Oleh : Siti Nur Afiah
(Pemerhati Masalah Umat)
Dilansir dari CNNIndonesia, Pemerintah mengurangi 690 ribu keluarga penerima bantuan sosial (bansos) beras 10 kg per bulan dari 21,35 juta ke 20,66 juta. Jumlah tersebut dikurangi berdasarkan hasil evaluasi Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama pihak-pihak terkait (Jakarta 30/10/23).
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas, Rachmi Widiriani, mengatakan, dari hasil evaluasi didapati tiga aspek yang perlu perbaikan dan penguatan yakni pemutakhiran data penerima bansos, kualitas bansos, dan mekanisme penggantian (Bisnis.Com Jakarta 29/10/23).
Rachmi menjelaskan bahwa pengurangan data penerima itu berdasarkan validasi dari Kementerian Sosial yang mencatat adanya perubahan data karena penerima meninggal dunia, pindah lokasi, dan dianggap telah mampu.
Padahal saat ini ekonomi di dunia sedang tidak baik-baik saja bahkan lagi terpuruk, dan saat ini kita pun merasakannya di negeri kita tercinta Indonesia. Yang mana banyak perusahaan yang bangkrut atau gulung tikar, sehingga berefek kepada para pekerja banyak yang di PHK, jumlah pengangguran yang semakin banyak dan untuk mencari pekerjaan saat ini sangat sulit.
Dengan kondisi saat ini yang mana kebutuhan hidup sangat mahal dan susah, salah satu pemicunya harga barang yang mengalami kenaikan, dan di tengah kesulitan masyarakat untuk bertahan hidup justru pemerintah akan mengurangi jumlah penerima bantuan Bansos.
Sungguh aneh kebijakan pemerintah saat ini, itu semua dilakukan dengan alasan penerima bantuan meninggal dunia, seharusnya bantuan tersebut bisa di berikan kepada keluarga yang lain, karena masih banyak keluarga miskin yang tidak mendapat bantuan.
Alasan yang kedua, karena pindah tempat tinggal, sebenarnya ini bukan masalah yang sulit karena pemerintah mempunyai data setiap masyarakatnya sehingga bantuan masih bisa di berikan.
Selanjutnya penerima bantuan telah mampu, hal ini perlu di pertanyakan, standar kemampuan yang di tetapkan berapa. Apakah dengan pendapatan 500 ribu per bulan sudah di katakan mampu, dengan penghasilan 500 ribu per bulan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang mahal itu sangatlah tidak cukup.
Inilah wajah asli sistem kapitalis saat ini, yang sulit semakin di persulit, negara seakan-akan tidak mampu berkutik. Karena memang penghasilan negara kita adalah Utang dan Pajak, yang mana hutang negara kita semakin membengkak sehingga membuat pemerintah lepas tangan terhadap kebutuhan rakyatnya.
Dalam sistem Islam kondisi seperti ini tidak akan terjadi, Islam mewajibkan seorang pemimpin (Khalifah) menjadi perisai bagi rakyatnya dan akan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya, beliau akan memastikan kebutuhan pokoknya terpenuhi atau tidak.
Seperti kisah Khalifah Umar Ra, dalam masa kepemimpinannya beliau selalu berkeliling untuk memastikan rakyatnya tidak ada yang kelaparan, pada suatu hari Khalifah Umar Ra menemukan salah satu rakyatnya yang kelaparan maka beliau segera mengambil dan mengantarkan bahan makanan tersebut sendiri ke rumah rakyatnya tersebut.
Itulah sistem Islam seorang pemimpin tidak menganggap bahwasannya rakyat adalah beban tetapi amanah yang akan di mintai pertanggung jawaban kelak, dan pemimpin bukan sebagai regulator semata yang bisa dengan mudah di berdayakan oleh orang-orang yang memiliki uang dan kekuasaan.
Islam murni akan menjamin kebutuhan pokok umatnya, Karena aturan Islam mengatur setiap sendi- sendi kehidupan dengan sempurna tanpa cela sedikitpun. Wallahu a’lam di shawwab.