Paradoks Sikap Muslim di Pergantian Tahun



Oleh : Bunda Twins



Keadaan yang bertentangan dengan apa yang harusnya terjadi pada muslim dipergantian tahun tampak nyata.
Perayaan malam tahun baru yang biasanya identik dengan pesta kembang api, masyarakat di kota berbondong bondong untuk menyaksikan pesta kembang api yang diluncurkan pada detik detik pergantian tahu. Ada 9 lokasi pesta kembang api di ibu kota yaitu Monas, Ancol, Bandara HI, Gelora bung Karno, Kawasan SCBD , PIK 2, TMII, Kota tua dan JIExpo kemayoran. 
Selain di ibu kota perayaan pesta kembang api juga diadakan disetiap kota yang menjadi pusat keramaian seperti di kota Yogyakarta, warga memadati kawasan Tugu pal putih hingga Malioboro untuk menyaksikan malam pergantian tahun baru 2024.

Sementara gegap gempita perayaan tahu baru tidak bisa dirasakan warga palestina. 
Israel makin beringas menyerang warga Palestina di Jalur Gaza. Laporan terbaru menyebut pasukan Israel memaksa masuk ke area tengah dan selatan Gaza pada Sabtu (30/12) waktu setempat.
Menurut penuturan warga sekitar, serangan Israel dilancarkan menggunakan artileri berat. Sebelumnya, Israel menyatakan perang masih akan berlanjut hingga berbulan-bulan.

Serangan terbaru difokuskan di al-Bureij, Nuseirat, Maghazi, dan Khan Younis. Pesawat tempur Israel secara intens menyasar beberapa rumah sakit di Gaza dan melukai pasien Palestina.
Laporan Reuters dari informasi otoritas Hamas mengatakan bombardir Israel menewaskan 165 orang di Gaza selama 24 jam terakhir, dikutip Minggu (31/12/2023). Selain itu, ada 250 orang yang mengalami luka parah.

Kondisi memprihatinkan juga dialami saudara muslim Rohingya. 27/12/2023 insiden pemindahan paksa ratusan mahasiswa terhadap pengungsi  Rohingya di banda aceh menyisakan trauma dan ketakutan bagi korban. 
Secara terpisah, Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan, pemerintah pusat akan mengambil langkah pemindahan sementara para pengungsi Rohingya di Aceh.


Abainya Kaum Muslimin terhadap Urusan Umat karena Ikatan Nasionalisme 

Pesta kembang api ditengah penderitaan kaum muslim menunjukan bentuk abainya kaum musalim terhadap urusan umat. Disi lain seiring waktu sikap umat mulai kendor  dalam menyuarakan pembelaan terhadap palestina, aksi pemboikotan produk produk Yahudi dan sekutunya juga mulai mengendor. Umat muslim juga terpecah dalam menyikapi muslim Rohingya apalagi makin kuatnya pembungkaman oleh Meta pada akun yang menunjukan pembelaan terhadap Palestina. 

Sikap kaum muslim yang demikian merupakan cerminan rasa nasionalisasi yang tertancap kuat dibenak kaum muslim. Ikatan nasionalisme merupakan produk pemikiran barat yang sengaja diekspor ke negri kaum muslim agar mereka mencukupkan diri untuk mencintai wilayah mereka masing masing. Ikatan ini semakin diperkuat dengan pemecahan kaum muslim dalam bentuk Nation state. Nasionalisme membuat kaum muslim merasa aman jika tidak ada ancaman dan merasa heroik ketika gangguan datang, sehingga wajar ketika kaum muslim diikat dengan ikatan nasionalisme, pembelaan pada kaum muslim palestina hanya temporer karena pembelaan muncul dari rasa simpati dan empati. Ketika informasi terkait palestina tidak lagi masif pembelaan pun terhenti.


Umat Muslim Ibarat Satu Tubuh, karena Adanya Ikatan Aqidah 

Umat muslim harus terus menyadari bahwa mereka satu tubuh. Perasaan ini harus muncul karena ada dorongan aqidah islam bukan muncul karena sekedar rasa simpati dan empati maupun lainnya. Sehingga ikatan yang mengikat kaum muslimin adalah ikatan ukhuwah islamiyyah, ikatan yang akan membuat kaum muslim merasa terluka jika saudara dibelahan negri lain terzalimi.

Ini sebagai mana hadist Rosulullah SAW " Perumpamaan kaum mukmin dalam hal saling cinta kasih sayang dan simpati diantara mereka seperti satu tubuh, jika salah saatu orgn sakit maka seluruh tubuh demam dan tidak bisa tidur. (HR Muslim dan Ahmad). 

Realisasi rasa sakit tersebut akan mengantarkan sikap pembelaan, pertolongan. Dan pertolongan yang nyata dari saudara muslim kepada saudara mukmin lainnya yang tengah tertindas dan terzolimi. Secara individu pembelaan dan pertolongan bisa dilakukan dengan aktivitas aktivitas personal. Terkait masalah kezoliman yang dialami oleh kaum muslim palestina sebagai individu upaya saat ini memang bisa dilakukan dengan mengirimkan bantuan kemanusiaan, namun pertolongan ini tidak cukup dan bukan solusi hakiki sebab yang terjadi bukan karena kemanusiaan,namun penjajahan yang dilakukan oleh Yahudi dan sekutunya kepada kaum muslim, maka yang mereka butuhkan adalah bantuan tentara untuk  mengusir penjajah Yahudi. Kaum muslim wajib berjihad membela saudaranya di palestina, hanya saja organisir pasukan tidak akan mungkin terjadi kecuali diatur oleh sebuah negara. 

Begitu pula terkait kasus muslim Rohingya mereka butuh diberi bantuan perlindungan, diedukasi, diberi suwaka karena mereka telah menjadi korban genosida rezim Miyanmar. Tindakan tersebut tidak bisa dilakukan kecuali oleh negara. Sehingga pembalasan kebiadaban rezim Miyanmar  hanya bisa dilakukan oleh sebuah negara. 

Dan negara yang bisa menyelamatkan kaum muslim di mana pun berada adalah Daulah khilafah sang perisai umat. 
Rosulullah SAW bersabdah "Sesungguhnya seorang imam (penguasa) itu (bagaikan) perisai. Orang orang yang berperang dibelakangnya dan juga berlindung dengannya, maka jika ia memerintah ( berdasarkan) taqwa kepada Allah Ta'ala, berlaku adil maka baginya pahala. Akan tetapi jika memerintah tidak dengan (taqwa kepada Allah dan tidak berlaku adil) maka ia akan mendapatkan balasannya. (HR Muslim)

Imam Anawawi menjelaskan bahwa perisai bermakna pelindung bagi orang orang dibelakangnya karena seorang imam menjadi sebuah perisai yang melindungi kaum muslim dari musuh musuh mereka. Perlindungan tersebut dilakukan dengan mengorganisasi tentara, menjaga perbatasan serta menyerukan jihad fi sabilillah. 

Dengan demikian agar tepat merealisasikan hadist Rosulullah tentang kaum muslimin ibarat satu tubuh, sejatinya umat islam membutuhkan Khilafah untuk menjaganya. Khilafah adalah institusi negara warisan Rosulullah yang menjadi pelindung dan pembela kaum muslim dimana pun. Sehingga jika ada khilafah ditengah tengah umat, Khilafah mengorganisir pasukan untuk dikirim ke palestina untuk berjihad mengusir yahudi, mengirimkan pasukan untuk berjihad kepada rezim Miyanmar sebagai balasan kebiadaban mereka terhadap muslim Rohingya dengan begitu kaum muslim akan selamat dari penindasan dari siapa pun dan di bumi mana pun. 

Wallahu a'lam bish-shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak