Fenomena Bunuh Diri pada Anak, Buah sistem Sekuler Kapitalis*




Oleh: Nurmalasari
(Aktivis Muslimah Purwakarta)



Gadget adalah salah satu alat media sosial yang paling di gemari untuk kalangan mile saat ini. Alat media yang simple bisa di bawa kemana saja. Akan tetapi pemakaian gadget untuk saat ini, membuat kalangan mile menjadi lupa waktu, bahkan ada pula yang menjadi candu.

Mereka rela untuk melakukan apapun agar di belikan gadget untuk menjelajah dunia maya dan bermain game sesuka hatinya. Mirisnya, ketika orang tua menesehati agar jangan terus menerus bermain gadget, banyak anak yang nekad melakukan hal-hal di luar nalar.

Seperti halnya seorang bocah di Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Korban ditemukan sudah tidak bernyawa di dalam kamarnya, Rabu (22/11). Aksi nekad bocah SD itu diduga dipicu karena dilarang bermain HP. (Detik Jateng, 23/11/2023)

Kasus bunuh diri ini, ternyata bukan hal yang baru di kalangan anak-anak. Pemerintah mencatat, setidaknya ada 20 kasus bunuh diri anak-anak sejak Januari 2023. Hal itu disampaikan Deputi bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA). Para korban bunuh diri merupakan anak-anak berusia di bawah 18 tahun. Menurutnya, kebanyakan mereka yang bunuh diri disebabkan oleh depresi.(RRI.co.id, 23/11/2023)

Bunuh diri sudah menjadi fenomena di tengah masyarakat. Anak di bawah umur yang menjadi pelaku terbanyak untuk saat ini. Candu terhadap HP, menjadikan emosional anak tidak terkontrol. Mereka mudah emosi, cenderung memaki, dan tak sungkan untuk menyakiti diri sendiri.

Sebenarnya apa yang menjadi penyebab anak di bawah umur melakukan hal tersebut? Dilihat dari umur mereka yang belum pantas untuk memikirkan hal yang sangat tidak pantas dilakukan. 

Peran keluarga, masyarakat dan negara sangat berperan penting dalam menangani kasus bunuh diri ini. Tapi sayangnya di dalam sistem sekuler kapitas ini mengeliminasi peran dari ketiga tersebut.

Banyaknya kalangan yang sudah berkeluarga tetapi diawal pernikahan mereka belum mempunyai kesiapan, sehingga ketika mempunyai keturunan, mereka tidak mampu memberikan pengasuhan yang baik menurut Islam.  

Seorang ibu yang seharusnya menjadi madrasatul ula untuk anak-anaknya, kini peran tersebut di abaikan dikarenakan trand wanita yang disibukkan untuk bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan konsumtif mereka. Materi yang menjadikan tujuan hidup dan Liberalisme yang mendukung seseorang untuk bebas bertingkah laku dan bebas berpemilikan. Sehingga anak menjadi korban dalam pengasuhan.

Selain itu masyarakat sekarang adalah masyarakat sekuler kapitalis, yang indentik dengan individualisme. Masyarakat cenderung membiarkan dan masa bodoh terhadap masyarakat yang lain. Membiarkan anak mengakses vidio-vidio atau konten-konten yang merusak kepribadiannya. Sehingga anak pun tumbuh menjadi individu yang liberal dan materialistis.

Peran terbesar dalam kasus bunuh diri adalah peran negara. Karena negara bertugas melindungi masyarakat, mengatur sistem pendidikan negeri, mengatur media yang di akses masyarakat.

Akan tetapi banyaknya anak yang bebas dalam melihat konten-konten yang tidak bermanfaat. Seperti cara bunuh diri, cara membuli masih sangat mudah untuk di akses. Tontonan yang mudah di akses membuat anak mudah untuk meniru dan mempraktekkan apa yang didalam vidio tersebut. Semua ini menandakan memang negara gagal dalam melindungi umatnya.

Berbeda apabila sistem Islam di tegakkan di negeri ini, negara Islam akan menjadikan Al-Qur'an dan Al hadits sumber satu-satunya, aturan yang mengatur individu, masyarakat maupun negara.

Bunuh diri adalah hal yang sangat di benci Allah SWT. Sehingga hukuman dan balasan bagi bunuh diri sangat jelas. Allah SWT dalam surah An Nisa ayat 29 melarang manusia untuk membunuh diri sendiri, hal itu dikarenakan Dia menyayangi para hamba-Nya.

Artinya: "Barang siapa membunuh dirinya sendiri dengan sesuatu, maka nanti pada hari kiamat ia akan disiksa dengan sesuatu itu." 

Dan barang siapa membunuh dirinya dengan menggunakan racun maka racun yang berada di tangannya akan ia rasakan selama-lamanya di neraka jahanam. Dan barang siapa menjatuhkan diri dari puncak gunung sehingga ia meninggal dunia maka ia akan dijatuhkan di neraka jahanam selama-lamanya." (HR Bukhari dan Muslim)

Abu Hurairah meriwayatkan pula bahwa Nabi SAW bersabda, "Orang yang mencekik lehernya maka ia akan mencekiknya pada hari kiamat, dan orang yang menusuk dirinya maka ia akan menusuknya di neraka." (HR Bukhari)

Dalam sistem islam, keluarga akan menjalankan perannya dengan baik, sehingga tumbuh kembang anak terpantau dengan baik dengan mengasuh, mendidik dan menyanyangi anak.

Peran masyarakat pun akan di ikut sertakan dalam mengontrol pergaulan anak di masyarakat dengan cara mengamal Ma'aruf nahi mungkar.

Peran negara yang sangat penting untuk mengontrol pendidikan yang akan di dapatkan oleh anak. Memilah konten-konten yang bermanfaat untuk mental dan tumbuh kembang anak. Memblokir konten-konten yang tidak sesuai dengan syariat.

Semoga sistem Islam segera berdiri sehingga fenomena bunuh diri pada anak tidak lagi terjadi dan masa depan anak menjadi cemerlang, terhindar dari pengaruh-pengaruh media sosial yang menyesatkan.


Wallahualam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak