KDRT, Bagaimana Islam Memandangnya?



Oleh. Lilik Yani (Muslimah Peduli Peradaban)

Binatang buas tak tega membunuh anak-anaknya. Jika manusia dengan mudah membakar istri atau membunuh anak-anaknya, ada cerminan apa? Tak lagi adakah hati nurani di tubuhnya? Sudah butakah hatinya hingga gelap mata? Di manakah peran pemimpin negeri itu hingga KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga) tak ada habisnya?

Dilansir dari Kompas.com - Jali Kartono membakar istrinya sendiri, Anie Melan, di kediaman pribadinya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, karena cemburu buta. “Peristiwa ini bermula saat pelaku mengetahui ada pesan singkat antara sang istri dengan pria idaman lain,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro saat jumpa pers di kantornya, Senin (4/12/2023). Jali yang tak mampu mengendalikan emosinya kemudian mengambil jerigen berisi bensin secara spontan.

Republika.co.id — Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel, menilai kasus pembunuhan terhadap empat anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan merupakan pembunuhan berncana terhadap anak. Ia pun mendorong agar pelaku yang merupakan ayah kandung korban, yakni Panca Darmansyah (40 tahun), agar dihukum mati.

Ia mengatakan, apabila pelaku tidak mengalami masalah gangguan mental atau waras, pelaku sebaiknya dijatuhkan hukuman mati. Terlebih, dalam kejadian ini sudah tidak cukup lagi disebut sebagai kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). (10/12/23)

Apa Penyebab Terjadinya KDRT?

Ada banyak faktor penyebab KDRT mulai dari ekonomi, psikologis, sosial budaya dan pengalaman masa lalu. Adapun salah satu faktor pemicu kekerasan dalam rumah tangga yaitu perselingkuhan. Masalah memuncak ketika pasangan terbukti bermain di belakang dan kekerasan dijadikan sebagai solusinya.

Kekerasan dalam rumah tangga sering terjadi dalam hubungan antara suami-istri. Bisa menimpa orang tua, anak, lanjut usia atau pekerja rumah tangga. KDRT merupakan kekerasan berbasis gender yang merugikan korban secara fisik, melanggar hak asasi manusia dan merugikan korban secara fisik, sosial, mental dan ekonomi.

KDRT termasuk kekerasan berbasis gender yang terjadi dalam ranah personal. Kekerasan ini banyak terjadi dalam hubungan relasi personal, di mana pelaku merupakan orang yang dikenal baik serta dekat dengan korban.

Tindakan KDRT mencakup ancaman, paksaan atau pembatasan yang tidak sesuai hukum serta terjadi dalam konteks kehidupan keluarga. KDRT terjadi karena rendahnya kemampuan anggota keluarga untuk beradaptasi satu sama lain dan pelaku memiliki kekuasaan. Pelaku menggunakan kekuatannya untuk dominasi serta eksploitasi terhadap anggota keluarga lebih lemah.

Kekerasan dalam rumah tangga muncul sebagai dampak intervensi lingkungan di luar keluarga yang mempengaruhi keluarga. Terutama orangtua atau kepala keluarga dan tercemin dalam perlakuan eksploitatif kepada anggota keluarga.

Apa yang Bisa Diupayakan untuk Mencegah KDRT?
1. Bertoleransi antar pasangan
agar hubungan tetap berjalan dengan baik. Kedua belah pihak perlu menunjukkan kedewasaan dan belajar menoleransi ketidaksempurnaan satu sama lain. Toleransi merupakan salah satu bentuk strategi pencegahan KDRT. Tolernsi harus diberikan kepada asisten rumah tangga, anak-anak dan anggota rumah tangga lainnya.

2. Menjaga Komunikasi
Dalam suatu hubungan, intoleransi, kecemburuan dan sifat pemarah merupakan pemicu terjadinya KDRT. Berkomunikasi dengan baik bisa menjadi salah satu solusi tepat untuk KDRT. Sebaiknya bicarakan apa yang Anda dan pasangan inginkan lalu buat komitmen yang bisa disetujui secara adil.

3. Meminta Bantuan Profesional
Ada banyak profesional yang lebih mengetahui mengenai bagaimana menangani korban kekerasan dalam rumah tangga. Jika Anda merupakan orang yang mengalami segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga maka bisa mempertimbangkan segera bertemu dengan orang profesional untuk mendapat bantuan dan dukungan.

Penyebab KDRT bisa karena kondisi ekonomi, psikologis, faktor sosial budaya dan pengalaman masa lalu. Ketika salah satu pasangan dalam hubungan merasakan dorongan untuk mengendalikan atau mendominasi, kekerasan dalam rumah tangga bisa terjadi.

Bagaimana Islam memandang KDRT?

Dalam agama Islam, KDRT adalah perbuatan yang dilarang dan harus dihindari. Di mana setiap pasangan suami istri, hendaknya membangun hubungan rumah tangga yang harmonis dan penuh kasih sayang. Bukan hanya perintah, namun Islam juga memberikan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah KDRT.

Cara mencegah KDRT dalam Islam ini dilakukan dengan mengingat hukum, mengikuti teladan Rasulullah, menanamkan rasa empati, dan saling menghormati. Bukan hanya itu, mempraktikkan sikap jujur, terbuka, dan setia kepada pasangan juga termasuk hal penting yang dapat mendukung keharmonisan rumah tangga.

Dilansir dari NU Online, berikut kami merangkum cara mencegah KDRT dalam Islam yang perlu diperhatikan.

1). Pahami Hukum

Cara mencegah KDRT dalam Islam yang pertama harus dilakukan adalah memahami hukum. Pahami bahwa Allah melarang untuk menyakiti, melukai, dan menzalimi setiap makhluk ciptaannya, termasuk sesama manusia. Berbagai hal ini adalah tindakan haram yang harus dihindari.

Selain itu, bagi laki-laki juga harus memahami bahwa kaum pria memiliki bentuk fisik dan tenaga yang lebih besar dan kuat dibandingkan perempuan. Kekuatan ini selayaknya digunakan untuk melindungi kaum yang lemah, dalam hal ini perempuan dan anak. Bahkan, seorang istri dan anak dalam keluarga adalah sebuah anugerah, sehingga jika suami menyakiti keduanya maka akan semakin besar dosa yang didapatkan.

2)Meneladani Rasulullah

Cara mencegah KDRT dalam Islam berikutnya yaitu meneladani Rasulullah SAW. Seperti diketahui, Rasulullah adalah sosok laki-laki mulia yang tidak pernah sekalipun menyakiti istri, anak, cucu, pembantu rumah tangga, bahkan kucing.

Dalam hal ini, Rasulullah selalu menyelesaikan setiap masalah dalam rumah tangga dengan tenang dan damai, tanpa tindakan-tindakan kekerasan yang dapat merugikan salah satu pihak. Bahkan masalah besar sekalipun, Rasulullah selalu mengutamakan jalan yang baik untuk mendapatkan ridho Allah.

3) Setiap Orang Bukan Objek Kekerasan

Cara mencegah KDRT selanjutnya adalah memahami bahwa setiap orang tidak layak menjadi objek kekerasan. Anda perlu menyadari bahwa setiap orang berhak untuk hidup dengan aman, tenang, dan damai serta tidak layak sedikitpun disakiti dan dilukai. Di mana setiap pasangan laki-laki dan perempuan dalam sebuah pernikahan harus saling menghormati dan memuliakan satu dengan yang lain.

4). Menanamkan Empati

Menanamkan rasa empati juga termasuk salah satu cara mencegah KDRT dalam Islam yang penting untuk dilakukan. Sebagai manusia, tentu setiap orang tidak ingin disakiti dan dizalimi. Dengan begitu, terapkan pola pikir ini kepada orang lain, dalam hal ini pasangan.

Jika Anda tidak ingin disakiti, maka janganlah menyakiti pasangan. Sebaliknya, bersikaplah untuk saling menghormati, menghargai, dan berempati satu dengan yang lain. Dengan begitu, niat atau keinginan untuk menyakiti pasangan bisa lebih mudah dicegah.

5). Jujur dan Terbuka

Cara mencegah KDRT dalam Islam selanjutnya yaitu bersikap jujur dan terbuka. Ini juga menjadi hal penting, bahwa setiap pasangan suami istri harus saling jujur dan menerapkan komunikasi terbuka. Dengan dua hal ini, berbagai masalah yang dapat terjadi bisa diminimalisir.

Selain itu, setiap pasangan juga harus membiasakan diri untuk berkata baik dan lembut kepada pasangan. Jika dalam kondisi marah atau emosi, lebih baik tenangkan diri terlebih dahulu. Selanjutnya, bangun komunikasi dua arah agar masalah dapat diatasi dengan baik. Hindari mengeluarkan kata-kata buruk dan kasar terhadap pasangan.

6). Utamakan Musyawarah

Cara mencegah KDRT dalam Islam berikutnya dilakukan dengan mengutamakan musyawarah. Setiap masalah yang terjadi dalam rumah tangga memang tidak dapat dihindari. Namun, ini tidak akan menjadi masalah besar, jika Anda selalu mengutamakan musyawarah dan mufakat bersama pasangan untuk mencapai solusi yang baik.

Dengan membangun dialog yang terbuka dan penuh belas kasih, Anda bisa saling memahami kondisi satu dengan yang lain. Selanjutnya, cari jalan keluar yang baik dan adil untuk semua pihak. Tentu jika diterapkan secara terus menerus, cara ini dapat mencegah tindakan KDRT yang tidak diinginkan.

7)Kerasan Bukan Solusi

Cara mencegah KDRT dalam Islam yang terakhir yaitu dengan menyadari bahwa kekerasan bukanlah solusi. Dengan kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah, justru membuat masalah semakin besar dan banyak kerugian yang didapatkan. Dari pihak korban, kekerasan dapat melukai fisik dan mental seseorang. Dari pihak pelaku, kekerasan dapat membawa Anda pada konsekuensi hukum yang berat.

Sementara dari sisi rumah tangga, kekerasan akan membuat suatu keluarga menjadi rusak bahkan cerai berai. Dengan begitu, selalu ingat bahwa kekerasan bukan solusi untuk menyelesaikan masalah. Selalu utamakan dialog terbuka untuk mencapai mufakat yang baik dan adil bagi semua pihak.

Pentingnya Pemimpin Islam untuk Memastikan Aturan Islam Diterapkan

Aturan yang baik jika tidak diterapkan, atau diterapkan tapi ala kadarnya maka tidak akan memberikan hasil yang baik. Islam sudah memaparkan trik-trik yang harus dilakukan agar KDRT bisa dicegah. Hanya saja perlu ada yang mengawasi dan memastikan aturan  tersebut diterapkan.

Jika perlu ada sanksi jika ada yang melanggar aturan. Sanksi diterapkan oleh pemimpin Islam peduli umat. Sanksi dimaksud untuk membuat jera bagi pelakunya, dan tidak dilakukan oleh umat lainnya.

Dalam hal ini, kewajiban pemimpin untuk membuat umat merasakan aman dan sejahtera karena dilindungi keamanannya, dicukupi kebutuhannya, hingga bisa menjalankan aktivitas dan kewajiban dengan nyaman.

Wallahualam bissawwab




Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak