Oleh: Yaurinda
Harga komoditi pangan yang terus meroket berimbas pada daya beli masyarakat menurun. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mewanti-wanti harga beras, gula, dan cabai dalam tren naik. Hal itu, ujarnya, terpantau di kabupaten/ kota di Indonesia.
Menurut Amalia, harga gula mengalami kenaikan di 338 kabupaten/ kota di Indonesia, harga beras naik di 283 kabupaten/ kota, dan cabai rawit naik di 259 kabupaten/ kota. (Cnbc Indonesia, 16/10/2023)
Kesulitan untuk memenuhi kebutuhan juga dirasakan oleh buruh Indonesia. Upah yang mereka dapat terbilang kurang untuk memenuhi kebutuhan dan mereka penuntut kenaikan upah minimum untuk tahun 2024.
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Partai Buruh mendesak pemerintah menaikkan upah minimum sebesar 15% pada 2024. Buruh mengancam akan melakukan aksi mogok bila keinginan itu tak dipenuhi.
"Tuntutan kita sebesar 15% harga mati," kata Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Sabilar Rosyad saat berorasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Cnbc Indonesia Jumat (27/10/2023).
Hal ini sudah menjadi acara tahunan kaum buruh Indonesia untuk memperjuangkan nasib mereka, karena memang upah mereka tidak akan cukup jika kenaikan harga senantiasa terjadi setiap tahunnya. Ini adalah perwujudan dari hasil sistem kapitalisme.
Kapitalisme menganggap pemilik modal adalah pemimpin. Semua yang bisa diambil keuntungan akan dikerjakan dan rakyat di peras tenaganya untuk memenuhi kehidupannya sendiri. Sikap individualis juga menjangkiti masyarakat dan para elit, mereka tak perduli apa yang dibutuhkan rakyat.
Tugas negara sebagai pengayom masyarakat tidak terlaksana. Negara hanya bekerja sebagai regulator para pemilik modal untuk melaksanakan tujuan mereka. Suara rakyat tak berarti apa-apa saat para kapital berbicara. Kesengsaraan, kesenjangan sosial terus bergulir dari hari kehari.
Sistem kapitalisme saat ini tidak akan pernah mampu mensejahterakan masyarakat karena kepentingan mereka adalah kapital bukan rakyat. Tentu ini sangat jauh berbeda dengan sistem Islam, yang mana pemimpin adalah pelayan umat. Pemimpin bertugas memastikan masyarakat terpenuhi segala kebutuhannya.
Bukan hanya kebutuhan pokok namun segala macam fasilitas dipenuhi. Seperti pendidikan, infrastruktur, rumah sakit, bahkan sandang, pangan dan papan yang kebutuhan juga dipenuhi. Mental rakyat juga dijaga oleh pemerintahan Islam. Dan hal ini pernah terwujud selama lebih dari 1300 abad.
Bagaimana sistem ini bisa memenuhinya?
Islam memiliki sistem pengelolaan sumber daya alam(SDA). SDA di bagi menjadi dua kepemilikan individu, dan kepemilkan umum. Kepemilikan individu merupakan sumber daya yang boleh dimiliki individu dan sifatnya terbatas. Sedang kepemilikan umum sifatnya luas dan tidak terbatas seperti padang rumput, api dan air.
Kepemilikan umum akan dikelola sepenuhnya oleh negara kalau pun rakyat mau menggunakan boleh tapi bukan untuk memiliki. Kepemilikan umum akan dikelola negara dan dikembalikan pemanfaatannya kepada masyarakat dengan harga murah bahkan gratis.
Selain itu negara memiliki sumber pendapatan tetap dari jizyah, fai, kharaj, ganimah. Kas negara yang berlimpah akan mampu memberikan fasilitas yang di perlukan umat.
Apabila ada rakyat yang miskin, negara akan memberikan zakat sampai keluarga tersebut mampu. Laki-laki wajib bekerja, begitu pula negara wajib membuka lapangan pekerjaan atau memberikan modal usaha tanpa riba.
Saat negara Islam mengelola SDA, misalnya, tentu akan membutuhkan tenaga profesional dan tenaga kerja. Dengan begitu, rakyat akan terserap pada pengelolaan tersebut dan secara langsung bisa mengurangi pengangguran.
Jika si laki-laki tidak bekerja, tanggung jawab anak ada pada saudara. Jika tidak mampu menafkahi, tanggung jawab itu akan diambil alih oleh negara dengan mengambil biaya dari baitulmal.
Kebutuhan murah, lapangan pekerjaan berlimpah, akses fasilitas umum mudah gaji buruh yang sesuai dengan pekerjaannya hanya ada dalam sistem Islam. Bahkan jika tak mampu untuk bekerja negara mengambil alih tanggung jawab itu. Jadi tidakkah kaum buruh akan sejahtera dalam naungan Islam.