Tangkapan Tersangka Teroris di Tengah Deradikalisasi dan Isu Politik menjelang Pemilu




Oleh: Sarah Fauziah Hartono



Tim Densus 88 Anti Teror berhasil menangkap seorang pria yang disebut dengan inisial MG di sebuah rumah kontrakan di Jalan Sawah Darat RT 001 RW 06, Ketapang, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten pada hari Jumat, tanggal 27 Oktober 2023. MG ditangkap karena diduga terlibat dalam jaringan teroris dari kelompok Anshor Daulah. 
 
Penangkapan terhadap tersangka terorisme oleh Tim Densus 88 Polri dilakukan menjelang Pemilu. Meskipun dianggap sebagai tindakan pencegahan dan pengamanan untuk proses pemilu, beberapa penangkapan terhadap individu yang diduga terlibat dalam tindak teror masih terjadi, menunjukkan kuatnya program deradikalisasi. 
 
Setelah disahkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2023 yang memperkuat moderasi beragama, program ini dianggap penting dan didasari oleh upaya global, terinspirasi oleh Amerika. Amerika, sebagai pelopor ideologi kapitalisme, berupaya mengurangi potensi kekuatan umat Muslim dengan mengarahkan moderasi Islam sesuai standar baru yang mereka tetapkan. 
 
Hal ini mencakup mengubah beberapa istilah Islam yang dianggap berbahaya oleh Barat dan memberikan stigma teroris pada mereka yang berjuang menegakkan ajaran agama. Ajaran jihad dalam Islam dikaji secara mendalam, namun Barat cenderung mendegradasi maknanya hanya sebagai usaha sungguh-sungguh.  
 
Padahal, jihad dalam konsep Islam tidak sama dengan perilaku terorisme yang selalu digadang-gadangkan Barat demi memunculkan Islamophobia. Beberapa kutipan dari ayat Al-Quran dan hadis disertakan untuk menjelaskan bahwa jihad dalam Islam memiliki makna yang lebih mendalam, sebagai bagian dari upaya memerangi kekafiran dan untuk mempertahankan agama. 
 
Jadi, sebenarnya untuk apa 'rutinitas' penangkapan seseorang atau sekelompok orang yang diduga teroris ini? Apalagi seringkali dilakukan sebelum Pemilu dilaksanakan. Bahkan, di saat tragedi bombardir Zionis terhadap Palestina tengah memanas. Apakah memang untuk mengamankan, membuat takut kepada Islam, atau sebagai pengalihan isu? Wallahu A'lam Bishawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak