Oleh : Hj. Sopiah
Tanggal 12 November 2023 diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN), tahun ini mengusung tema “Transformasi Kesehatan untuk Indonesia Maju”. Sebuah tema yang sangat menarik namun mampu kah Indonesia mewujudkannya ?
Peringatan HKN ini harusnya dibarengi dengan segala upaya perubahan dan perbaikan di segala aspek kesehatan oleh pemerintah agar tema HKN bukan hanya slogan semata tanpa makna tapi dapat terealisasi.
Sejatinya harapan setiap orang pastinya menginginkan selalu hidup sehat, tidak ada satu pun orang yang berharap sakit. Namun, sakit tidak dapat ditolak mana kala memang sudah waktunya sakit. Begitupun dengan negara pasti menginginkan seluruh rakyatnya hidup sehat dan pelayanan kesehatan untuk rakyat memadai dan terjamin.
Oleh karenanya, harapan tersebut haruslah diiringi dengan aksi. Namun pemerintah saat ini kekurangan tenaga medis/dokter, mirisnya biaya sekolah dengan jenjang pendidikan kesehatan tidaklah murah. Sehingga hanya masyarakat yang mumpuni secara finansial dan kecerdasan saja yang memiliki kesempatan untuk menggapainya, dan jumlah tersebut tentulah tidak banyak.
Inilah potret buram pendidikan kapitalisme karena pendidikan dikapitalisasi. Yang menyebabkan biaya pendidikan kesehatan semakin hari semakin tinggi sehingga sulit dijangkau oleh semua kalangan masyarakat.
Selain masalah kurangnya tenaga kesehatan, masalah lain yang terjadi di negara ini adalah biaya pengobatan dan harga obat-obatan yang tinggi. Upaya pemerintah mendirikan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tidaklah menjadikan rakyat dengan mudah mendapat pelayanan kesehatan karena faktanya justru rakyat diwajibkan untuk membayar sejumlah premi setiap bulannya dan itu tentu saja sangat memberatkan rakyat, ditambah pelayanan yang didapat pun tidak sesuai dengan harapan.
Inilah fakta lain dari diterapkannya sistem kapitalisme dalam bidang kesehatan, padahal tidak seharusnya negara melakukan pelayanan kesehatan pada rakyat dengan prinsip profit oriented. Harusnya pelayanan kesehatan untuk rakyat itu murah bahkan gratis. Karena kesehatan merupakan hak asasi publik.
Dengan demikian maka slogan HKN ini hanyalah ilusi semata, masih jauh dari harapan. Padahal sejatinya tugas negara adalah pelayan umat, yang harus dapat memenuhi segala kebutuhan rakyat di semua aspek kehidupan. Bukan malah mengambil keuntungan pada setiap celah bidang kehidupan rakyat.
Solusi agar slogan HKN ini bukan hanya isapan jempol adalah negara harus menerapkan sistem Islam dalam mengelola negara, dalam Islam terdapat aturan yang lengkap tentang bagaimana seharusnya negara memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya, termasuk di dalamnya pengurusan kesehatan. Terdapat pos-pos dari pendapatan negara yang dialokasikan untuk kepentingan kesehatan rakyat.
Hanya dengan menerapkan sistem Islam, semua rakyat akan makmur dan sejahtera baik muslim maupun non muslim, semua akan merata. Slogan “Transfomasi Kesehatan untuk Indonesia Maju” hanya dapat terwujud dalam sistem Khilafah.
Wallahu’alam.