Oleh : Essy Rosaline Suhendi
Adakah yang masih ingat kejadian di tahun 2019 menjelang pesta demokrasi? Saat itu antar dua kubu simpatisan Parpol yang berbeda-beda yaitu PDIP dan Gerindra cekcok adu opini di dunia maya hingga keduanya saling melemparkan perkataan ejekan dan olok-olok.
Uniknya, kini di tahun 2023 menjelang pesta demokrasi, justru terjadi konflik sesama simpatisan Parpol, yaitu antara PDIP dan GPK (Gerakan Pemuda Kabah) yang keduanya mendukung Bakal Calon Presiden yang sama.
Bentrokan tersebut terjadi di Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng).
Kapolresta Magelang, Kombes Ruruh Wicaksono mengatakan, kejadian itu berawal saat salah satu kelompok yang terlibat bentrok mengadakan kegiatan di Lapangan Soepardi, Sawitan, Magelang. Akibat bentrokan tersebut 11 motor rusak diamuk massa, dan beberapa 2 kaca rumah milik wargapun pecah. (Senin, 16/10/2023 www.kompas.com)
Bukan Alat Kepentingan Golongan
Entah sampai kapan, simpatisan parpol tak kunjung sadar, setiap 5 tahun sekali diadakan pemilu dan berkali-kali di kecewakan, masih saja termakan janji-janji manis yang dilontarkan oleh para elite politik, yang sebenarnya hanyalah bertujuan sekedar agar memberikan hak suara pada mereka tanpa benar-benar mereka mau mempertanggung jawabkan setiap janji yang di ucap. Demi Fanatik golongan, simpatisan parpol rela mati-matian membela parpol kebanggaan dan menutup mata pada idola mereka yang malah bersikap mesra di belakang layar.
Seperti itulah dampak dari pemerintah demokrasi yang terlahir dari sistem sekularisme, mencetak manusia yang haus akan jabatan dengan menghalalkan segala cara demi mendapatkan kekuasaan. Maka dalam sistem saat ini, kalah dan menang di kancah pemilu sebatas sandiwara saja, karena toh pada akhirnya ketika 2 kubu yang tadinya misal jadi lawan bisa menjadi kawan tergantung kepentingan bahkan saat di rasa butuh dukungan yang lebih, mereka akan mencari sasaran empuk yakni para kapital supaya turut serta membantu hingga tujuan menguasai dapat tercapai, tentulah para kapital ini tidak akan secara cuma-cuma memberikan bantuan, pasti lah ada simbiosis mutualisme antara kedua belah pihak. Pada faktanya politik dalam sistem kapitalisme hanya dijadikan ajang para calon untuk menjadi lahan mengumpulkan harta, mendapatkan berbagai fasilitas dan sebagainya.
Ganti Presiden Bukan Solusi
Oleh karena itu sungguh sangat disayangkan, jika ada orang-orang yang masih saja ribut hanya karena beda pilihan atau terjadi salah paham berujung bentrok hingga tawuran. Dengan polosnya kita pun masih menaruh harapan mampu mendapatkan seorang pemimpin yang tulus melayani rakyat. Padahal dalam sistem pemerintahan demokrasi saat ini, setiap aturan yang dibuat oleh negara berasaskan untung dan rugi semata, buktinya berapa kali negeri kita tercinta gonta-ganti presiden, namun hutang negara tak kunjung berkurang malah bertambah, aturan pemerintah pun malah seringkali tidak pro rakyat contohnya seperti RUU Omnibus Law yang sejatinya menunjukan keberpihakannya pada para pemilik modal bukan pada rakyat.
Pandangan Parpol dalam Islam
Hal diatas sangatlah berbeda jauh ketika Islam dijadikan sebagai sistem pemerintahan, karena dalam Islam, parpol yang benar dan jelas adalah ketika memiliki fikrah (ide) dan thoriqoh (cara) Islam. Ikatan yang terjadi antar anggota parpol pun bukanlah ikatan golongan namun ikatan akidah Islam dan pemikiran Islam yang kuat, sehingga tidak akan terjadi keributan antar sesama parpol, sebab berdirinya parpol tersebut adalah untuk menyuarakan kebenaran, membimbing umat supaya memiliki pemahaman Islam yang benar dan cemerlang, juga melakukan aktifitas muhasabah lil hukam atau mengoreksi penguasa ketika membuat kebijakan yang tidak sesuai hukum syara'. Untuk itu, parpol haruslah tegas menyampaikan yang haq dan yang bathil, tulus melayani dan membela setiap kepentingan umat juga menjaga syari'at Islam senantiasa dimuliakan.
Oleh karenanya dalam Islam, diperbolehkan untuk mendirikan banyak parpol dan tujuan dibentuknya adalah demi melaksanakan kewajiban yan tertera didalam QS. Al-Imran ayat 104,
وَلۡتَكُنۡ مِّنۡكُمۡ اُمَّةٌ يَّدۡعُوۡنَ اِلَى الۡخَيۡرِ وَيَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Khilafah Solusi Hakiki
Dengan begitu semua parpol justru akan berlomba-lomba dalam kebaikan, keberadaannya ditengah-tengah umat justru akan menciptakan kedamaian, dan ketaqwaan sehingga akan mengokohkan keimanan seluruh lapisan masyarakat. Namun, semua itu hanya dapat terwujud ketika Islam di terapkan di seluruh aspek kehidupan. Dan yang dapat mewujudkannya hanyalah khilafah yakni sistem pemerintahan Islam.
Wallahu 'alam bishshawab
Tags
Opini