Islam Solusi Tuntas Atasi Bullyying




Oleh: Tri S, S.Si

Kasus bullying masih menjadi pembahasan yang hangat di kalangan masyarakat. Kasus bullying di Indonesia semakin tahun semakin memprihatikan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), mayoritas siswa yang mengalami perundungan, atau yang sering disebut sebagai bullying, di Indonesia adalah laki-laki. Persentase kasus bullying di kategori siswa kelas 5 SD pada siswa laki-laki mencapai 31,6 persen, sementara siswa perempuan mencapai 21,64 persen dan secara nasional sebesar 26,8 persen. (Republika.com 21/10/2023)

Tahun lalu, seorang anak dipaksa menyetubuhi seekor kucing yang kemudian berdampak fatal hingga meninggal dunia. Kasus bully di Cilacap yang dilakukan anak SMP berakibat korban sesak nafas, lebam-lebam, dan patah tulang rusuk. Anak SD lompat dari lantai 4 sekolahnya yang diduga depresi karena perundungan. Berdasarkan data FSGI (Federasi Serikat Guru Indonesia) tercatat 23 kasus perundungan terjadi di lingkungan sekolah.

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi masifnya tindakan bullying ini. Menurut National Youth Violence Prevention Resource Center (2002) penyebab bullying adalah suasana sekolah yang tidak kondusif. Kurangnya pengawasan orang dewasa atau guru pada saat jam istirahat, ketidakpedulian guru dan siswa terhadap perilaku bullying, serta penerapan peraturan anti-bullying yang tidak konsisten merupakan kondisi-kondisi yang menyuburkan terjadinya bullying di sekolah.

Selain itu, pola asuh keluarga, pengaruh lingkungan pertemanan, pengaruh sosial media, kompetisi yang tidak sehat, serta bisa juga datang dari masalah pribadi (sakit hati dan lain-lain) juga sangat mempengaruhi terjadinya bullying. Yang semuanya itu adalah buah dari sistem kehidupan yang rusak karena jauh dari sistem kehidupan Islam.

Dan ini adalah salah satu bahaya menjadikan sekularisme sebagai landasan dalam kehidupan di negara ini. Pemisahan nilai-nilai agama dari kehidupan memberi pengaruh buruk bagi kehidupan masyarakat. Kehidupan yang sekular telah menjauhkan setiap individu masyarakat dari rasa kemanusiaan, cenderung hedonis, dan tak takut akan dosa apalagi kepada Allah SWT.


Pertama, peran orang tua. Peran orang tua sangatlah penting dalam tumbuh kembang anak. Orang tua menjadi role model. Sifat dan sikapnya sedikit banyak akan membentuk karakter anak. Jangan sampai orang tua justru berperan membentuk anak-anak melakukan bullying, misalnya sering berkata kasar kepada anak. 

Orang tua juga wajib kepribadian Islam. Dengan tertancapnya kepribadian Islam dalam diri anak, maka akan meminimalisir perilaku bullying. Karena mereka akan sadar apa yang dilakukan harus sesuai dengan syari'at Islam. Selain itu, orang tua juga harus mengajarkan anak untuk membela dirinya. 

Kedua, sistem pendidikan. Sistem pendidikan saat ini terbukti gagal membentuk karakter pada siswanya. Sistem pendidikan sekuler tidak mampu mengatasi carut marut dunia pendidikan, justru sistem pendidikan ini yang menjadi pemicunya.

Saatnya negeri ini menerapkan sistem pendidikan Islam jika memang hendak menyelesaikan segala problematika yang ada. Selain itu, tentu saja harus didukung dengan perekonomian Islam agar sarana prasarana dapat terpenuhi dalam menunjang pendidikan tersebut. Kontrol masyarakat dalam mencegah tindak kekerasan dan kejahatan juga sangat diperlukan sebagai wujud kepedulian terhadap sesama manusia.

Ketiga, peran negara sebagai periayah umat sangat penting, karena sebagai penyelenggara pendidikan maka negara harus memberikan jaminan pendidikan yang berkualitas dan melindungi generasi dari sistem sekuler. Melalui kurikulum pendidikan berbasis Akidah Islam dapat menciptakan lingkungan dengan ketakwaan komunal melalui sistem pergaulan Islam, sehingga lingkar pertemanan menjadi aman. Ada filter yang kuat dan tegas terkait tayangan-tayangan di media sosial.

Selain dibutuhkan kerja sama antara keluarga, masyarakat, dan peran negara. Remaja harus disibukkan dengan kegiatan yang bermanfaat. Seperti menambah pemahaman Islam, beramar ma'ruf nahi munkar dan masih banyak lagi. Hanya dengan cara seperti itu, mereka tidak akan sibuk melakukan maksiat. Dengan demikian hidup menjadi berkah. Kasus bullying semakin minim bahkan sudah tidak ada yang melakukan tindakan bullying.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak