Oleh Ratni Kartini, S.Si
(Pemerhati Sosial)
“Men sana in corpore sano, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Dari peribahasa ini tersirat bahwasanya kesehatan tubuh sangat berkaitan erat dengan kondisi jiwa seseorang. Tentu saja untuk mendapatkan tubuh yang sehat di mulai pada masa perkembangan manusia itu sendiri. Bahkan sebelum terbentuknya embrio janin di dalam kandungan seorang ibu. Hanya saja, fakta di lapangan menunjukkan kasus stunting di Indonesia masih tetap tinggi. Tingginya angka stunting ini akan memiliki implikasi serius terhadap kegagalan dalam mencetak generasi emas pada tahun 2045.
Berbagai upaya pun telah ditempuh oleh pemerintah baik pusat maupun daerah untuk mengatasi masalah stunting. Begitu pula apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Kendari. Sejumlah inovasi dan terobosan guna mempercepat penurunan kasus stunting pada anak terus digalakkan. Pemerintah Kota Kendari memulai programnya dengan memfokuskan pada upaya pencegahan lahirnya bayi stunting dengan sasaran calon pengantin, ibu hamil dan nifas, dan bayi dua tahun (baduta) dan bayi lima tahun (balita) yang berisiko stunting. Bahkan sampai tataran membuat program penurunan angka kemiskinan di Kota Kendari melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) pada lima kecamatan yakni Kambu, Wuawua, Nambo, Mandonga dan Kecamatan Kendari (Detiksultra, 9/10/2023).
Atas upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Kendari, angka stunting di Kota Kendari mengalami penurunan menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, yakni dari 24 persen tahun 2021 menjadi 19,5 persen tahun 2022 (antaranews, 30/01/2023).
Tentu saja hasil capaian ini patut diapresiasi. Hanya saja angka 19,5 persen ini dinilai masih cukup tinggi karena pemerintah Indonesia sendiri menargetkan Program Penurunan Stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 mendatang. Butuh solusi yang komprehensip untuk mengatasi masalah stunting ini.
Penyebab Tingginya Angka Stunting
Stunting bukan sekadar masalah kesehatan. Penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi dan kandungan nutrisi pada anak-anak, pola asuh yang salah karena kurangnya pengetahuan, kurangnya edukasi pada ibu hamil dan menyusui, buruknya lingkungan sanitasi tempat tinggal (seperti tidak tersedianya MCK yang layak), juga sulitnya akses kesehatan bagi ibu hamil dan menyusui. Jadi penyebab stunting pada anak beragam.
Semua itu tentu saja berkaitan erat dengan ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi gizi akibat kemiskinan yang menimpa mereka. Meskipun sumber daya alam di negeri tercinta banyak, namun hasilnya tidak bisa dinikmati oleh masyarakat banyak melainkan hanya dinikmati oleh segelintir orang karena dikelola oleh para kapitalis. Bahkan untuk sekadar menyerap tenaga kerja dari anak-anak negeri saat ini pun sulit.
Jadi wajar saja persoalan stunting ini tidak akan pernah selesai, karena sistem ekonomi yang diterapkan di negeri ini adalah sistem ekonomi kapitalis. Dalam sistem ekonomi kapitalis, para pemilik modal yang menguasai aset hajat hidup orang banyak. Akhirnya, si kaya makin kaya, si miskin tambah menderita. Kalau sudah miskin, rakyat tentu tidak tidak mampu memenuhi kebutuhannya secara ideal setiap harinya.
Meskipun ada dapur sehat yang digagas pemerintah Kota Kendari, itu hanya solusi bersifat sementara saja. Oleh karena itu harus ada solusi yang bersifat jangka panjang yang bisa menyelesaikan masalah stunting. Solusi itu hanya ada pada Islam sebagai solusi terbaik.dari Sang Maha Pencipta
Islam Mengatasi Stunting
Islam memandang yang memiliki kewajiban memenuhi kebutuhan pokok rakyat adalah negara. Oleh karena itu negara harus memastikan bahwa kebutuhan pokok individu-individu warga negara terpenuhi. Ada beberapa hal yang mesti dilakukan oleh penguasa agar rakyatnya terhindar dari masalah stunting.
Pertama, negara harus memastikan setiap kepala keluarga memiliki pekerjaan yang halal untuk menafkahi keluarganya. Karena di dalam sebuah hadis qudsi menyebutkan bahwa sesungguhnya Allah Swt. mencintai setiap orang beriman yang bekerja (mencari nafkah), yang merupakan ayah dari keluarga (tulang punggung keluarga). Dan (Allah) tidak suka kepada penganggur (tidak bekerja) yang sehat, baik dalam urusan dunia maupun akhirat."
Kedua, negara menyediakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk rakyat. sehingga seseorang bisa memenuhi kebutuhan keluarganya secara baik. Karena seorang penguasa akan dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang dia pimpin.
Ketiga, negara mengelola sumber daya alam yang termasuk kepemilikan umum, yang hasilnya tentu saja untuk kepentingan semua warga. Negara di dalam Islam tidak akan menyerahkan pengelolaan SDA kepada swasta, apalagi kepada asing.
Ketiganya ini akan berjalan apabila sistem ekonomi Islam diterapkan di negeri ini. Namun sistem ekonomi Islam tidak akan tegak jika aturan yang dipakai masih sistem kapitalisme sekuler. Jadi, satu-satunya Jadi, satu-satunya solusi yang dapat mengatasi masalah stunting adalah dengan menerapkan syariat Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk aspek ekonomi.
Wallahu a'lam bishawab