Oleh: Auliyaur Rosyidah
Topik perang antar Israel dan Hamas telah menjadi topik pembicaraan utama di tengah-tengah umat sejak tanggal 7 Oktober 2023 lalu saat Hamas mengirimkan serangan udara 5000 rudal ke markas tentara israel. Topik ini tidak kunjung reda dibicarakan baik di dunia nyata maupun dunia maya oleh semua orang dari berbagai kalangan sebab memang perang ini terus berkelanjutan dan makin lama berubah menjadi genosida yang dilakukan oleh Israel terdapat rakyat Gaza.
Arus informasi yang menyebar dengan cepat dan gamblang membuat orang-orang membuka mata terhadap permasalahan pelik ini yang sebenarnya sudah terjadi berlarut-larut sejak tahun 1948. Meski disayangkan mengapa kepedulian umat ini baru terbangun sekarang, disaat korban berjatuhan sudah terlau banyak dan kehancuran Gaza sudah diujung tanduk, kepedulian yang tumbuh ini patut disyukuri sebagai secercah harapan akan terwujudnya kemenangan islam.
Banyak sekali yang dilakukan umat dalam membuktikan kepeduliannya terhadap penderitaan para syahid di Palestina. Di Indonesia, umat berbondong-bondong menyuarakan dukungannya kepada palestina melalui semua sosial media yang dimilikinya, menggalang dana sumbangan, melakukan shalat ghaib untuk para syahid, hingga memboikot semua produk milik Israel maupun produk-produk yang mendukung Israel. Tidak lupa juga, ada Upaya untuk memahamkan umat agar lebih memahami apa yang sebenarnya terjadi disana, dan mengapa kita harus peduli, dan bagaimana caranya agar kita dapat berkontribusi menolong saudara-saudara kita yang ada di Palestina.
Semua kepedulian ini, rupanya menjadi perhatian Majelis Ulama Indonesia. Pada 8 November 2023 lalu, MUI mngeluarkan fatwa baru nomer 83 tahun 2023 yang berisi fatwa bahwa mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina atas agresi Israel hukumnya wajib. Perbuatan mendukungan perjuangan kemerdekaan Palestina tersebut bisa bermacam-macam, seperti mendoakan, melakukan shalat ghaib untuk para syahid, menyalurkan zakat ke Palestina, hingga memboikot produk-produk Israel dan yang mendukungnya. Dengan adanya fatwa MUI ini, sangat diharapkan umat di Indonesia bisa satu suara untuk berada di pihak kaum muslimin Gaza Palestina yang saat ini kelabu dibombardir oleh kafir zionis Israel.
Fatwa MUI ini saya harap menjadi titik awal untuk menyatukan umat, memanggil solidaritas antar kaum muslimin yang sesungguhnya sama sekali tidak seharusnya terpisah-pisah dan terpecah belah oleh batasan tanah air atau territorial wilayah negara. Sesungguhnya penjajahan kaum kafir zionis Israel atas tanah Palestina ini telah berlangsung berlarut-larut sebab kaum muslimin terpecah belah oleh ide nasionalisme, lalu berdampak menjadi kekuatan yang terpecah alias hilang kekuatan. Kaum muslimin tidak berdaya menolong saudaranya, tidak berdaya membebaskan tanah suci Baitul maqdis karena mereka tidak Bersatu dalam satu kepemimpinan islam. Semua ini benar-benar karena ide nasionalisme sudah berakar di negeri muslim. Selain itu cinta kekuasaan juga menghalangi penguasa negeri muslim untuk melawan ketidak adilan dunia. Apalagi mereka juga tersandera ‘utang’ Barat.
Sudah waktunya umat muslim bangun dari tidurnya. Menatap kerusakan, kehancuran, dan penderitaaan ini dengan penuh kesadaran untuk mencari akar masalah dan memikirkan solusinya. Sudah waktunya umat muslim untuk memahami bahwa penderitaan saudara kita yang ada di Palestina maupun di belahan dunia manapun adalah karena kita terpecah belah, kehilangan satu kepemimpinan islam, dan terlena akan kenikmatan dunia. Mengapa kaum muslimin tidak menyadarinya? Padahal telah tegas dikabarkan oleh Rasulullah saw. dalam hadisnya:
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278, shahih kata Syaikh Al Albani. Lihat penjelasan hadits ini dalam ‘Aunul Ma’bud).
Betapa gamblangnya Rasulullah saw. mengabarkan kondisi kita saat ini. Apa lagi yang kita tunggu? Mengapa kita tidak segera bergerak untuk melepaskan diri dari pengibaratan Rasulullah saw. bahwa kita saat ini Bagai sampah yang dibawah oleh air hujan? Sudah waktunya kita mengembalikan cara berpikir kita kepada cara berpikir Islami. Mengembalikan cara berpikir kita menjadi seperti cara berpikir Rasulullah saw. yang mana beliau berhasil mengangkat derajat kaum arab dari jahiliyah menjadi umat yang besar dan kuat dibawah ideologi islam, dalam naungan Negara Islam.
Kita memang bukan Nabi, tapi kita mampu mewujudkan kegemilangan peradaban isam yang dulu. Kita hanya perlu berusaha. Allah swt. yang telah berjanji untuk memberikan kemenangan itu kepada kita. Ibaratnya kita sedang berbisnis untuk sesuatu yang pasti menguntungkan dan sama sekali tidak akan rugi. Untuk melakukan yang mewujudkannya, Umat Islam wajib menjadikan islam sebagai ideologi yang memimpin cara berpikir mereka demikian juga penguasa muslim dan membuang semua pemikiran asing. Dengan demikian perjuangan akan menumbuhkan hasilnya. Umat akan Bersatu dalam naungan Khilafah Islamiyah, satu-satunya sistem yang mampu menjaga umat dari serangan dan penjajahan orang kafir atas izin Allah swt.
Tags
Opini