Perayaan Hari Guru, di Balik Generasi yang Rusak



Oleh : Fenti



Surat Edaran Mendikbudristek No. 36927/MPK.A/TU.02.03/2023 berisikan tentang kegiatan dalam memperingati Hari Guru Nasional (HGN). Tema yang diusung dalam peringatan HGN tahun 2023 adalah “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar”. Adapun Merdeka Belajar yang dimaksudkan disini berkaitan dengan Kurikulum Merdeka yang dibuat untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap kerja dan memenuhi kebutuhan industri.

“Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” disematkan pada guru sebagai tanda terima kasih kepada mereka atas jasanya mendidik dan mencetak generasi muda yang lebih baik. Dengan adanya perayaan hari guru ini dimaksudkan untuk menghargai segala jerih payah guru dalam mendidik anak bangsa.

Namun tidak bisa kita pungkiri, saat ini keadaan generasi muda jauh dari yang diharapkan. Banyak kasus yang terjadi pada generasi muda saat ini, kasus perkelahian, pembunuhan, perzinahan, narkoba sampai kasus bunuh diri. Sejatinya kerusakan generasi ini menjadi tanda bahwa selama ini pembelajaran tidak berjalan dengan baik.

Pergantian menteri, maka kurikulum pun akan berganti, namun pergantian kurikulum ini tidak menjadikan generasi yang lebih baik, tapi sebaliknya banyak generasi yang semakin rusak. Sepatutnya kita harus mencari akar dari permasalahan ini.

Penguasa saat ini memegang konsep kapitalisme dan sekularisme, sehingga generasi yang dilahirkan adalah generasi yang fokus untuk mencari materi semata dan tidak menggunakan aturan-aturan Sang Pencipta dalam kehidupannya.
Para pendidik juga tidak sepenuhnya bisa fokus dalam memberikan pembelajaran pada muridnya, karena mereka juga harus mencari penghasilan tambahan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
Pemerintah kurang menghargai tenaga para pendidik sehingga kesejahteraan guru terabaikan. Gaji guru yang di bawah UMR, apalagi gaji guru honorer yang tidak sepadan, bahkan ada gaji guru yang beberapa bulan belum dibayarkan.

Di dalam Islam, generasi muda adalah aset terbesar. Islam menggunakan metode khusus yang akan melahirkan calon pemimpin masa depan yang lebih baik sehingga terwujud generasi-generasi emas yang berkepribadian Islam. Sistem pendidikan berbasis akidah Islam yang diterapkan sebagai landasannya, sehingga semakin bertambahnya ilmu akan semakin bertakwa kepada Allah SWT. Metode pembelajarannya adalah ilmu yang didapat, diamalkan dan digunakan untuk kemaslahatan umat. Bukan untuk memperkaya diri sendiri atau kepuasan akal pribadi.

Negara yang berlandaskan Islam juga akan memberikan penghargaan kepada para pendidik, dengan memberikan gaji yang senilai dengan kerjanya. Seperti yang dilakukan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, dimana gaji guru mencapai 15 Dinar (1 dinar setara dengan 4,25 gram emas), sehingga guru akan berupaya menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Sistem pendidikan Islam yang telah diterapkan pada masa kekhalifahan Islam, melahirkan ulama-ulama dan cendikiawan hebat dengan karyanya yang masih digunakan sampai saat ini. Sistem pendidikan Islam adalah bagian dari satu kesatuan sistem Islam yang wajib diterapkan, sehingga generasi muda akan terjaga dari kerusakan. Generasi cemerlang dapat kita lihat pada masa kekhalifahan Islam yang tegak selama 1300 tahun.

Wallahualam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak