RATU 2023: Peduli Bumi Jangan Basa-Basi, Islam Solusi Hakiki





Oleh : Meri


Telah terselenggara event akbar Risalah Akhir Tahun (RATU) 2023 dengan mengusung tema “ Peduli Bumi Jangan Basa-Basi, Islam Solusi Hakiki” di salah satu kafe di Kota Cirebon pada tanggal 25 Desember 2023. Bersama puluhan pelajar dan mahasiswa yang ikut meramaikan, acara ini juga diselenggarakan secara serempak di seluruh penjuru Indonesia, bergabung dengan puluhan ribu peserta lainnya.

Acara diawali dengan penampilan stand up dakwah yang memecah suasana lewat berbagai lelucon. Selain mengundang tawa, stand up dakwah ini juga memancing wawasan peserta tentang kondisi bumi yang kian memprihatinkan mulai dari hutan di gunung Indonesia yang semakin gundul, hingga tergesernya lahan dan rumah di Rempang demi proyek-proyek. Narasi dikemas melalui lirik-lirik lagu yang sedang viral agar relate dengan kaum zilenial masa kini.

Kemudian, host memandu serta membuka acara dengan menampilkan video tentang pentingnya ruang hidup bagi manusia, namun dirampas begitu saja untuk melancarkan berbagai proyek pembangunan infrastruktur yang begitu masif oleh pihak-pihak yang memiliki kekuasaan atas nama pertumbuhan dan kemajuan ekonomi, terutama skala Jawa Barat dengan mega proyek Rebana Metropolitan yang melibatkan tujuh (7) daerah yakni Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, Kuningan, serta Kota Cirebon.

Sebelum inti acara dimulai, Special Performace yang membakar semangat seisi ruangan melalui monolog singkat tentang bumi kita yang sekarat, bumi kita yang bukan lagi mengalami Global Warming, namun Global Boiling. Semangat ini terus terjaga dengan dilanjutkan masuknya dua (2) narasumber di tengah-tengah peserta yaitu Ibu Sunimah, SE., M.Si. selaku dosen ekonomi di salah satu perguruan tinggi di Kota Cirebon dan Ibu Titis Afri Rahayu S.Si sebagai seorang aktivis muslimah yang concern terhadap isu perempuan dan generasi.

Narasumber pertama memaparkan materi berjudul Habis Lahan, Terbitlah Masalah dimana dalam hal ini menyoroti konflik agraria sebagai dampak pembangunan dari proyek BIJB (Bandara Internasional Jawa Barat) dan kawasan Metropolitan Rebana. Proyek yang menelan dana hingga 2,6 triliyun rupiah ini tentu tidak dijalankan pada lahan kosong belaka, namun terdapat lima (5) desa yang terdampak dari pembangunan BIJB sebagai bentuk alih fungsi lahan persawahan, perkebunan, dan pemukiman untuk menjadi landasan pacu, Kertajati Aerocity, dan kawasan pengembangan perniagaan pada lahan 7.500 hektar. Begitu pula dengan “Si Cantik Rebana” yang diprediksi akan menelan habis lahan pertanian apabila terus dijalankan dalam 20 tahun kedepan, sehingga Jawa Barat tidak lagi bisa menjadi salah satu dari lima (5) besar penyuplai pangan untuk Jakarta dan Nasional.

Narasumber menyatakan bahwa “dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045 tentu akan banyak sekali proyek-proyek pembangunan yang dibuatkan regulasi serta legalisasinya oleh pemerintah meskipun ujung-ujungnya ditawarkan kembali kepada investor asing. Padahal proyek-proyek seperti ini melibatkan berbagai ruang hidup masyarakat yang pada akhirnya dirampas dan akan menimbulkan banyak konflik di dalamnya.”

Peserta mulai antusias terhadap materi yang disampaikan oleh narasumber pertama. Kemudian, tanpa berbasa-basi, host menjaga suasana panas tersebut dengan mempersilahkan narasumber kedua untuk melanjutkan pemaparan materinya, yakni mengenai Islam Solusi Hakiki Memelihara Bumi & Melindungi Generasi. Narasumber mengawali sesi dengan membaca Surat Al-Baqarah ayat 22, bahwasanya Allah telah menciptakan bumi sebagai hamparan, tempat tinggal makhluk hidup beserta rezeki-rezeki dari Allah yang ada di dalamnya. Namun, saat ini justru kerusakan demi kerusakan kian terjadi dan mengancam lingkungan sekitar kita akibat ulah tangan manusia yang serakah. Kerakusan dan ketamakan kaum oligarki, pasangan serasi dari penguasa dan pengusaha, membuat masyarakat kehilangan tidak hanya ruang hidupnya, tetapi juga mata pencaharian sehari-harinya. Masyarakat terpaksa harus direlokasi ke tempat lain yang berbeda dari tempat biasa mereka mencari nafkah, seperti para petani dan nelayan. Apabila telah terjadi hal tersebut, tentu perempuan dan anak-anak akan terkena dampaknya.

Padahal Islam sangat menjaga hak-hak rakyat berkaitan dengan ruang hidup mereka. Baik berupa tempat tinggal, maupun lahan tempat mereka mencari nafkah. Salah satunya yang terdapat dalam sebuah hadis riwayat At-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad bahwa “Siapa saja yang menghidupkan tanah mati maka tanah itu menjadi miliknya, dan tidak ada hak bagi penyerobot tanah yang dzalim (yang menyerobot tanah orang lain)”. Penguasa maupun Pengusaha juga tidak berhak mengambil secara semena-mena lahan yang menjadi tempat tinggal seseorang, sebagaimana hadist Nabi SAW, “Barangsiapa yang mengambil sejengkal tanah bumi yang bukan haknya, niscaya ditenggelamkan ia pada hari kiamat sampai ke dalam tujuh lapis bumi.” (HR. Bukhari).

Oleh karena itu, dengan segelintir aturan Islam tersebut, perempuan dan generasi akan merasa nyaman dan tenteram dalam berkehidupan sehari-hari. Tidak ada hak-hak mereka yang dirampas baik berupa rasa aman dan nyaman. Seorang ibu dapat menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga serta pendidik generasi, dan anak-anak mereka dapat mengeyam pendidikan dengan tenang tanpa khawatir akan ruang hidup mereka yang terancam. Seorang ayah pun dapat mencari nafkah dengan leluasa sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.

Narasumber kedua menutup materinya dengan mengajak para audien untuk sama-sama berjuang mewujudkan institusi yang dapat memelihara ruang hidup bagi masyarakat termasuk di dalamnya bagi para perempuan dan generasi, yakni Khilafah Islam sebagaimana yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah SAW. Institusi inilah yang kemudian dapat menerapkan Syariat Islam sebagai aturan hidup manusia secara individu, bermasyarakat, maupun bernegara.

Seusai materi berlalu, host memberikan tiga (3) kesempatan kepada peserta acara untuk dapat menanyakan hal-hal berkaitan dengan materi kepada kedua narasumber. Sesi tanya jawab pun berlangsung hangat dan antusias dari para peserta dengan diajukannya berbagai macam pertanyaan yang menarik. Semua pertanyaan telah dijawab dan dibahas oleh narasumber secara memuaskan.

Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan komitmen bersama untuk secara serentak menolak kebijakan-kebijakan oligarki yang menjadi sumber malapetakan terampasnya ruang hidup manusia, serta menyatakan bahwa hanya sistem politik Islam lah satu-satunya solusi hakiki bagi terpeliharanya jaminan hidup perempuan dan generasi. Tak lupa komitmen tersebut juga mengajak seluruh kaum muslimin, terutama generasi muda untuk sama-sama berjuang dalam menerapkan Islam melalui pembinaan diri dan dakwah pemikiran Islam Kaffah.

Acara diakhiri dengan doa serta penutup. Para peserta pun larut dalam khidmatnya doa dengan khusyuk dan bersungguh-sungguh memohon pertolongan dari Allah SWT. Setelah usai berdoa, host menutup acara dan mengajak peserta untuk menjalani sesi foto bersama.

#KapitalismeSengsarakanUmat
#KhilafahPerisaiHakiki
#IslamSolusi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak