Antre BBM, Bukti Lemahnya Pengurusan Penguasa



Oleh : Daliyem
(Therapis Thibun Nabawi)


 
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pagaralam, truk dan fuso membuat macet karena antrean memakan separuh badan jalan. Antre kendaraan didominasi kendaraan besar jenis truk dan fuso ini sudah terjadi sejak dua bulan terakhir. Kondisi antre kendaraan untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kota Pagaralam ini dikeluhkan pengguna jalan. Akibat antrian tersebut sering terjadi penumpukan kendaraan yang menyebabkan macet. 

Berdasarkan pantauan dari tribunsumsel.com (19/12/2023), di kawasan Karang Dalo hampir separuh kendaraan yang antre merupakan kendaraan dengan tonasi tinggi seperti truk dan fuso. Akibatnya, saat ada dua kendaraan yang berpasan, salah satu kendaraan terpaksa keluar dari badan jalan. Apa yang dilakukan para sopir yang mengantre BBM sangat meresahkan warga karena terjadi kemacetan panjang di jalan-jalan. Hal ini disebabkan terjadinya kesulitan dalam memperoleh BBM, khususnya jenis solar. 

Jika dikatakan akhir-akhir ini produksi minyak negeri ini menurun secara drastis sedangkan konsumsi terhadap bbm semakin meningkat. Lalu pertanyaannya mengapa semua itu bisa terjadi. Negara sebagai pengelola urusan rakyat, harusnya mampu memberikan solusi tuntas pada persoalan yang dihadapi rakyat di negeri ini. Sudah bukan jadi rahasia umum, terjadinya kerjasama antara para pengusaha dengan pejabat dengan berbagai alibi seakan pertamina mengalami kerugian drastis, tetapi kenyataannya para pejabat dan jajarannya memiliki tingkat taraf hidup sosial yang glamour. 

Begitulah, jika negara menerapkan sistem kapitalisme yang hanya menjaga kepentingan dan kesejahteraan para pengusaha dan kroninya. Negara dengan sistem kapitalisme justru menjadi para perantara (regulator) antara rakyat sebagai konsumen dan para pengusaha sebagai penjual. Kesejahteraan yang diharapkan rakyat hanyalah kebahagiaan yang semu. Berharap dengan yang semu sama halnya bunuh diri secara perlahan. Di satu sisi mereka mengobral janji, di sisi lain mereka mengingkarinya.

Berbeda dengan sistem Islam yang mulia, sistem yang menerapkan aturan Allah SWT. secara sempurna dalam kehidupan hingga jaminan kesejahteraan dan jaminan perlindungan akan terealisasi dalam kehidupan. Ketika Allah SWT. telah mengamanahkan sebuah tanggung jawab terhadap seorang Khalifah, maka Khalifah akan menjaga amanah tersebut karena segala sesuatu akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT. kelak di yaumil hisab.

Negara hanya berkewajiban mengelola BBM sebagai barang tambang, dan membagikannya kepada rakyat secara gratis. Mengingat dalam sebuah hadist Rasulullah SAW., ”Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad). Dari sini jelas adanya keharaman jika para penguasa yang diberi mandat oleh Allah SWT untuk menjadi pelindung sekaligus sebagai pengurus, namun malah berhubungan dengan rakyatnya layaknya penjual dengan pembeli. Bahkan, tidak memikirkan bagaimana solusi dari kelangkaan BBM dan apa penyebabnya.


Dalam pandangan syariat, Nabi Muhammad SAW. telah mengingatkan umatnya agar menjauhi perkara zalim. Rasulullah menyampaikan pesan khusus kepada para pejabat agar berlaku adil dan amanah. Dalam suatu hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Beliau berdoa, ”Ya Allah, siapa saja yang memimpin (mengurus) urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah dia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia”. (HR. Muslim No 1828).

Harusnya setiap penguasa mampu memahami doa Rasulullah SAW. Jika kita sudah menyadari keburukan, kecacatan, dan kerusakan dari sistem Demokrasi kapitalis tentunya wajib kita campakan dan kita ganti dengan sistem Islam mulia yang datangnya dari Allah SWT dan pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW kemudian digantikan oleh para Khalifah selama 14 abad lamanya dan berhasil menguasai 2/3 dunia.

Sungguh, masa keemasan Islam pernah mengukir sejarah peradaban dunia dengan keadilan yang merata. 
Memberikan kesejahteraan dan memberikan jaminan bagi rakyatnya. Semua rakyat diperlakukan sama di hadapan syariat. Negara dalam sistem Islam akan terus memberikan kasih sayangnya tanpa membedakan agama, suku, warna kulit, ataupun kasta. 

Begitu adilnya negara yang menerapkan syariat Islam secara kafah. Dan karena dorongan keimanan, para penguasa akan mengatur segala urusan hidup rakyatnya termasuk dalam hal pengelolaan sumber daya alam, distribusi BBM. Dari hulu hingga ke hilir akan penuh dengan pengurusan dan tanggung jawab.
Wallahu'alam bishshawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak