Oleh ; Pina Purnama S.,Km
PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC), holding rumah sakit (RS) BUMN menyiapkan langkah transformasi melalui pemanfaatan ekosistem digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. “Pemanfaatan ekosistem digital dapat meningkatkan inovasi bisnis dan daya saing di bidang kesehatan,” ujar Direktur Medis IHC dr Lia Gardenia Partakusuma berkaitan dengan momentum Hari Kesehatan Nasional 2023. Menurutnya, ekosistem digital sektor kesehatan mengacu pada jaringan teknologi, perangkat dan pemangku kepentingan yang saling terhubung dan bekerja sama untuk menyediakan layanan perawatan kesehatan yang komprehensif dan tanpa batas. (12/11/23/jpnn.com)
Momentum Hari Kesehatan Nasional 2023 menjadi tantangan tersendiri dari segi teknologi digital, fasilitas kesehatan, teknis, sumber daya tenaga medis, obat obatan, alat kesehatan baik itu program kesehatan, maupun kebijakan pemerintah dalam menunjang terlaksananya pelayanan kesehatan yang dinikmati masyarakat mampukah kebijakan kementrian kesehatan menjawab kebutuhan masyarakat dalam layanan kesehatan hari ini?
Tantangan Masalah Kesehatan
Pertama; problematika administrasi layanan kesehatan di rumah sakit masih manual Berdasarkan data dalam peluncuran Indonesia Health Services (IHS) di Channel Youtube resmi Kementerian Kesehatan RI tanggal 26 Juli 2022, hasil survei kepada 737 rumah sakit di tahun 2022 menemukan bahwa hanya ada 203 rumah sakit yang telah menerapkan sistem rekam medis elektronik. Sedangkan 175 rumah sakit baru menerapkan rekam medis sebagian dan 359 sisanya menggunakan rekam medis cetak. Tidak hanya itu, dari sekitar 50 aplikasi layanan kesehatan maupun sistem informasi yang digunakan di rumah sakit.
Kedua; sistem pendidikan belum terjangkau biaya nya maupun kualitas nya menghasilkan minimnya tenaga kesehatan berdasarkan Menko PMK dari segi jumlah SDM Kesehatan, Indonesia masih kekurangan 31.481 dokter spesialis untuk melayani 277.432.360 penduduk. Sebanyak 47 persen RSUD di tingkat kabupaten/kota di Indonesia belum terpenuhi dengan 7 (tujuh) jenis dokter spesialis.
Ketiga; Masalah edukasi penyakit di masyarakat yang belum maksimal melalui program kesehatan Ini merupakan temuan dalam survei Ipsos Global yang bertajuk Health Service Monitor 2023. Berikut rincian 14 masalah kesehatan yang paling dikhawatirkan menurut responden global (Juli-Agustus 2023): Kesehatan mental: 44%, Kanker: 40%, Stres: 30%, Obesitas: 25%,Penyalahgunaan narkoba: 22%, Diabetes: 18%, Penyalahgunaan minuman keras: 17%, Penyakit jantung: 15%, Covid-19: 15%, Merokok: 12%, Demensia: 8%, Penyakit Menular Seksual (PMS): 4%, Bakteri di rumah sakit: 3%, Masalah kesehatan lainnya: 2%
Dalam memperingati hari kesehatan Nasional 2023 hal yang menjadi urgent mengapa masalah pelayanan kesehatan dari segi sumber daya manusia, teknologi maupun solusi untuk mencegah penyakit tidak hanya itu pemicu nya akan tetapi cara pandang dalam sistem kesehatan menggunakan kaca mata sistem kapitalisme sehingga yang diperbaiki hanya salah satu sisi saja tidak secara komperhensif hal ini sistem ekonomi yang menopang berjalan nya layanan kesehatan dalam anggaran nya masih belum maksimal disebabkan kesehatan dalam kebijakan nya di alihkan pada pihak swasta, belum lagi sistem politik dalam pengelolaan sumber daya alam kebijakan nya pro kapitalis pada faktanya belum dikelola sepenuh nya oleh negara masih ada praktek privatisasi sehingga anggaran kesehatan tidak ada masukan padahal SDA kaya tetapi tak bisa dinikmati oleh masyarakat kalangan menengah maupun kalangan bawah.
Solusi Islam
Sistem Islam menjamin pelayanan kesehatan untuk masyarakat dapat dirasakan karena pertama; Sumber daya alam dikelola mandiri oleh negara hasilnya akan di distribusikan untuk keperluan kesehatan masyarakat tentunya karena dalam Islam karakter pemimpin dalam kepengurusan nya akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah, dengan sangat teliti hal ini pun akan menjadi perhatian.
Kedua; Sistem Ekonomi Islam mampu membiayai anggaran kesehatan secara maksimal dari Sumber Daya Alam karena berbasis tanpa Ribawi dalam mengelola pengeluaran maupun pemasukan untuk keperluan fasilitas kesehatan baik untuk teknologi yang diperlukan untuk mempermudah pelayanan kesehatan.
Ketiga; Sistem Pendidikan
Hal ini menjadi prioritas untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang bertaqwa, handal, dengan secara gratis mengenyam pendidikan ke jenjang kedokteran guna menjawab tantangan pelayanan kesehatan di era modern dengan kacamata Islam bukan lagi kacamata kapitalisme.
Hanya dalam sistem khilafah alaminhajinubuwah akan terwujud kesejahteraan pelayanan kesehatan yang mengurusi umat berdasarkan Al Qur'an As sunah. Wallahualam bishawwab.
Tags
Opini