oleh : Salsabila Isfa Ayu Komalasari
Kawan, sungguh dada sesak menyaksikan apa yang hari ini menimpa saudara sudara muslim kita di Palestina. Kebiadaban Zionis Israel yang bermandikan darah ribuan anak anak Palestina, dan kemunafikkan negara negara barat yang menikmati bahkan mendanai pembataian di Palestina di tengah mereka serukan HAM dan Kemanusiaan pada dunia. Sungguh hati mana yang tak marah dan benci melihat kedzaliman yang begitu nyata hari ini?
Kawan, hari ini semua mata Allah izinkan tertuju pada Gaza, Palestina. Obrolan seputar sejarah, latar belakang dan fakta fakta Palestina - Zionis Israel, bahkan sampai pada solusi terbaik bagi Palestina seakan menjadi perbincangan yang patut diresapi.
Hari ini kawan, banyak juga umat yang akhirnya tersadarkan dan menyepakati bahwa Zionis Israel adalah penjajah yang kini terang terangan melakukan genosida pada warga Palestina. Kenyataan tersebut kawan, mendorong mayoritas umat Islam hari ini semakin vokal menyuarakan pembelaannya pada Palestina.
Sebagian besar umat mulai menyadari, bahwa bersikap netral sama saja berdiri bersama penjajah, karena kebenaran dan kebathilan sudah sangat jelas di depan mata.
Ajakan untuk menunjukkan keberpihakannya pada Palestina dengan memberikan aksi nyata, baik berupa memberikan bantuan kemanusiaan atau seruan untuk memboikot produk produk yang terafiliasi oleh Zionis Israel semakin deras di media sosial. Jika berdonasi umat belum mampu berkorban materi, maka boikot produk adalah hal yang paling mudah untuk bisa dilakukan umat hari ini, karena tak mesti berkorban materi cukup dengan komitmen dan kesadaran diri.
Kawan, bukankah itu sebenernya bukti bahwa umat muslim sebenarnya punya ghiroh perjuangan?
Tapi kawan, tetaplah ingat bahwa itu bukanlah solusi hakiki. Ibarat obat, ia hanyalah penawar dan pereda nyeri. Itu semua dibutuhkan hari ini sebagai solusi jangka pendek, umat tak boleh abai dan lupa mempersiapkan untuk solusi jangka panjangnya.
Kawan, satu hal yang perlu umat pahami bahwa, latar belakang Penjajahan Palestina hari ini adalah tersebab Dunia Islam yang terpecah belah atas nama Nation State atau Nasionalisme.
Dalam sejarahnya, inilah produk pemikiran dari Barat yang sengaja dipaksakan kedalam pemetaan Dunia Islam. Ide pemikiran yang lahir dari kepentingan Imperalisme dan Kolonialisme abad 18 ini telah menumbuhkan semangat fragmentasi politik di kalangan umat Islam kala itu, sehingga Dunia Islam terpecah belah menjadi 57 Negara.
dan inilah kawan, cikal bakal yang akhirnya menjadikan aktor aktor negara terbelenggu dengan adanya batas batas wilayah, sekat sekat dan bendera bendera negaranya. Produk pemikiran inilah yang akhirnya membuat aktor aktor negara Islam ciut nyali memberikan aksi nyata, kecuali sebatas kecaman dan kecaman.
Maka kawan, inilah produk yang wajib di boikot oleh seluruh umat Islam dalam pemikirannya. Produk yang jelas nyata Racun bagi Dunia Islam, umat Islam harus dan wajib
menolaknya dan memperjuangkan kembali persatuan umat muslim di seluruh dunia dalam satu institusi bernama Khilafah Islamiyah.
Sungguh kawan, hanya Khilafah Islamiyah yang mampu menjaga kedamaian dan ketentraman hidup bagi siapapun yang tinggal didalamnya. Sejarah telah mencatatnya, bagaimana kehidupan Palestina di bawah kekuasaan Islam.
Terakhir kali, wilayah Palestina berada dalam kekuasan Kekhilafan Turki Ustmani. Sejarah juga mencatatnya bagaimana Palestina dibawah kekuasaan Islam berkembang menjadi sebuah wilayah yang multikultur.
Di wilayah palestina saat itu kawan, tinggal umat Islam, Yahudi, dan Nasrani, yang hidup berdampingan secara damai dan tertib. Sebelum akhirnya, berbagai konspirasi musuh musuh Islam sebabkan Kekhilafahan Turki Utsmani gonjang ganjing. Ditambah ide Nasionalisme yang masuk ke dalam tubuh Dunia Islam telah menggerogoti rasa persatuan Islam. Hingga akhirnya Kekhilafahan Turki Utsmani runtuh, dunia Islam terpecah belah dan malapetaka itu datang di tanah Palestina.
Kawan, sekali lagi inilah perjuangan bagi umat Islam yang semestinya. Perjuangan untuk membangkitkan kembali Islam, mewujudkan persatuan umat Islam di seluruh dunia.
ini bukan hayalan kawan, pun juga bukanlah euforia belaka. Persatuan Islam dan kebangkitan Islam ialah sebuah janji Allah dan Bisyarah Rasulullah bahwa kemenangan Islam adalah kepastian. Bukankah sudah semestinya kita sebagai umat Islam yang meyakini akan Tuhan dan Rasulnya menyambut kabar gembira ini dengan sebaik baiknya peran??
Sudah siapkah kawan, ikut dalam barisan perjuangan ini?
Tags
Opini