Oleh : Kiasatina Izzati Pertiwi
(Santri Al-Husna Karawang)
Sebulan ke belakang, terjadi beberapa kasus kekerasan terhadap anak yang membuat ramai jagat maya. Yang menjadi sorotan, kasus kekerasan ini tidak terjadi sekali, tapi berulang di tempat yang berbeda. Mirisnya, pelaku kekerasan juga merupakan teman sebaya dan sempat terjadi di lingkup satuan pendidikan.
Seperti kasus perundungan yang terjadi pada siswa SMP di Cilacap. Kasus ini hangat diperbincangkan sebab video yang mempertontonkan korban tengah disiksa beredar luas. Dalam video tampak seorang siswa dianiaya oleh siswa lain dengan cara dipukul dan ditendang. Adegan ini disaksikan beberapa siswa lain dan tidak ada yang melerai. TIRTO.ID (22 oktober – 2023)
Akhir akhir ini kasus pembullyan banyak terjadi, bukan hanya di kota kota kecil tetapi juga di kota kota besar. Dan pembullyan ini banyak terjadi di kalangan remaja apalagi di dunia sekolah. Dan yang tercatat ternyata bukan hanya kasus siswa membully siswa lainnya, tapi juga kasus pembullyan siswa terhadap guru di sekolahnya.
Bully sendiri memiliki definisi tersendiri, bullying berasal dari kata bully, yang dalam kamus Oxford diartikan sebagai ‘seseorang yang terbiasa berusaha untuk menyakiti atau mengintimidasi mereka yang mereka anggap rentan. Dapat diartikan juga sebagai perilaku intimidasi.
Kasus pembullyan memang bukan hal yang asing di zaman sekarang. Karena banyaknya remaja yang rusak pola sikap dan pola pikirnya. Adanya kasus bullying ini juga bisa berasal dari sisi pelaku dan sisi korban, salah satu penyebab dari si pelaku itu karena kurangnya pemahaman, dan dampak dari bully juga sangat berbahaya bagi mental seseorang.
Penyebab lainnya juga bisa kita lihat dari tontonan yang di suguhkan oleh pemerintah adalah tontonan yang juga mengajarkan tentang kekerasan dan pembulian, dan dari tontonan inilah yang menjadi roll model bagi para remaja dan anak anak.
Sangat miris bukan, padahal remaja adalah aset penting sebuah bangsa dan juga tonggak peradaban, tapi sekarang karena sistem nya yang rusak para pemuda jadi kehilangan peran hebatnya itu. Inilah hasil dari sitem yg di terapkan sekarang yaitu sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan), karena pemisahan agama dari kehidupan inilah para pemuda tidak menstandarkan perilaku nya sesuai aturan sang maha pencipta, dan hanya karena nafsu belaka.
Beda dengan Islam, dalam negara Islam remaja di tanamkan aqidah sejak kecil, dan di ajarkan bagaimana berpola sikap dan pikir sesuai islam. Karena penanaman aqidah sedari kecil itu, para pemudanya tahu tujuan mereka hidup yakni untuk menggapai ridho allah semata, setiap yang mereka lakukan juga akan selalu berstandarkan dengan halal haram sesuai islam, jadi bukan hanya nafsu belaka. Dan pemuda yg dihasilkan oleh peradaban Islam juga bukan pemuda yg biasa tapi yg luar bisa, contohnya seperti Mushab bin Umair, Muhammad Al Fatih dan masih banyak lagi, para pemuda yg di masa mudanya sudah bermanfaat bagi umat.
Maka satu satunya cara untuk bisa menghilangkan kasus pembullyan hari ini adalah memperbaiki mindset dan membenarkan pemahaman para remaja yaitu dengan cara berdakwah, dan menanamkan pemahaman Islam secara kaffah (menyeluruh), serta dengan adanya negara yang melindungi para remaja, dalam aspek pemikiran dan perilaku agar selalu berstandar pada hukum Allah, inilah yg di sebut Negara Islam atau Khilafah, karena dengan adanya negara Khilafah remaja bisa kembali pada peran sejatinya yakni pembawa perubahan dan sebuah tonggak peradaban.
Tags
Opini