Transformasi Kesehatan demi Tercipta Masyarakat Berkualitas


Oleh. Lilik Yani (Muslimah Peduli Peradaban)


Masyarakat berkualitas baik kesehatan maupun kecerdasan sangat dibutuhkan untuk kebangkitan suatu bangsa. Sudahkah dilakukan di negeri tercinta?

Liputan6.com, Jakarta - Saat peringatan Hari Kesehatan Nasional, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan pandemi COVID-19 memberikan hikmah yang dipetik oleh banyak negara yaitu memiilki arsitektur kesehatan yang kuat.

Efek pandemi mengakibatkan banyak trauma, ketakutan luar biasa hingga ancaman pada sektor kesehatan yang terjadi berefek domino pada sektor sosial dan ekonomi masyarakat. Sebagian negara sampai saat ini masih berjuang untuk memulihkan luka, dari sisi ekonomi dan kapasitas fiskal/Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang timbul akibat pandemi COVID-19.

"Indonesia termasuk beruntung, kita bisa pulih relatif cepat dan kuat karena APBN bekerja luar biasa keras sebagai shock absorber,” tulis Sri Mulyani.

Sri Mulyani menyampaikan, hikmah yang dipetik oleh banyak negara dari peristiwa ini adalah pentingnya memiliki arsitektur kesehatan yang kuat sebagai bekal menghadapi pandemi COVID-19 pada masa mendatang. Hal ini sebagaimana diangkat pula menjadi inisiatif dalam Presidensi G20 Indonesia tahun lalu dan Keketuaan ASEAN Indonesia pada 2023.

"Transformasi kesehatan menjadi kunci penting dan ini adalah sesuatu yang telah, sedang, dan akan terus kita upayakan agar Indonesia telah melangkah maju. Selamat Hari Kesehatan Nasional,” tulis dia.

Tantangan yang dihadapi dalam digitalisasi layanan kesehatan, antara lain masalah interoperabilitas, masalah keamanan, dan peraturan yang kompleks.

Namun, ekosistem digital memberikan solusi untuk mengatasi tantangan ini dengan menghubungkan dan mengoordinasikan sistem dan data perawatan kesehatan secara aman.

Transformasi Kesehatan untuk Indonesia Maju

'Transformasi Kesehatan untuk Indonesia Maju’ adalah tema yang diangkat Hari Kesehatan Nasional  2023. Namanya Indonesia maju 
tentu membutuhkan SDM yang berkualitas. Namun sayangnya saat ini masih banyak  persoalan Kesehatan yang menghambat terwujudnya SDM berkualitas, seperti tingginya stunting dan kemiskinan.

Bagaimana bisa tercipta SDM berkualitas jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi. Harga-harga kebutuhan pokok yang mahal, terutama kebutuhan utama yaitu beras, mengakibatkan daya beli hingga makan apa adanya. Tidak berfikir bergizi asalkan kenyang masih bisa bertahan hidup.

Selain itu mahalnya layanan Kesehatan dan kualitas layanan Kesehatan yang masih jauh dari harapan. Masyarakat cukup terbantu dengan adanya pelayanan BPJS yang gratis. Namanya saja gratis jadi ya apa adanya, tidak semua jenis penyakit dicover BPJS.

Dalam pelayanan BPJS kesehatan pengobatan pun yang didapatkan berbeda. Obat jenis generik yang diberikan bukan paten. Ada sebagian masyarakat yang alergi karena kandungan obat berbeda. Jadi bukannya sembuh justru menimbulkan efek samping penyakit lainnya yang ditimbulkan.

Untuk itu kebutuhan urgent yang dibutuhkan masyarakat adalah 
transformasi Kesehatan yang seharusnya lebih mengarah pada terselesaikannya persoalan Kesehatan yang belum terselesaikan dulu, dan bukan memprioritaskan transformasi ekosistem digital.

Sungguh semua orang ingin serba instant, tanpa memperhatikan 
proses bagaimana caranya agar masalah-masalah kesehatan yang selama ini perlu penanganan serius. Mengapa tidak menangani dulu bagaimana meningkatkan gizi masyarakat agar memiliki kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit.

Kemudian memperbaiki gizi buruk yang menimpa anak-anak agar masalah stanting teratasi. Mereka adalah generasi masa depan yang akan melanjutkan estafet perjuangan. Akankah dibiarkan kurang gizi bahkan gizi buruk tanpa ada perhatian khusus untuk segera menangani?

Bagaimana bisa memiliki otak cerdas yang bisa berfikir cepat mengatasi segala masalah kehidupan sedangkan dirinya sendiri tak berdaya untuk menegakkan tubuh akibat kekurangan gizi? 

Mana mungkin tercetak pemimpin tangguh jika otak cerdas belum terbentuk, mental pemimpin tangguh yang siap dihadang segala masalah dari segala penjuru. Semua itu perlu jiwa-jiwa tangguh yang siap menghadapi segala persoalan negeri.

Tak perlulah dulu berfikir tranformasi ekosistem digital jika masalah dasar tentang segala masalah kesehatan belum teratasi. Perlu kerja sistemik untuk mengajak semua komponen kerjasama mengatasi masalah pokok kesehatan.

Sedangkan Islam menjadikan layanan Kesehatan sebagai kebutuhan dasar yang menjadi tanggungjawab negara, sehingga umat dapat mendapatkan layanan yang berkualitas, murah dan mudah terjangkau.

Islam sebagai agama yang sempurna dan lengkap. Telah menetapkan prinsip-prinsip dalam penjagaan keseimbangan tubuh manusia. Diantara cara Islam menjaga kesehatan dengan menjaga kebersihan dan melaksanakan syariat wudu dan mandi secara rutin bagi setiap muslim.

Sehat adalah kondisi fisik di mana semua fungsi berada dalam keadaan sehat. Menjadi sembuh sesudah sakit adalah anugerah terbaik dari Allah kepada manusia. Adalah tak mung­kin untuk bertindak benar dan memberi perhatian yang layak kepada ketaatan kepada Tuhan jika tubuh tidak sehat.

Tidak ada sesuatu yang begitu berharga seperti kesehatan. Karenanya, hamba Allah hendaklah bersyukur atas kesehatan yang dimilikinya dan tidak bersikap kufur. Nabi saw. bersabda, “Ada dua anugerah yang karenanya banyak manusia tertipu, yaitu kesehatan yang baik dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Abu Darda berkata, “Ya Rasulullah, jika saya sembuh da­ri sakit saya dan bersyukur karenanya, apakah itu lebih baik daripada saya sakit dan menanggungnya dengan sabar?” Nabi saw menjawab, “Sesungguhnya Rasul mencintai kesehatan sama seperti engkau juga menyenanginya.”

Diriwayatkan oleh  at-Tirmidzi bahwa Rasulullah saw bersabda: ‘Barangsiapa bangun di pagi hari dengan badan sehat dan jiwa sehat pula, dan rezekinya dijamin, maka dia seperti orang yang memiliki dunia seluruhnya.”

Selain itu dalam Islam memilik berbagai pos pemasukan negara yang menjadikan negara mampu menyelenggarakan layanan  Kesehatan dengan murah bahkan gratis dan berkualitas. Hendaklah itu pula yang menjadi pemikiran mendalam agar umat kuat dan siap berhadapan dengan kenyataan

Wallahualam bish shawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak