Pemuda, Bukan Sekadar Slogan Agen Perubahan




Oleh : Wahyuni Mulya 
(Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam)


 
Deklarasi Sumpah Pemuda adalah salah satu bukti bahwa pemuda Indonesia memilki peran penting dalam perjuangan bangsa. Lahirnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 tersebut menjadi tonggak utama dalam sejarah pergerakan pemuda seluruh Indonesia. Peran pemuda memang sangat sering dikaitkan dengan kemajuan suatu bangsa dan di Indonesia, peran pemuda  dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah dapat dilihat sejak masa perjuangan  kemerdekaan.
 
Menko Luhut melalui akun instagramnya @luhut.pandjaitan, menulis : “Di momen peringatan ke-95 tahun sumpah pemuda ini, sebagai generasi tua, saya ingin menyampaikan pesan sebagai generasi tua, saya ingin menyampaikan pesan sebagai seorang senior yang juga pernah mengalami muda. Jika engkau punya “privilege”, ambillah kesempatan untuk terus men-challenge dirimu menjadi lebih baik dari sebelumnya." Begitu juga dengan pemimpin negeri ini, Presiden Jokowi yang menulis di akun sosial medianya,  "Indonesia memiliki peluang besar dalam mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045 berupa bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030-an. Saat itu, penduduk usia produktif kita melimpah."
 
Jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Indonesia berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 70% dari total penduduk dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2028-2030. Pada periode itu, diprediksi akan menjadi puncak fenomena bonus demografi yang dapat dioptimalkan untuk produktivitas dan kemajuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
 
Dari total populasi dunia saat ini yang diperkirakan mencapai 7,5 miliar penduduk, 16% diantaranya atau sekitar 1,2 miliar penduduk merupakan orang muda berusia antara 15 hingga 24 tahun. Kaum muda ini sangat berperan untuk menghadapi ancaman dan tantangan terburuk bagi pembangunan berkelanjutan, termasuk dampak perubahan iklim, pengangguran, kemiskinan, ketidaksetaraan gender, konflik, dan migrasi. 

 
Potensi Pemuda

Sebagai agent of change (agen perubahan), pemuda merupakan sosok penting yang membantu proses perubahan baik dalam suatu perusahaan, organisasi, institusi, maupun masyarakat. Secara umum, agent of change merupakan sosok yang menginisiasi suatu perubahan atau bertindak sebagai katalis untuk sebuah proses perubahan. Selain itu, sosok agent of change juga mampu memperbaiki situasi atau berperan dalam pencarian solusi di tengah suatu kesulitan.
 
Pemuda juga punya peran sebagai iron stock, yakni aset, cadangan, harapan, dan generasi penerus bangsa di masa depan. Ibnu Khaldun pun berbicara tentang kualitas pemuda dan peradaban dalam kitabnya Muqaddimah. Beliau mengatakan bahwa, “Generasi Perintis adalah generasi yang memiliki semangat juang tinggi, pantang menyerah, cerdas, dan berkomitmen besar dalam membangun peradabannya. Generasi Pembangun adalah generasi yang masih mewarisi semangat dan ruh perjuangan pendahulu mereka. Biasanya pada masa merekalah sebuah peradaban akan mencapai puncak kemajuannya”. 
 
Pemuda adalah orang-orang yang idealnya memiliki fisik prima, tenaga kuat, serta daya pikir yang luas. Sungguh, semua potensi ini tidak hanya tampak dalam kekuatan idealisme, pemikiran, gagasan dan kualitas yang dimiliki oleh pemuda, namun secara kuantitas pun pemuda turut menjadi entitas dominan yang mampu menjadi penentu arah keputusan dan masa depan negara. 

 
Kondisi Pemuda Saat Ini

Untuk melepaskan diri dari kemiskinan, negara menjadikan generasi muda sebagai “tumbal” mengatasi kemiskinan akibat demokrasi. Negara ini telah mengorbankan potensi besar generasi muda, sebanyak 297 juta jiwa untuk menghidupkan roda perekonomian negara yang sedang “seret” tidak bergerak akibat perampokan sistemis. 
Di era digital saat ini dapat kita lihat, pemuda yang dikenal sebagai kalangan melek teknologi, justru tidak ubahnya mesin ekonomi kapitalisme dengan munculnya tren startup dan teknologi keuangan, seperti bank digital dan uang digital (cryptocurrency, bitcoin, dan sebagainya).

Mereka juga terlibat dalam teknologi sesat dan melalaikan seperti game online, pinjaman online (pinjol), hingga judi online.
 
Terdapat tiga desain “pemberdayaan” pemuda yang merupakan serangan kapitalis kepada kaum pemuda. Pertama; berperan secara global dalam kaitan politik mencegah ekstremisme melalui moderasi beragama. Kedua; menjadikan pemuda memiliki profil sekuler kapitalis dan dibajak untuk kepentingan industri kapitalis. Ketiga; serangan dari media kapitalis sekuler agar pemuda muslim hidup hedonis dengan arah kreativitas demi cuan meskipun melanggar nilai-nilai agama. Jelaslah bahwa potensi pemuda hari ini memang dibajak oleh penjajah sekuler kapitalis. (drg. Luluk Farida) 
 

 Gambaran Pemuda Sejati

Saat ini minat generasi muda untuk merumput di ladang hijrah dan taat syariat justru dianggap mengkhianati sekularisme sekaligus merupakan kerugian sistemis bagi kapitalisme. Padahal Allah Taala berfirman dalam Surah Adz-Dzariyat [51] ayat 56: 
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ 
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku.” 
 
Juga Surah Ar-Ruum [30] ayat 30: 

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ 

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” 
 
Oleh karena itu hendaklah generasi sekarang tidak  berhenti belajar agar paham bagaimana sebenarnya gambaran pemuda muslim sejati. 

Para pemuda terbaik adalah generasi di awal Islam. Mereka sebenar-benarnya sosok pahlawan. Kisahnya adalah realitas, bukan sebatas romantika sejarah, alih-alih dongeng fantasi. Mereka adalah para pemuda di zaman Rasulullah yang senantiasa membersamai Nabi Muhammad sejak masa belia. Hati mereka dipenuhi cahaya iman sehingga mereka begitu ringan dan ridha membela Islam. Mereka para pejuang, garda dan perisai bagi dakwah Rasulullah. Merekalah para sahabat Rasulullah yang keberadaannya bagai mata air. Aliran jejaknya menghidupkan titik awal tegaknya peradaban Islam yang gemilang.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak