Oleh : Hasna Hanan
Diketahui, Sumpah Pemuda yang dirayakan setiap tahun pada 28 Oktober bulan lalu menjadi salah satu hari bersejarah yang penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan. Sumpah Pemuda menjadi ikrar atau komitmen yang diucapkan oleh para pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia yang menandai semangat persatuan, kesatuan, dan perjuangan para pemuda dalam mencapai kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Sumpah Pemuda diucapkan dalam Kongres Pemuda II yang diadakan di Jakarta, yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai organisasi pemuda di seluruh nusantara.
Semangat sumpah pemuda kala itu esensinya harusnya tetap membara hingga saat ini yaitu mengusir penjajahan dalam semua bentuknya, baik itu secara fisik dengan peperangan maupun non fisik dalam bentuk perang pemikiran ghozful fikri, apalagi di negri Indonesia yang menurut presiden Jokowi mempunyai bonus demografi yang melimpah yaitu pada puncaknya 2030.
"Indonesia memiliki peluang besar dalam mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045 berupa bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030-an. Saat itu, penduduk usia produktif kita melimpah," kata Jokowi.(Jakarta, Beritasatu.com 28/10/2023)
Akan tetapi bonus demografi ini akan diarahkan untuk kepentingan kapitalisme yaitu memenuhi tuntutan pangsa pasar yang liberal, pemuda hari ini tidak akan menjadi Pioner perubahan untuk kemajuan bangsa tetapi di jadikan mesin produksi untuk ambisi korporasi menuai keuntungan sebesar-besarnya. Ini tersirat dari pernyataannya bahwa
bangsa Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang ini melalui dua strategi utama. Pertama, mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia agar siap memasuki pasar tenaga kerja dengan produktivitas yang tinggi. Kedua, meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan rakyat melalui eksploitasi sumber daya alam yang dimiliki.
Sementara SDA hari ini juga sebagian besar pengelolaannya tidak mandiri ditangan pemerintah tetapi banyak berada ditangan asing dan Aseng, aset negara sudah banyak yang terjual oleh swasta sehingga bisa dikatakan eksploitasi besar-besaran di keruk dan dibawa keluar negri tapi tidak untuk kesejahteraan rakyat.
Kapitalisme Sekuler merusak Jati Diri Pemuda
Peringatan sumpah pemuda seharusnya menjadi refleksi peran pemuda hari ini untuk memajukan bangsa di tengah berbagai program pembajakan potensi pemuda dalam berbagai bidang. Di sisi lain, sistem hari ini melahirkan pemuda yang berpikir pragmatis individualistis.
Serangan massive pemikiran Barat yang merusak generasi muda saat ini jauh dari pemahaman Islam telah berhasil menjadikan mereka pemuda yang sekuler dan bahkan memusuhi ajaran agamanya sendiri, menjadi pemuda tidak untuk membela agamanya justru sebaliknya menjadi pejuang demokrasi dengan berbagai racun yang disuntikkan dalam pemikiran dan parahnya ini di muluskan melalui program pemerintah dengan dikeluarkan UU yang melegalkannya untuk jadi bahan ajar pendidikan ditingkat semua jenjang sekolah hingga perguruan tinggi seperti moderasi beragama, radikalisme, terorisme, pernikahan beda agama, toleransi beragama, emansipasi wanita, Islam Nusantara dll yang semuanya menyerang pemikiran Islam.
Kerusakan pemuda hari ini sebenarnya berasal dari sistem kapitalisme demokrasi sekuler yang menjadikan mereka pemuda hedonisme, mager, terjerat pinjol, kebebasan seksual, aborsi, kriminalitas, tawuran dll
Jauh dari cita-cita sumpah pemuda yang diharapkan karena dirusak oleh style kebaratan sekuler, apalagi menjadi pemuda tangguh perubah peradaban gemilang, sebagaimana pahlawan yang berjasa di Nusantara ini, atau bahkan yang sekelas Muhammad Al Fatih pembebas konstantinopel dan Sholahuddin Al Ayyubi pembebas Al- Maqdis dan juga para sahabat Rosulullah yang perjuangan untuk membela Islam tiada tandingnya.
Dimana generasi tersebut bisa terwujud jika masih mendidiknya dengan sistem yang rusak seperti sekarang ini.
Islam Pencetak Generasi Emas Perubah Peradaban
Islam memperhatikan peran pemuda dan mengarahkan negara untuk membangun pemuda menjadi generasi pembangun peradaban mulia yang berkepribadian islam, orientasi hidup jauh ke depan, bukann hanya duniawi semata
Pemuda adalah kekuatan kita (quwwatunaa), 80% dari umat ini adalah pemuda, mereka detak jantung kita dan harta berharga kita. Syekh Mustofa Al-Ghulayaini menegaskan, “Sesungguhnya pada tangan pemudalah urusan umat dan di kaki-kaki merekalah terdapat kehidupan umat”. Penting mengingat perintah Alloh untuk kita peduli terhadap generasi muda ini agar mereka tidak lemah, terombang ambing dalam sistem yang dimanfaatkan para kapitalis sekuler.
Sehingga mencetak, membina, menjaga pemahaman serta mengawal pemuda hari ini adalah tugas kita bersama kaum muslimin, tampak nyata yang terjadi hingga hari ini tanah suci Baitul Maqdis ternoda dan terampas oleh kaum zionis Yahudi laknatullah, dimana peran pemuda di negeri-negeri kaum muslimin yang harusnya turut membantu saudara-saudara kita yang berjuang di garis perbatasan Gaza untuk mempertahankan tanah milik kaum muslimin yang terjajah,
Tidak ada yang mereka perbuat karena tersekat dengan para pemimpin boneka Amerika, untuk membela mereka saudara kita di Gaza, seakan para pemuda muslim sebagai tentara-tentara mandul yang tak berfungsi melakukan pembebasan penjajahan disana ataupun dinegri-negri yang kaum muslimin tertindas seperti muslim Moro (Filipina), muslim Uighur (Cina), muslim Rohingya (Myanmar).
Tugas guru dan orang tua menjadi lebih berat dengan adanya tren seperti ini. Tantangan mewujudkan profil pemuda Muslim pun semakin berat. Orang tua dan guru harus lebih siap mendidik para pemuda agar menjadi Muslim sejati.
Khatimah
Kewajiban kita sebagai muslim terutama orang tua dan guru ialah mempersiapkan generasi hebat taat syariat dengan membentuk pola pikir dan pola sikap berdasarkan akidah Islam. Dengan demikian, terbentuk tingkah laku yang juga berdasarkan akidah Islam dan senantiasa mengikuti Al-Qur’an dan Sunah.
Wallahu'alam bisshawab