Tidak bisa berharap pada kapitalis dalam kebebasan palestina





Oleh: Susanti Widhi Astuti S.pd ( Guru )

Kembali  terjadi ‘perang’ antara Palestina dan Israel.  Serangan Palestina dianggap sebagai  pemicu, padahal  sebenarnya adalah bentuk balasan atas kekejaman Israel selama bertahun-tahun. Konflik berkepanjangan ini sudah banyak menelan korban jiwa terutama yang menjadi korbannya adalah umat Islam. 

  Israel begitu tegas menuduh serangan ini adalah dari Hamas dan seolah mereka menganggap bahwa Israel adalah korban dari serangan yang dilakukan palestina. Sebenarnya ini adalah perkara yang alamiah dilakukan oleh pihak palestina dengan keberanian mereka dalam menyerang Israel. Mengingat sudah bertahun-tahun mereka di zhalimi sehingga wajar mereka melakukan serangan balasan.

   Dalam serangan yang dilakukan palestina ini mereka menyebut nya dengan "badai al-quds". Sikap berani tentara palestina dalam menjaga wilayah mereka dan merebut kembali wilayah mereka. Darah para syuhada selalu mengalir di jiwa-jiwa mereka karena tanah mereka tempat lahirnya para nabi dan para mujahid.
 Dalam serangan palestina kali ini, Amerika sebagai negara superpower langsung"merespon dan membela" Israel. Mereka siap mengirimkan bantuan. 
  Serangan terhadap warga Palestina yang terjadi selama 3 pekan lebih hingga saat ini telah memakan korban jiwa ribuan nyawa tewas tak terkecuali anak-anak yang menembus angka tujuh ratus lebih. Karena roket-roket zionis Israel tak kunjung henti membombardir warga Palestina. Bahkan yang lebih menyulitkan warga Palestina di masa-masa sekarang adalah saluran air disemen dan di putus, listrik padam, jaringan internet diputus. Tidak adanya tempat berlindung yang aman membuat kesulitan semakin bertambah-tambah.

   Arab Saudi dan negara-negara Arab hanya diam tak bergeming ketika saudara mereka sesama kaum muslimin menjadi korban keganasan dan kekejaman zionis Yahudi.

     Konflik Palestina -Israel tak mungkin dapat terselesaikan selama khilafah belum tegak karena akan terus terjadi perbedaan persepsi tentang hak atas tanah Palestina.  Dan solusi dua negara bukan menjadi jalan keluarnya.


Tanah Palestina milik umat Islam
Hanya Khilafah yang mampu mengusir Israel dari bumi Plalestina. Saatnya umat bersatu dalam sebuah perisai khilafah dengan begitu kita bisa menyatukan kekuatan pemikiran dan tentunya pengiriman militer dengan pasukan jihad seperti masa Salahuddin Alayubi. 

   Sudah saatnya dakwah Islam digencarkan dan menyatukan persepsi serta membuang egoisme dan sekat-sekat Nasionalisme yang telah merusak pemahaman umat hari ini. Wallahu 'alam bhi shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak