Ada Apa Dibalik Melejitnya Harga Beras?


Oleh : Epi Lisnawati 
(Pegiat Literasi Muslimah)


Harga beras terus melejit, para ibu rumah tangga pun menjerit. Di tengah himpitan ekonomi yang semakin berat, naiknya harga beras ini semakin memperparah kondisi ekonomi masyarakat.

Harga beras saat ini mencetak rekor baru dan semakin menjauhi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sejak Maret 2023 lalu.Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023, pemerintah menetapkan HET beras berkisar Rp10.900-Rp11.800 per kg medium dan Rp13.900-14.800 per kg premium, tergantung zona masing-masing. (cnbcindonesia.com, 12/2/2024)

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan beberapa penyebab kenaikan harga komoditas pangan, termasuk harga beras, pada awal tahun 2024. Menurut BPS, yang disampaikan oleh Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti pendorong kenaikan harga beras antara lain karena kurangnya pasokan di beberapa wilayah terutama akibat dari faktor cuaca dan rusaknya beberapa akses jalan dan hambatan distribusi komoditas pangan. 
(Bisnis.com 1/2/2024).

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menambahkan hal senada. Menurut Bayu, harga beras yang tinggi saat ini dikarenakan adanya ketidaksesuaian antara permintaan dengan ketersediaan, alias faktor supply-demand. Dia memaparkan, sejak tahun 2023 lalu, Indonesia mengalami penurunan produksi di sentra-sentra produksi sampai 2,05%. Yakni, dari sebelumnya 31,54 juta ton di tahun 2022 menjadi 30,90 juta di tahun 2023. Kondisi itu dipicu efek kemarau ekstrem akibat fenomena iklim El Nino.(cnbcindonesia.com, 12/2/2024).

Penyebab tingginya harga beras di Indonesia sering dikaitkan dengan perubahan iklim yang mengakibatkan produksi beras menurun. Padahal tingginya harga beras ini sesungguhnya erat kaitannya dengan kebijakan negara terhadap aspek produksi beras di hulu dan aspek distribusi di hilir. Dalam sistem kapitalisme demokrasi yang diterapkan hari ini, negara hanya bertindak sebagai regulator yang membiarkan petani berjuang sendiri dalam melakukan produksi beras.

Disamping itu kebijakan negara hari ini hanya berpihak kepada para pemilik modal. Hal ini menjadikan petani semakin terpinggirkan. Di sektor hulu semakin berkurangnya lahan pertanian akibat alih fungsi lahan yang dilakukan negara demi menjalankan proyek pembangunan kapitalistik.

Di sektor hilir atas nama liberalisasi ekonomi negara memberikan keleluasaan kepada pihak swasta untuk menguasai pupuk dan benih padi. Maka harga pupuk dan benih pun menjadi mahal. Kemudian BBM yang mahal memberi andil terhadap tingginya biaya distribusi.

Saat ini pun ada larangan bagi petani untuk menjual langsung hasil panennya ke konsumen. Penguasaan distribusi beras, memberikan peluang besar terjadinya permainan harga, penahanan pasokan atau monopoli oleh pelaku usaha yang sangat merugikan petani.

Beras merupakan kebutuhan pokok rakyat merupakan salah satu komoditas yang harus dijaga stok dan stabilitas harganya sehingga seluruh rakyat dapat mengaksesnya. Namun saat ini kebijakan pengelolaan beras di sektor hulu maupun hilir berlandaskan kapitalisme liberalisme sehingga mustahil bisa diwujudkan. Harga beras terus mengalami fluktuasi dan semakin menyengsarakan rakyat.

Dalam Islam beras merupakan salah satu kebutuhan pokok yang wajib dikelola oleh negara. Negara dalam Islam wajib memenuhi kebutuhan pokok rakyat individu per individu dan mewujudkan ketahanan pangan. Ketahanan pangan ini ditandai dengan adanya jaminan pemenuhan kebutuhan pokok pangan, kemandirian negara dalam mengelola pangan dan harga pangan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Ketersediaan pangan terkait erat dengan kebijakan masalah pertanian dan ketersediaan infrastruktur. Dalam sistem ekonomi Islam tanah tidak boleh dibiarkan menganggur, jika ada tanah mati dan dihidupkan oleh seseorang maka tanah tersebut akan menjadi miliknya. Kemudian jika ada seseorang memiliki lahan kosong dan tidak dikelola selama tiga tahun berturut-turut makan lahan tersebut bisa dimiliki oleh pihak lain yang menggarapnya. Maka akan terjadi ekstensifikasi lahan pertanian luas karena mudahnya mendapatkan lahan pertanian. 

Adapun upaya meningkatkan hasil produksi pertanian dilakukan dengan jalan intensifikasi pertanian. Negara mendorong masyarakat untuk mengadopsi teknologi yang mampu memberikan hasil produksi yang lebih baik dari sebelumnya. Negara akan mengedukasi para petani sehingga mereka memahami teknologi mutakhir untuk meningkatkan hasil pertanian bahkan negara bisa memberikan bantuan modal kepada rakyat untuk optimalisasi hasil pertanian.

Selanjutnya untuk infrastruktur yang mendukung pertanian maka negar akan menyediakan berbagai sarana dan prasarana jalan, sarana transportasi, dan pasar yang layak. Hal ini untuk memudahkan petani mendistribusikan hasil pertanian kepada konsumen. Negara juga menjamin agar mekanisme harga komoditas pertanian dan hasil industri pertanian berjalan secara transparan tidak ada manipulasi. 

Negara juga akan mencegah terjadinya berbagai penipuan yang sering terjadi dalam perdagangan, baik penipuan yang dilakukan oleh penjual maupun pembeli. Negara juga akan mencegah tindakan penimbunan produk-produk pertanian dan kebutuhan pokok lainnya. Islam menetapkan sanksi tegas bagi semua pihak yang melakukan tindak pelanggaran tersebut. 

Semua mekanisme ini menjamin ketersediaan kebutuhan pokok salah satunya beras dengan harga yang terjangkau masyarakat. Mekanisme ini hanya bisa diterapkan jika sistem Islam ditegakkan dalam semua lini kehidupan.

Wallahua’alam Bishowwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak