Oleh : Hasna Hanan
Dalam paparan terkait tema keluarga, Hasto menjelaskan bahwa pembangunan keluarga adalah pondasi utama tercapainya kemajuan bangsa. BKKBN kemudian mendefinisikan pembangunan keluarga itu adalah untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas, yang hidup dalam lingkungan yang sehat.
Namun pada faktanya sebagaimana dilansir dari REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr dr Hasto Wardoyo, SpOG(K), menyoroti tingginya angka perceraian di Indonesia. Menurutnya, penyebab utama tingginya angka perceraian karena toxic people.
Hasto mengatakan bahwa sejak 2015 angka perceraian meningkat pesat. Pada tahun 2021 jumlahnya mencapai 581 ribu keluarga yang bercerai, sedangkan jumlah pernikahan setahun 1,9 juta.
Oleh karenanya Indonesia Emas 2045 menjadi tantangan serius karena ada batu loncatannya, tahun 2030 harus terlampaui dengan baik, seperti tidak ada yang kelaparan, tidak ada kemiskinan ekstrem, dan stunting seharusnya sudah turun jauh. Kemudian, angka pendidikan harus bagus,
Sementara itu Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang stagnan di kisaran 5% dalam dua dekade terakhir. Menyebabkan peluang Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045 gagal.
Bagaimana mungkin sebuah negara maju bertumpu pada pembangunan keluarga, yang pada kenyataannya kehidupan keluarga hari ini dalam sistem kapitalis banyak mengalami persoalan dari perceraian dengan sebab yang beraneka ragam mulai masalah ekonomi, perselingkuhan, pendidikan, dll
Keluarga hanyalah institusi terkecil dari negara yang keberadaannya mengikuti sistem yang dijalankan dalam negara, baik buruknya kehidupan dalam keluarga bergantung pada bagaimana negara mengurusi per individu kebutuhan dalam keluarga tersebut, apakah kebutuhan pokok mereka terpenuhi selama ini, sandang, papan, pangan nya, juga pendidikan dan kesehatan.
Bila pengurusan negara buruk maka akan berimbas pada kualitas pembangunan keluarga, misal dari perekonomian jika harga sembako naik itu akan mempengaruhi kondisi keluarga dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kebutuhan pangan nya, pun ini juga berimbas pula pada kenaikan transportasi, biaya pendidikan, kesehatan dllnya
Padahal sebagian besar masyarakat Indonesia ekonominya pada level bawah dan menengah keatas, sedangkan kehidupan mewah dikuasai mereka pemilik modal yang hanya 1% menguasai sektor perekonomian Indonesia para cukong oligarki.
Dalam masalah pendidikan Pada tahun 2022 tercatat kemampuan bertahan siswa dalam sistem persekolahan masih rendah, Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang SMA/SMK/MA/Sederajat sebesar 85,49 persen, namun angka penyelesaian pendidikannya hanya 66,13 persen. Sebagian besar anak yang tidak menyelesaikan sekolah, terpaksa melepas kesempatan bersekolah karena kesulitan biaya sekolah (24,87 persen) dan bekerja/membantu mencari nafkah (21,64 persen).
Belum lagi imbas ekonomi tersebut juga memunculkan pula Dekadensi moral kian meningkat dan bahkan tingkah polah anak-anak generasi hari ini sudah sangat jauh dari agama. Indonesia yang memiliki budaya timur, tapi mereka tak lagi mengenal apa itu budaya ketimuran yang memiliki kekhasan pada adab dan tingkah laku yang luhur dan merupakan cerminan dari agamanya. Generasi hari ini mudah tersulut emosi dan melakukan tindakan anarkis yang membahayakan orang lain bahkan telah menjadi pelaku kriminal yang sadis.
Keharmonisan keluarga dipertaruhkan hari ini dengan sistem kapitalisme sekuler yang menjadikan badai itu tidak bisa berlalu, ketahanan keluarga yang diharapkan mampu untuk memajukan negara adalah pernyataan yang keliru dan salah karena itu memang bukan akar persoalannya, tapi hanya sebagian persoalan cabang yang jadi PR besar dalam menyelesaikannya.
Ditambah lagi ambisi negara meloloskan diri dari middle-income trap atau perangkap pendapatan menengah, yakni suatu keadaan negara yang sulit untuk menjadi negara maju. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa minimum income Indonesia itu harus sekitar Rp10 juta per bulan.
Sayangnya, ekonom Indef Nailul Huda mengatakan bahwa saat ini rata-rata gaji pekerja di tanah air hanya Rp3 juta. Data BPS Februari 2023 menunjukkan upah buruh tertinggi berasal dari sektor real estate (Rp4,62 juta/bulan), sedangkan rata-rata upah buruh terendah nasional dari sektor jasa (Rp1,79 juta/bulan) dan rata-rata upah buruh nasional sebesar Rp2,94 juta. Ini belum bicara sektor informal yang banyak dari mereka digaji hanya Rp500 ribu/bulan.
Oleh sebab itu, banyak pakar ekonomi mengatakan seharusnya pemerintah fokus kepada pengentasan kemiskinan dan ketimpangan alih-alih berambisi menjadi negara maju.
Kemajuan Negara Kembali Pada Sistem Islam Solusinya
Kapitalisme menjadikan posisi negara terus bergantung kepada negara lain. Dunia yang kini dikuasai sistem ekonomi kapitalisme memiliki asumsi bahwa sebuah negara akan bisa mengubah nasibnya jika ia bergantung pada negara lain. Dengan bergantung pada negara maju, negara miskin dan negara menengah merasa akan mampu menjadi negara maju dengan bantuan alias suntikan dana, baik utang ataupun investasi, akan melahirkan pertumbuhan ekonomi yang nantinya akan berpengaruh terhadap kesejahteraan rakyat.
Padahal Indonesia memiliki SDA alam yang melimpah untuk menjamin kesejahteraan rakyat yang didalamnya terdapat institusi terkecil keluarga, yang menjadi tanggung jawab negara, kemana SDA tersebut mengalir?
Inilah sistem kapitalisme telah menjadikan negara kehilangan fungsi utamanya, yaitu mengurusi urusan rakyatnya. Sistem ini menjadikan swasta yang memegang kendali. Alih-alih dikelola negara untuk kepentingan rakyat, pada faktanya kepemilikan dan pengelolaannya malah diberikan pada perusahaan asing.
Islam menjadikan sebuah negara bervisi menjadi negara adidaya yang dengannya ia akan mampu mengatur dunia sesuai dengan syariat Islam. Pemasukan kas negara (baitulmal) yang begitu besar dari pengelolaan SDA meniscayakan hal demikian. Semua rakyat sejahtera di bawah pengurusan penguasa yang amanah. Persoalan kemiskinan, stunting, kelaparan, atau pengangguran pun akan mampu terselesaikan.
Dari sinilah akan lahir ketahanan keluarga yang baik. Keluarga yang sejahtera akan melahirkan anak yang sehat dan cemerlang. Ditambah ibu yang tidak disibukkan dengan pencarian nafkah, menjadikan pengasuhan optimal dilakukan. Lahirlah anak yang kuat mental dan siap mengarungi kehidupan dan bermanfaat bagi umat.
Hanya dalam sistem Islam(Khilafah) yang menjadikan sebuah negara itu tidak hanya maju dalam seluruh sektor pembangunan, tapi juga menjadi negara super power, adidaya yang disegani seluruh dunia serta menjadi mercusuar peradaban dunia yang agung, semua itu dibangun atas dasar Aqidah yang terpancar darinya sistem kehidupan yang menyelesaikan seluruh problematika kehidupan manusia.
Wallahu'alam bisshawab