Palestina Membutuhkan Khilafah



Oleh. Maftucha S. Pd
Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam 



Pemimpin negara-negara muslim mulai geram melihat pembantaian yang dilakukan oleh Israel kepada warga Palestina. Pembantaian yang berlangsung sejak 07 Oktober tersebut telah menewaskan 11.000 lebih warga Palestina yang tidak berdosa.

Karena itulah pada Sabtu (11/11/2023) pemimpin negara-negara muslim mengadakan pertemuan di Riyadh, Arab Saudi. Agenda yang disebut dengan Riyadh Summit ini kemudian juga mengundang negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang termasuk diantaranya adalah Presiden Joko Widodo. 

Harapan dari pertemuan tersebut adalah munculnya solusi yang bisa menghentikan serangan Israel ke Palestina. Namun, agaknya pertemuan tersebut hanya menyisakan kecaman saja, tanpa adanya aksi nyata supaya perang ini segera berakhir. 

Pepesan Kosong Riyadh Summit

Menurut media REPUBLIKA.CO.ID beberapa media internasional seperti AFP dan channel 12 memberitakan bahwa, sejumlah negara Arab yang diprakarsai oleh Alzajair mengajukan lima langkah untuk menghentikan perang ini. Lima langkah tersebut adalah pertama, mencegah agar alat-alat perang AS yang ada di pangkalan militer Timur Tengah tidak digunakan oleh Israel. 

Langkah Kedua, membekukan semua hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel. Ketiga, Menjadikan minyak sebagai alat untuk menekan Israel. Keempat, melarang penerbangan ke dan dari Israel melalui wilayah udara Arab. Kelima, mengirimkan delegasi Arab ke AS, Eropa, dan Rusia untuk mendorong gencatan senjata ke Gaza. 
Sayangnya pertemuan KTT ini tidak menghasilkan kesepakatan sehingga akhirnya dibahas dalam pertemuan gabungan dengan negara anggota OKI. Namun, lima langkah ini juga tidak dibahas dalam pertemuan gabungan tersebut. Menurut analis stasiun televisi Channel 12 negara-negara yang tidak sepakat dengan lima langkah tersebut adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Yordania, Sudan, Maroko, Mauritania, dan Djibouti. Jadilah pertemuan ini hanya pepesan kosong saja. 

Berharap pada PBB, Apa Kabar Dunia? 

Konflik pendudukan Israel atas tanah Palestina sudah berlangsung puluhan tahun dan banyak memakan korban jiwa. Namun, dunia tetap diam seribu bahasa. PBB yang mendeklarasikan diri sebagai penengah tidak pernah bisa berbuat adil terhadap penderitaan rakyat Palestina. 
Berbagai resolusi dan genjatan senjata yang disepakati selalu dilanggar oleh Israel. Israel selalu memulai penyerangan, ulah Israel tersebut terus dilakukan dari tahun 2008, 2012, 2014, 2021 dan saat ini 2023. 

Berharap pada PBB untuk menuntaskan masalah Palestina sama artinya kita bermimpi, karena keputusan apapun yang dikeluarkan oleh PBB akan di anulir oleh AS jika tidak sesuai dengan sikapnya. Gencatan senjata yang diusulkan pun akan selalu dilanggar oleh Israel karena memang tujuan mereka adalah merampas seluruh wilayah Palestina dan mengusir warganya. 
Amerika secara terang-terangan mendeklarasikan dirinya untuk selalu berada di belakang Israel. AS memang memiliki kepentingan di Timur Tengah, dengan bercokolnya Israel di Palestina maka Hegemoni AS akan tetap terjaga.

Palestina Membutuhkan Khilafah

Palestina adalah tanah kaum muslimin, dan bukan hanya milik Palestina. Maka menjadi tanggung jawab seluruh kaum muslimin untuk mempertahankannya dari pendudukan Israel. Namun, pemimpin negeri-negeri muslim tak ubahnya macan di dalam kandang, mereka ada dalam belenggu nation state. 

Dalam sejarahnya Palestina telah dibebaskan beberapa kali oleh kaum muslimin. Yakni Khalifah Umar bim Khattab dan Shalahuddin al-Ayyubi. Kemudian Palestina berada pada kekuasaan yang aman hingga diruntuhkannya Daulah Khilafah oleh Inggris melalui anteknya Kemal Attaturk. 

Palestina saat ini membutuhkan persatuan kaum muslimin yang ada di bawah naungan khilafah. Dengan adanya khilafah maka kholifah akan mengerahkan tentaranya untuk melenyapkan Israel. Sebagaimana hadis dari jalur Abu Hurairah bahwa, Rasulullah saw. bersabda :

“Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Perlindungan kepada kaum muslimin telah dicontohkan sendiri oleh Rasulullah saw. Ketika itu seorang muslimah telah di langgar kehormatannya oleh orang Yahudi Bani Qainuqa’ di Madinah, Nabi shalla-Llahu ‘alaihi wa Sallam sebagai kepala negara melindunginya, menyatakan perang kepada Yahudi Bani Qainua’,  dan mereka pun diusir dari Madinah.

Begitu juga Khalifah Al-Mu'tashim memenuhi panggilan wanita muslimah yang telah dinodai kehormatannya oleh pasukan Romawi, khalifah mengirimkan tentaranya, melumat habis Amuriah hingga menewaskan 9000 pasukan Romawi dan 9000 lagi dalam tawanan. Begitu juga dengan Khalifah Sultan Abdul Hamid II

Ketegasan Khalifah dalam persoalan ini membuat orang-orang kafir segan dan takut. Pemimpin yang seperti inilah yang dibutuhkan oleh Palestina saat ini. Bukan yang lemah dan membebek kepada orang-orang kafir. Semoga Allah memberikan pertolongan-Nya kepada kita semua dengan tegaknya khilafah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak