Oleh: Ledy Ummu Zaid
Sampai hari ini belum pernah habis kita mendengar berita mengenai konflik kemanusiaan yang dialami saudara-saudara muslim kita di Palestina. Sudah sejak 75 tahun silam, rakyat Palestina dijajah dan direnggut tanah suci mereka sedikit demi sedikit. Sejak tahun 1917 awal kependudukan Israel di Palestina yang mana awal mulanya mereka hanya datang sebagai tamu karena diberikan ‘tanah nasional’ di Palestina untuk kaum Yahudi atas dasar Deklarasi Balfour yang mengorbankan rakyat Palestina setelah kekhilafahan terakhir runtuh pasca Perang Dunia I. Namun, air susu dibalas air tuba, rakyat Palestina sebagai tuan rumah malah sebaliknya dirampok dan diusir dari tempat tinggal mereka sendiri. Hingga hari ini, rakyat Palestina masih dijajah. Anak-anak, perempuan dan orang tua yang lemah dan tidak bersalah turut menjadi korban atas kebrutalan kejahatan kaum zionis Yahudi yang hendak merampas tanah suci umat Islam ini. Lantas, dimana negeri-negeri muslim lainnya saat Palestina membara seperti saat ini?
Seperti yang kita ketahui, saat ini rakyat Palestina khususnya yang berada di wilayah Gaza masih terus mendapat teror bom dan roket dari para penjajah zionis Yahudi Israel. Dilansir dari laman voaindonesia.com (07/10/2023), Hamas melancarkan serangan besar-besaran dari beberapa penjuru di jalur Gaza dengan menembakkan ribuan roket ke Israel dan mengirim puluhan anggotanya untuk melintasi perbatasan negara yang dijaga ketat. Hal itu merupakan sebuah unjuk kekuatan besar-besaran pada pada Sabtu dini hari (7/10) yang mana merupakan hari libur besar dimana warga dan tentara Israel lengah. Adapun militer Israel juga melancarkan serangan terhadap Gaza sebagai respons atas lebih dari 2.000 roket yang membuat sirene serangan udara berbunyi terus-menerus hingga ke utara, sejauh Tel Aviv dan Yerusalem.
Akibat serangan udara yang melibatkan dua pihak tersebut, banyak korban berjatuhan, baik dari pihak Israel maupun Gaza, Palestina. Dilansir dari laman bbc.com (23/10/2023), Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan lebih dari 5.000 orang telah tewas sejak Israel mulai membom wilayah tersebut sebagai balasan atas serangan Hamas. Sedangkan ada lebih dari 1.400 warga Israel terbunuh ketika Hamas menyerang komunitas warga Israel di dekat Gaza. Hingga kini perang antara Palestina dan Israel masih terus berlanjut. Perang yang telah memakan banyak korban tersebut membuat banyak umat manusia dari berbagai bangsa menyerukan penghentian perang dan mengecam Israel. Dilansir dari laman voaindonesia.com (11/10/2023), aksi demonstrasi memprotes dukungan Amerika pada Israel pasca serangan Hamas ke Palestina terus meluas. Ratusan orang yang merupakan gabungan dari Forum Persaudaraan Islam (FPI), Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama (GNPF-U) dan Alumni 212 mendatangi Kedutaan Besar Amerika di Jakarta pada Rabu sore (11/10). Adapun dalam demonstrasi yang mereka sebut sebagai ‘Aksi Bela Palestina’ tersebut, massa memprotes tindakan Amerika yang mendukung Israel dengan mengirimkan armada kapal induk USS Gerald R. Ford dan beberapa kapal perusak ke kawasan Gaza sehari setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu.
Aksi bela Palestina pun terus terdengar dari berbagai daerah baik dalam dan luar negeri. Tak hanya muslim, para penganut agama lain pun turut serta membela rakyat Palestina dan mengecam keras tindakan zionis Israel yang menyerang dengan cara membabibuta tersebut. Namun, sejatinya masih banyak kaum muslim yang tidak memahami akar persoalan yang terjadi antara Palestina dan Israel. Miris, akhirnya negeri-negeri muslim hanya bisa mengecam dan tidak bisa mengirimkan pasukannya untuk membantu muslim Palestina. Padahal, kekuatan besar untuk melawan kedzaliman kaum Yahudi tersebut sangat dibutuhkan saat ini. "Satu-satunya cara yang mereka (para pejuang Palestina) miliki adalah mengangkat senjata untuk melakukan perlawanan. Dengan diplomasi tidak didengar, dengan penderitaan tidak didengar, dengan perampasan tanah mereka tidak didengar, dan mereka sangat yakin ini bukan sebuah kegagalan," kata Abdillah Onim, penggiat kemanusiaan asal Indonesia yang tinggal di Jalur Gaza dalam sebuah diskusi secara virtual pada Jumat (13/10), dikutip dari laman voaindonesia.com (14/10/2023).
