Oleh : Dinna Chalimah, Ciparay - Kab. Bandung
Agresi zionis Yahudi yang semakin membabi buta ke jalur Gaza, imbas peperangannya dengan Hamas kian memantik reaksi milisi pendukung Palestina di Timur Tengah untuk ikut melancarkan tindakan balasan. Terbaru, milisi Hizbullah di selatan Libanon menembakkan puluhan roket ke kota Kinyat Shmona Israel pada kamis (2/10).
Houthi di Yaman juga meluncurkan dronenya untuk menyerbu zionis Yahudi pada selasa (31/10). Sebuah pesawat tak berawak (drone) militer Amerika Serikat ditembak jatuh dilepas pantai Yaman oleh Houthi pada rabu (8/11). Insiden ini terjadi kala perang antara Hamas dan zionis Yahudi di jalur Gaza kembali memanas sejak pecah 7 Oktober lalu. Hari ini, milisi Hamas dan pasukan zionis Yahudi banyak terlibat baku tembak langsung di Utara Gaza. Sementara itu, Houthi sempat melancarkan beberapa serangan drone ke zionis Yahudi dengan membela Palestina.
Idealnya ketika seorang muslim melihat saudaranya didzolimi adalah berupaya untuk membela. Karena sesama muslim adalah saudara, sedangkan umat Islam keseluruhan, ibarat satu tubuh. Dimana ketika satu anggota tubuh sakit, anggota tubuh lain merasakan sakitnya. Namun sayangnya, sekat nasionalisme menjadikan umat Islam tidak berdaya. Tak bisa merasakan derita saudara yang lain, dengan dalih mereka bukan bagian dari kita. Tentara muslim pun lumpuh tak bisa mengangkat senjata melawan musuh Islam. Jumlahnya banyak, namun seperti buih di lautan, tak berpengaruh dan mudah terpecah.
Semua ini tersebab Nasionalisme yang membatasi gerak kita hanya di negara tempat kita tinggal. Kita dipaksa untuk tak ikut campur dengan konflik yang terjadi di negara seberang. Selain itu pemilik kuasa yang harusnya mampu menggerakkan pasukannya, nyatanya lebih memilih bergeming dan menutup mata.
Dari berbagai upaya pembelaan yang dilakukan oleh kaum muslimin di semua dunia, masih saja ada yang nyinyir “Kenapa Palestina harus dibela? Bukankah Allah tak butuh dibela?". Apakah ketika orang tua kita didhzolimi di depan mata kita, akan diam seribu bahasa tidak melakukan apa-apa ? Palestina adalah bagian dari Islam. Maka, sudah sangat wajib sebagai muslim untuk melakukan pembelaan. Jika tidak mampu memberikan pembelaan secara langsung, paling tidak suara kita, do’a kita atau apapun itu yang dapat membantu mereka, saudara kita di Palestina.
Kaum muslimin secara keseluruhan menyadari betul mengapa Palestina harus dibela. Di kota ini terdapat Masjid Al-Aqsha, tempat mu’jizat Rasulullah yakni Isra’ Mi’raj. Masjid Al-Aqsha adalah satu dari tiga masjid yang memiliki keutamaan untuk melakukan safar menuju ke arahnya dan berpahala besar jika shalat di dalamnya.
Pertama, Masjid Al-Aqsha merupakan kiblat pertama umat Islam. Masjid ini sebagai kiblat untuk menunaikan shalat, bahkan hingga 16-17 bulan setelah hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah di tahun 624 M. Bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsha adalah masjid yang sangat dimuliakan untuk diziarahi. Allah SWT menyebut Masjid Al-Aqsha sebagai tempat yang sekelilingnya diberkahi.
Kedua, Al- Quds kota yang didapatkan dengan siraman darah para syuhada. Umat islam menguasai Al-Quds pada tahun 637 M, di masa pemerintahan Amirul Mukmini Umar Bin Khattab. Kemenangan perang Yarmuk, membawa pasukan Silam ke depan gerbang Al-Quds. Setelah pengepungan selama 6 bulan, Patriach Sophoronius pemimpin gereja kristen menyerahkan sendiri kunci kota Al-Quds kepada khalifah Umar Bin Khattab dengan jaminan perlindungan.
Sejak saat itu, Al-Quds menjadi mengambil perhatian yang besar oleh kaum muslimin. Setelahnya, ada panglima Perang besar Shalahudin Al-Ayubi yang telah berhasil merebut kembali Al-Quds dari penguasaan pasukan Salib selama 90 tahun dengan pengorbanan dan perjuangan dari kaum muslimin yang sangat luar biasa.
Akhirnya, Palestina adalah tanah air kaum muslimin yang berstatus tanah kharajiyah dan berlaku di atasnya Al-'Uhdah Umariyyah (Perjanjian Umar) antara kaum muslimin dengan Nasrani Palestina, di mana diantaranya berisi klausul untuk tidak mengizinkan seorang Yahudi tinggal satu malam pun di Yerusalem. Dan perjanjian ini berlaku sampai hari kiamat. Maka, adalah wajar jika kaum muslimin tidak akan pernah ridho jika Palestina di kuasai Yahudi (Israel).
Dari beberapa fakta di atas meskipun sebenarnya masih sangatlah banyak fakta-fakta lain yang belum diungkapkan, tentu kita sebagai umat Islam tidak bisa berdiam diri. Ini adalah masalah iman. Sehingga, siapapun kita, bagaimanapun latar belakang kita, berikan dan tunjukan pembelaan kita kepadanya. Takutlah kita jika mengingat firman Allah Subhanahu wa ta’ala :
“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya dikhususkan bagi orang-orang yang berbuat dhzolim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaNya.” (Q.S. Al-Anfal : 25)
Sungguh, siksaan tidak hanya diberikan kepada mereka yang berbuat dhzolim saja, tetapi orang-orang yang tidak turut serta berbuat dzolimpun turut diberi siksa. Bukan karena perbuatan dzolimnya tetapi karena keterdiamannya terhadap kedzoliman yang ada dan ridho dengan itu semua.
Rasulullah SAW juga bersabda :
"Sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa masyarakat umum karena perbuatan orang-orang tertentu hingga masyarakat umum melihat kemungkaran di hadapan mereka sedang mereka mampu mengingkarinya tetapi mereka tidak mengingkarinya. Jika mereka berbuat demikian maka Allah akan menyiksa masyarakat umum dan orang-orang tertentu itu". (HR Ahmad dan ath-Thabrani).
Oleh karena itu, tunjukkan pembelaan kepada Palestina, jika tidak dengan kepergian ke Palsetina, maka dengan suara aksi dalam dakwah mensyi'arkan Islam dan Al Quds di media sosial, atau dengan harta atau paling tidak dengan do’a-do’a diujung malam untuk seluruh kaum muslim. Dengan persatuan kaum muslim seluruh dunia dalam naungan Daulah Khilafah 'ala minhaj an Nubuwwah kekuatan mampu dihimpun untuk menumbangkan musuh-musuh Islam. Negara Islam akan menghapus batas-batas kebangsaan yang menghalangi muslim untuk merdeka, memerangi siapa pun yang melakukan penindasan pada saudara seiman. Dengan dakwah dan jihad, Islam mulia dan pemeluknya terjamin aman.
Wallahu a'lam bish shawwab.
Tags
Opini