulir pada 14 Februari 2024. Menjelang pesta demokrasi tersebut, persaingan caleg di Kabupaten Sleman terbilang sengit. Setidaknya terdapat 606 orang yang termasuk dalam Daftar Calon Tetap (DCT) KPU setempat.
Persaingan ini tentu akan membuat pihak yang kalah akan mengalami stres hingga depresi. Menghadapi hal tersebut, RSUD Sleman mengaku sudah bersiap untuk menangani para caleg stres pasca kalah dalam Pemilu 2024.
Belajar dari kondisi pemilu sebelumnya di mana kecenderungan orang stress meningkat pasca pemilu, maka Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz meminta Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyiapkan layanan konseling juga fasilitas kesehatan kejiwaan untuk calon anggota legislatif (caleg) yang stres karena gagal terpilih.
Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional DR sekaligus psikiater Dr Nova Riyanti Yusuf, SpKJ menjelaskan bahwa caleg yang mencalonkan diri tanpa tujuan yang jelas rawan mengalami gangguan mental.
Pemilu dalam sistem demokrasi tidaklah murah, modal yang dikeluarkan sangat tinggi seperti halnya untuk biaya melakukan kampanye dan tidak menjamin akan menang dalam kontestasi pemilihan umum. Wajar jika seringkali dijumpai segala cara untuk meraih kemenangan.
Menurut Lembaga Penelitian Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia modal jadi caleg sangat variatif dan yang paling besar adalah mengajukan sebagai calon anggota DPR RI. Caleg DPR RI sebesar Rp 1 miliar sampai 2 miliar, Caleg DPRD Provinsi sebesar Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar, dan seterusnya.
Jabatan yang ingin diraih tidak semata-mata untuk mengurusi urusan rakyat, lebih terlihat ambisi untuk mendapatkan keuntungan secara materi seperti kemudahan fasilitas, kekuasaan politik, ekonomi, maupun kultural dari para elit. Tujuan berkuasa tidak bisa diraih padahal uang sudah banyak yang keluar maka fenomena gangguan mental kerap kali muncul. Ini menjadi bukti ketika sistem demokrasi yang lahir dari paradigma sekularisme-kapitalisme gagal dalam
Kekuatan mental seseorang akan mempengaruhi sikap seseorang terhadap hasil pemilihan. Pendidikan hari ini yang hanya berorientasi pada capaian angka gagal membentuk individu berkepribadian kuat, terbukti dengan meningkatnya kasus gangguan mental di masyarakat. Inilah yang menjadi akar persoalan stress atau gangguan mental terjadi.
Oleh karena itu sistem ideal untuk membentuk kepribadian Islam yang kuat utamanya bagi para pemimpin atau calon pemimpin adalah sistem yang turun dari sang pencipta Allah swt yaitu sistem politik Islam, Khilafah Islamiyah.
Islam memandang kekuasaan dan jabatan adalah amanah yang akan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt. Pelaksanaanya pun harus disandarkan pada ketentuan Allah dan RasulNya.
Dalam khilafah pemilihan wakil umat yang bergabung dalam Majelis Umat akan dilakukan melalui pemilu, bukan penunjukan. Majelis umat adalah representasi masyarakat dan tidak menjalankan pemerintahan, melainkan melakukan muhasabah dan syura. Posisi ini sangat memahami tanggung jawabnya di hadapan Allah dan hanya terlahir dalam sistem Islam.
Sistem pendidikan Islam menghantarkan individu menjadi orang yg memahami kekuasaan adalah amanah dan beriman pada qadha dan Qadar yang telah ditetapkan Allah, dan melahirkan individu yang selalu dalam kebaikan karena selalu bersyukur dan bersabar, terhindar dari gangguan mental.
Pada masa Rasulullah saw ketika menjadi Kepala Negara di Madinah beliau sering merujuk beberapa sahabat dalam mengambil pendapat seperti Abu Bakar, Umar, Hamzah, Ali, Salman al-Farisi, dan Hudzaifah. Mereka adalah anggota dari Majelis Umat.
Sedangkan dalam pengangkatan kepala negara, Islam pun mengaturnya dengan metode baku yaitu bai’at syar’i. Bai’at syar’i ketika mendapat dukungan dari masyarakat melalui perwakilan rakyat lewat Majelis Umat. Dan tidak menutup kemungkinan akan diadakan pemilihan langsung, hanya saja tidak menghabiskan banyak uang seperti hari ini. Islam melahirkan aturan yang efisien dan efektif untuk diterapkan
Wallahu’Alam bishowab