Hari ini perang opini di sosial media juga tidak kalah memanas. Banyak yang membela dan menuntut kebebasan rakyat Palestina, tetapi di sisi lain juga masih banyak yang sebaliknya malah pro dengan Israel. Adapun di sistem kapitalisme hari, hal ini terjadi karena media juga banyak yang masih berpihak pada Israel. Apalagi dengan sokongan Amerika yang memiliki power besar di dunia, maka tak ayal, apa yang diberitakan di media bisa sebaliknya memojokkan rakyat Palestina. Alhasil, banyak juga muslim yang mengecam tindakan Hamas yang seolah-olah menyerang terlebih dahulu dan meletupkan api masalah. Ironi, ketika muslim tidak membela saudaranya sendiri. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang shahih, “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).”(HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586). Berdasarkan hadist tersebut, sudah jelas bahwasanya kita sebagai muslim seharusnya mengerahkan segala kemampuan yang kita miliki untuk menolong saudara muslim kita yang sedang membutuhkan bantuan.
Jika ditanya terkait solusi apa yang terbaik, maka solusinya hanyalah membutuhkan sebuah kekuatan besar untuk melawan kedzaliman zionis Yahudi yang telah berlangsung puluhan tahun lamanya. Adapun hal tersebut hanya akan lahir dari sistem pemerintahan Islam atau yang biasa kita kenal dengan kekhilafahan, seperti pada zaman peradaban Islam masa lalu. Seorang khalifah atau pemimpin umat atas negeri-negeri muslim tentu akan meriayah umat dengan baik dan benar sesuai syariat islam. Ketika ada peperangan seperti ini, khalifah akan menyerukan negeri-negeri muslim untuk mengirimkan pasukannya untuk membela Palestina dan mengusir habis kaum zionis Yahudi. Namun, dalam peperangan yang diatur oleh pemerintahan Islam, kedua belah pihak yang berseteru dilarang keras menyakiti kaum yang lemah, seperti anak-anak, perempuan dan orang-orang lanjut usia (lansia). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang shahih “Sesungguhnya seorang imam itu (laksana) perisai. Ia akan dijadikan perisai saat orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika ia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan adil, maka dengannya, ia akan mendapatkan pahala. Namun, jika ia memerintahkan yang lain, maka ia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Berbeda dengan kegemilangan peradaban Islam masa lalu, hari ini umat seharusnya juga terus dipahamkan terkait hakikat konflik dan bagaimana solusi tuntasnya. Mereka didorong untuk terus menyuarakan pembelaan terhadap saudara-saudara muslim di Palestina yang terdzalimi dan tertindas oleh kaum zionis Yahudi Israel. Kemudian mereka juga turut serta memperjuangkan tegaknya kekhilafahan Islamiyah kembali yang mana sudah tentu akan menjaga dan mengatur urusan umat dengan baik serta menghapus penjajahan dimanapun berada. Sayangnya, saat ini kita masih hidup di sistem sekularisme kapitalisme yang mana negeri-negeri muslim tidak memiliki power besar untuk membela saudara-saudara muslim di Palestina. Wallahu a’lam bishshowab.
Sumber:
https://www.voaindonesia.com/a/hamas-serang-israel-netanyahu-kita-sedang-berperang-/7300797.html
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-67040893
https://www.voaindonesia.com/a/abdillah-onim-perlawanan-bersenjata-jadi-satu-satunya-cara-hadapi-israel-/7310671.html
https://www.voaindonesia.com/a/protes-dukungan-as-pada-israel-ratusan-massa-datangi-kedubes-as-bakar-bendera/7306141.html
https://muslim.or.id/57064-memiliki-perhatian-terhadap-islam-dan-kaum-muslimin.html
https://muslimahnews.net/2023/04/16/19331/#:~:text=%E2%80%9CSesungguhnya%20seorang%20imam%20itu%20%5Blaksana,dengannya%2C%20ia%20akan%20mendapatkan%20pahala.