Oleh: Ayu Susanti, S.Pd
Indonesia adalah negara yg subur penuh dengan kekayaan alam. Harta kekayaan yang dimiliki Indonesia sangat berlimpah dan bisa membuat penduduknya makmur. Dan, menjadi negara maju tentunya menjadi impian negara Indonesia. Negara maju yang memiliki kekuatan dan mampu menjadi negara berpengaruh di dunia.
Menjadi negara maju tak lepas dari pendapatan para penduduknya. Pun pemerintah berambisi untuk meningkatkan pendapatan para penduduknya.
Pemerintah berambisi meloloskan diri dari perangkap pendapatan menengah atau middle income trap pada 2030. Middle income trap adalah suatu keadaan ketika suatu negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah, tetapi tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk menjadi negara maju. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan, untuk bisa lolos dari pendapatan menengah dan menuju menjadi negara maju, maka pendapatan per kapita Indonesia harus berada di atas 10.000 dolar AS atau Rp150 juta per bulan selepas 2030 hingga 2045. Saat ini pendapatan per kapita Indonesia ada di angka 4.700 dolar AS atau setara Rp73 juta (asumsi kurs Rp15.693 per dolar AS). Lalu, pendapatan per kapita Indonesia ditargetkan naik 5.500 dolar AS atau Rp86 juta di 2024 dan ditargetkan 10 ribu dolar AS hingga 2045. (tirto.id, 23/10/2023).
Akankah Indonesia bisa meraih hal tersebut?
Di satu sisi, negara melimpahkan tanggung jawab menjadi negara maju kepada keluarga.
Dalam paparan terkait tema keluarga, Hasto menjelaskan bahwa pembangunan keluarga adalah pondasi utama tercapainya kemajuan bangsa. BKKBN kemudian mendefinisikan pembangunan keluarga itu adalah untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas, yang hidup dalam lingkungan yang sehat. (Republika.co.id, 28/10/2023).
Apakah dengan hanya mewujudkan ketahanan keluarga bisa menciptakan negara maju?
Menjadi negara maju, negara yang bisa mandiri, kuat dan kokoh serta punya posisi tinggi di dunia internasional adalah impian bagi setiap negara. Namun, jika sistem hidup yang digunakan masih kapitalisme-sekulerisme, maka impian menjadi negara maju hanyalah semu belaka. Negeri ini tak bisa menjadi negara maju jika masih menggunakan sistem hidup kapitalisme-sekulerisme karena masih tergantung kepada negara lain. Disamping itu, jika hanya mengandalkan peran keluarga untuk menjadi negara maju, maka hal ini sulit terwujud. Karena untuk menjadi negara maju harus dilihat dari kekuatan visi misi negara tersebut.
Dalam Islam, negara sudah jelas memiliki visi misi yang kuat dan tangguh. Dalam Islam, negara berusaha untuk mengurusi urusan dalam negeri dengan baik dan tepat. Dari mulai pemenuhan kebutuhan primer yang memadai sampai memikirkan menjadi negara adidaya di kancah internasional. Semuanya sudah diatur dalam Islam. Oleh karena itu, jika kita ingin mewujudkan negara maju maka sudah selayaknya kembali kepada aturan Islam yang menyeluruh.
Wallahu'alam bishshawab.
Tags
Opini