Oleh : Isna (Pegiat Literasi)
Hingga hari ini genosida yang terjadi di Palestina masih terus berlangsung. Korban yang berjatuhan pun setiap menitnya bertambah dan dari sekian banyaknya korban yang terdata adalah para wanita dan anak-anak. Menurut data Kementrian Kesehatan Palestina pada Rabu (08-11-2023) malam waktu setempat, mengumumkan bahwa serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan 10.569 orang, 4324 diantaranya adalah anak-anak dan 2832 para wanita (sumber ; Risalah Amar). Dan melihat realita yang ada saat ini, angka korban diatas akan semakin meningkat dikarenakan genosida yang belum berhenti hingga saat ini.
Satu hal yang harus kita sepakati, bahwa serangan zionis Yahudi terhadap Palestina tidak hanya ditujukan kepada Pejuang Palestina, karena secara fakta dilapangan mereka menyerang secara membabibuta bahkan tidak bisa dielakkan diantaranya anak-anak, wanita, para tenaga medis dan jurnalis menjadi sasarannya. Tidak hanya cukup sampai disitu saja, mereka menghancurkan rumah-rumah penduduk, Rumah sakit, masjid, hingga gereja di yarussalem pun menjadi sasaran dari serangannya. Bahkan tenda-tenda pengungsi sementara yang dianalisa bisa aman ternyatapun juga tidak demikian.
Penderitaan rakyat Palestina tidak hanya cukup sampai disitu, dengan biadabnya zionis Yahudi menghancurkannya fasilitas air bersih, pemadaman listrik, pemutusan hubungan internet, memblokade obat-obatan serta pemblokiran bantuan kemanusiaan yang datang untuk rakyat Palestina, sehingga dari waktu demi waktu rakyat Palestina semakin terjepit. Bisa dikatakan bahwa saat ini Palestina adalah penjara terbesar dengan berbagai macam penindasan, penjajahan dan kesewenang-wenangan. Dengan disaksikan oleh mata telanjang seluruh umat didunia.
Kebiadaban ini menjadi pusat perhatian dunia. Namun dunia yang menjadi saksi inipun mempunyai reaksi yang berbeda-beda. Amerika Serikat, Inggris, Yunani, Belgia, Jerman, Spanyol dan negara-negara Barat lainnya mengutuk keras serangan Hamas terhadap zionis Yahudi, dan menyebut serangan itu sebagai serangan teroris. Namun, bertentangan dengan pernyataan Barat kepada zionis bahwa zionis mempunyai hak untuk membela diri, Barat justru menyatakan dukungannya terhadap zionis.
Sikap berbeda ditunjukkan beberapa negara yang lain, negara-negara Timur seperti Indonesia, Malaysia, Turki, Qatar, dan Arab Saudi telah menugutuk serangan agresif zionis Yahudi, dan mendesak diakhirinya perang segera mengingat banyaknya korban jiwa. Untuk memberikan jalan tengah yang dianggap bisa menyelsaikan masalah, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai organisasi dunia melakukan berbagai perundingan. Meskipun PBB telah mengeluarkan sejumlah resolusi, namun resolusi tersebut tidak berdampak apa pun terhadap Zionis Israel, hal ini terlihat dari seringnya zionis melanggar perjanjian dan penggunaan kekerasan untuk menduduki wilayah Palestina. Sejak tahun 2006, badan hak asasi manusia PBB (UNHCR) juga telah mengeluarkan 45 resolusi yang menentang tindakan Israel, namun tidak ada satupun yang diladeni, hal ini menunjukkan ketidakmampuan PBB dan keberpihakannya kearah mana dalam menangani penjajahan yang dialami Palestina.
Dengan berbagai realitas fakta diatas hanya ada satu kesimpulan, mustahil mengandalkan bantuan pihak lain untuk mengakhiri kolonialisme penjajahan zionis Yahudi melalui jalur politik, karena sejatinya yang ikut serta dalam PBB semuanya adalah negara-negara Barat yang mendukung penjajah Yahudi. Persoalan Palestina bukan hanya persoalan kemanusiaan, namun juga persoalan umat Islam, terkait kehormatan dan wilayah umat Islam. Tanah Palestina adalah tanah umat Islam, tanahnya para nabi, tanah yang Allah muliakan, namun zionis serta pendukungnya ingin merebutnya secara paksa melalui genosida terhadap rakyat Palestina. Maka, sudah sepantasnya umat muslim bagaikan satu tubuh jika tubuh satu terluka maka tubuh lain akan merasakan sakit juga, jika rakyat Palestina mengalami berbagai pelik maka kita sebagai umat muslim harus memberi pengobatan yang serius, memberikan bantuan serta membela Palestina dengan bersungguh-sungguh.
Untuk itu solusi Palestina tidak hanya berupa pangan, air bersih dan obat-obatan serta kecaman terhadap Zionisme ISR43l, namun Palestina juga membutuhkan kekuatan umat Islam yang kuat dari seluruh dunia untuk membantu para pejuang Palestina dan menghentikan tindakan biadab Israel serta memusnahkan Palestina di masa depan. Sekaligus Penderitaan yang dialami rakyat mengusir penjajah dari negeri Islam.
Oleh karena itu, umat Islam membutuhkan junnah yang dapat melindungi mereka dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyah, dengan satu kepemimpinan yaitu seorang Khalifah yang akan menjadi tameng untuk mempersatukan umat islam. Dengan Khalifah seruan jihad akan diagungkan untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina. Dengan Khilafah juga umat Islam mempunyai junnah yang melindunginya, harta benda, darah, dan nyawa. Sehingga umat Islam akan kembali menjadi umat terbaik seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya.
Wallahu’alam bishowab