Oleh : Maulli Azzura
Pemerintah berambisi meloloskan diri dari perangkap pendapatan menengah atau middle income trap pada 2030. Middle income trap adalah suatu keadaan ketika suatu negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah, tetapi tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk menjadi negara maju. Keinginan Indonesia untuk lepas dari perangkap pendapatan menengah juga disampaikan oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. Ketum Partai Gerindra yang juga merupakan bakal capres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) enggan warga Indonesia hanya digaji berbasis upah minimum regional (UMR) saja. (Tirto.id 23/10/2023)
Siapa yang tidak ingin bila di iming-iming gaji anak cucu kita kelak dengan jumlah yang fantastis dari pendapatan gaji rata-rata sekarang?. Namun, untuk menuju ke sana tentu tidak mudah. Bisa jadi butuh waktu berpuluh-puluh tahun untuk gaji pekerja minimal Rp10 juta per bulan. Sebab saat ini rata-rata gaji pekerja hanya sekitar Rp3 juta.
Dilansir dari Tirto.id (23/10/2023) (Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata upah buruh, karyawan, atau pegawai secara nasional mencapai Rp2,94 juta per bulan pada Februari 2023. Angka ini meningkat dibanding Februari 2022 yang rata-ratanya Rp2,89 juta per bulan. Berdasarkan sektornya, rata-rata upah buruh nasional tertinggi pada Februari 2023 berasal dari real estate Rp4,82 juta per bulan. Kemudian, sektor aktivitas keuangan Rp4,81 juta per bulan dan pertambangan Rp4,59 juta per bulan. Di sisi lain, rata-rata upah buruh terendah nasional yaitu pada sektor jasa lainnya Rp1,79 juta per bulan. Lalu, disusul oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan Rp2,06 juta per bulan, dan penyediaan akomodasi dan makan minum Rp2,14 juta per bulan.
Namun apakah akan segera terealisasi jika negara dengan jumlah korupsi yang tak terkendali akan mampu menyejahterakan rakyat?. Lalu apakah kapitalisme yang berasaskan kemanfaatan akan bisa memberikan kemakmuran bagi buruh?.
Dalam sistem kapitalisme akan sulit untuk melayakkan kaum buruh, janji-janji penguasa hanya isapan jempol ketika mereka bergelut dengan pengusaha. Alih-alih menyejahterakan rakyat, malah endingnya hanyalah memperkaya diri sendiri dengan memanfaatkan gaji buruh yang rendah.
Di dalam Islam kepemimpinan itu amanah yakni mengatur semua urusan umat seperti menjamin pemenuhan kebutuhan pokok, sandang pangan, papan bagi tiap individu warga negara, bukan tiap keluarga. Dan juga menjamin pemenuhan hidup seperti pendidikan, kesehatan, dan juga keamanan secara cuma-cuma dan gratis, serta melindungi rakyat dari berbagai gangguan dan ancaman dalam memelihara urusan rakyat. Maka dari itu bila ingin benar-benar sejahtera, Islam-lah yang akan mampu mewujudkanya. Campakkan sistem yang melahirkan orang-orang rakus dan serakah akan kekuasaan, yang menjadikan diri sendiri bergelimang harta duniawi, namun enggan meriayah rakyat dengan benar. Hidupkanlah sistem yang benar-benar mengatur urusan rakyat yang berpondasi pada akidah yang benar yang tak lain adalah sistem khilafah yang terbukti dan mampu menjamin kesejahteraan rakyat, bahkan bukan hanya muslim saja melainkan non muslim.
Rasulullah bersabda,
"Sungguh kalian akan berambisi terhadap kepemimpinan (kekuasaan), sementara kepemimpinan (kekuasaan) itu akan menjadi penyesalan dan kerugian pada hari kiamat kelak. Alangkah baiknya permulaannya dan alangkah buruknya kesudahannya," (HR Al-Bukhari, An-Nasa’i dan Ahmad).
Wallahu A'lam Bishowab