Oleh: Lulu Nugroho
Beragam kasus kejahatan mengiringi kehidupan masyarakat. Jika dahulu manusia saling bunuh karena hal yang mendesak dan primer, kini karena perkara sepele, seseorang dengan mudahnya menghabisi nyawa orang lain.
Hal ini terjadi pada korban yang mengalami luka tusuk di dada sebelah kiri menembus jantung, kemudian di lengan dan di jari tangan. Menurut laporan dari tvOneNews.com pada Selasa, 31 Oktober 2023, Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo, menjelaskan bahwa peristiwa itu dimulai ketika pelaku TT (35) merasa marah karena tidak menerima keputusan korban AD (29) untuk mengeluarkannya dari salah satu grup WhatsApp geng motor. (Viva.co.id, 30-10-2023)
Tidak Ada Keamanan dalam Sekularisme
Sekularisme menegasikan peran Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari, sehingga manusia akhirnya membuat aturan bagi dirinya sendiri. Sementara, terdapat perbedaan kepentingan antara manusia satu dengan lainnya, hingga berpeluang terjadinya friksi dan menimbulkan silang sengketa.
Begitu pula terhadap dorongan berkelompok, karena berdasarkan pada manfaat, maka ikatan pun mudah lepas dan terkoyak. Apabila tidak lagi didapati keuntungan di sana, maka seseorang akan menggerai ikatannya. Itulah yang terjadi pada kelompok WhatsApp geng motor. Di awal terdapat kesamaan kepentingan dan kebutuhan di sana, namun ketika hal tersebut hilang, maka lepaslah ikatannya. Bahkan karena sakit hati, membunuh menjadi hal yang lumrah.
Karena pemikiran yang merosot, manusia tidak lagi menyandarkan aktivitasnya pada akidah. Semuanya bergerak mengikuti kebutuhan jasmani dan nalurinya, belaka. Maka tak heran, mereka akan membentuk ikatan-ikatan yang bersifat lemah, temporer, dan tidak sesuai dengan martabat manusia, bahkan bisa jadi berbahaya.
Islam Solusi Hakiki
Islam memandang bahwasanya untuk meraih kemajuan dan kebangkitan, setiap individu perlu mengikatkan dirinya dengan ikatan akidah, bukan yang lainnya. Tatkala manusia melebur dalam ikatan ideologis yang sahih ini, maka akan terwujud kemaslahatan yang banyak di tengah kehidupan.
Ikatan ini tidak bersifat emosional, atau lahir secara spontan sebagai mekanisme pertahanan diri, akan tetapi benar-benar muncul karena ketaatannya kepada Allah SWT. Kesadaran manusia akan hubungannya dengan Allah, membuat seluruh aktivitasnya berjalan atas dasar landasan keimanan kepada Allah.
Maka tentu hal yang luar biasa ini, perlu mendapat penjagaan negara. Sebab ketika setiap individu menyandarkan dirinya kepada Allah, maka akan melahirkan sebuah peradaban yang bernilai tinggi. Seluruh perbuatannya bersandar pada halal dan haram, sehingga tidak akan terjadi perkara sia-sia.
Penerapan Islam kaffah, meniscayakan terwujudnya hal ini. Suasana keimanan akan muncul, membuat setiap warga senantiasa berada dalam ketinggian berpikir. Negara juga wajib memberikan edukasi dan menancapkan akidah pada setiap warganya, serta tidak membiarkan konten-konten atau media, menyampaikan ide yang akan membuat pemikiran masyarakat kembali turun.
Negara pun akan menutup setiap peluang terjadinya kemungkaran dan pelanggaran terhadap hukum Allah, dengan memberikan penjagaan berupa mekanisme syurthah dan qadi (polisi dan pengadilan). Alhasil, beragam kasus kejahatan dapat segera dituntaskan secara adil, pun menghindari munculnya kasus serupa di kemudian hari.
Allah Azza wa Jalla berfirman,
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan, dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”
(QS Al-An’am : 82)
Islam menjadi rahmat bagi semesta alam, membuat setiap individu, masyarakat dan negara berusaha menghargai sesama, dan menciptakan keamanan. Maka upaya-upaya mewujudkan kebangkitan umat, dapat segera terealisasi karenanya.
Rabbij'al haadza baladan aaminan warzuq ahlahu minats tsamaraati man aamana minhum billaahi wal yaumil aakhiri.
Ilustrasi: IG Infobandungkota
.
Tags
Opini