Palestina Berdarah, Penguasa Tetap Tuli dan Buta


Nora Putri Yanti  SP.d (Aktivis dakwah dan Pemerhati Remaja)

Hari telah berganti hari, tak terasa satu bulan penuh rakyat Palestina diterpa nestapa yang tak kunjung usai. Bejibun serbuan bom silih berganti mengusik telinga dan menyesakkan dada. Air mata pun kian kering menanti bala bantuan dari negeri tetangga. Tapi nyatanya harapan tak berbuah realita.

Seruan dan kecaman terus menggema, tapi itu bukan solusi nyata, baru-baru ini MUI mengeluarkan fatwa no 83 Tahun 2023, terkait membeli produk yang mendukung agresi Israel haram hukumnya. perjuangan Palestina harus dibantu nyatanya aksi tidak ada. Bagaimana kita akan mempertanggungjawabkan di hadapan sang pencipta? atas tingkah laku kita yang tuli dan sengaja membutakan mata?

Jangan selalu lupa dengan pegangan kita, yuk ingat kembali Hadis Nabi saw yang menyeru untuk melindungi darah dan harta kaum Muslim. Beliau bersabda pada Hari Arafah: "Sungguh darah dan harta kalian itu haram (suci) seperti sucinya hari kalian ini, di negeri kalian ini dan pada bulan kalian ini (HR Muslim)."

Bukankah hancurnya Ka'bah lebih baik dari pada darah kaum Muslim tertumpah tanpa haq? Sejak 1948 sudah tak terhitung ribuan nyawa melayang tanpa mereka dapat pembelaan, subhanallah.

Ingat juga Hadis Nabi saw. tentang persatuan dan kesatuan kaum Muslim sedunia berdasarkan akidah Islam, bukan atas dasar kebangsaan (nasionalisme). "Wahai manusia, ingatlah, Tuhan kalian satu. Bapak kalian juga satu. Ingatlah, tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas non-Arab, juga bagi orang non-Arab atas orang Arab, dan tidak ada keutamaan bagi orang berkulit merah atas kulit hitam, juga bagi orang berkulit hitam atas kulit merah, kecuali karena ketakwaannya (HR Ahmad)."

Nyatanya aksi kita selama ini masih berharap pada ikatan rendah nasionalisme ini, panasnya ketika ada ancaman.

Bukankah sudah diwajibkan atasmu dengan satu kepemimpinan sebagaimana Rasulullah saw. bersabdah: "Sungguh Imam/Khalifah (Kepala Negara) itu laksana perisai; (orang-orang) akan berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya (HR al-Bukhari dan Muslim)."
Wahai pemuda, bukankah engkau harapan dunia, dipundakmu ada amanah untuk meninggikan syari'ah segera, jangan sampai kita terjajah dengan kafir durjana.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak