Digitalisasi Satelit, Benarkah Untuk Rakyat?



Penulis : Syifa (Guru, Aktivis Dakwah) 

Dalam digitalisasi, internet merupakan salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan. Berkaitan dengan hal ini, Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, Mengungkapkan kecepatan internet masih menjadi pekerjaan besar bagi Indonesia. Average kita baru di 22 Mbps. Di dunia kita peringkat 98, kalau di Asia kita Urutan 9 dari 10 (Tempo.co, 26/10/2023).

Atas dasar ini pemerintah tidak ada pilihan lain selain mengambil Starlink milik Elon Musk masuk ke wilayah Indonesia. Meskipun konstelasi satelit internet itu sebenarnya sudah ada, namun kehadiran dalam bentuk kerjasama business to business (B2B), yakni Terkomsel menjadikan Starlink jadi backhaul Telkom tersebut.
Kondisi kerjasama ini langsung direspon baik oleh menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengajak SpaceX untuk membangun jaringan internet murah di timur Indonesia melalui Starlink. Ini dipercaya untuk mengatasi ketersediaan akses internet, khususnya di wilayah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur telekomunikasi daratan. Starlink pun mampu menyediakan internet yang andal. Namun di sisi lain ada juga sejumlah potensi persoalan yang mungkin timbul karena satelit tersebut. Sebelum lebih jauh mari kita ketahui apa itu starlink. 

Starlink merupakan satelit pertama dan terbesar di dunia dengan konstelasi menggunakan orbit bumi yang rendah untuk menghadirkan internet broadband yang mampu mendukung aktivitas online. Negara yang menggunakan layanan ini diantaranya ada Filipina, Rwanda, Mozambik dan Nigeria. Keberhasilan program ini di negara tersebut membuat Indonesia juga ikut menerapkan kebijakan yang sama sebagai langkah utama generalisasi kebutuhan internet di berbagai pelosok negeri. Akan tetapi pertimbangan panjang dan mendalam akan terjadinya berbagai hal terburuk juga harus diperhitungkan dengan matang. Diantaranya : Pertama, berpotensi membahayakan pesawat. Starlink adalah satelit Low Earth Orbit (LEO) mengintari bumi dengan ketinggian sekitar 550 km dari daratan. Dari sisi teknis layanan internet. Tentu ini memberikan pengaruh baik dengan lesensi yang jauh lebih cepat dari satelit pada biasanya. Karena kondisi tidak jauh dari bumi, sistem satelit ini bisa membahayakan pesawat di masa mendatang. 

Kedua, Penguasaan tunggal menjadi ciri khas para koorporat. Kehadiran Starlink di negeri ini menjadikan SpaceX menguasai sektor luar angkasa sebagai ladang bisnis yang menjanjikan ditambah belum adanya pesaing yang banyak. Hal senanda juga dinilai sama oleh badan antariksa Eropa (ESA) (detik.com, 26/10/2023). 
Inilah bukti nyata bahwa prioritas utama kolaborasi pemerintah dengan perusahaan kapitalis adalah hanya pada tataran untung besar namun jauh dari maslahat. 

Ketiga, Kondisi ini harusnya menjadi kewaspadaan bagi pemerintah ketika monopoli ini terjadi menunjukkan penjajahan nyata oleh para kapitalis tak terkecuali luar angkasa sekali pun.

Keempat, Bisnis domestik tersingkir. Kebijakan pemerintah membuka peluang dan menerima dengan mudah perusahaan kapitalis adalah sudah jadi rahasia umum, dimana hadirnya mereka selain kuat dari segi modal juga dapat sokongan dan kemudahan penuh dari pemerintah sehingga ini menjadikan perusahaan domestik seperti telkom seakan tidak berdaya untuk bersaing dengan pesat.

Kelima, Gerbang ancaman dalam negeri. Kita tahu bahwa China adalah salah satu negara kuat dalam pertahanan keamanan negerinya termasuk keamanan luar angkasa. Namun siapa sangka kehadiran Starlink SpaceX ini dapat menjadi kekhawatiran ancaman keamanan bagi negeri tirai bambu tersebut karena China menyadari memberikan kesempatan satelit-satelit Starlink hadir di layanan komunikasi itu sama saja mereka memberikan peluang kepada musuh untuk menguasai infrastruktur China. Kini
China sedang mengembangkan teknologi untuk menonaktifkan atau menjatuhkan satelit itu. Nah China saja khawati apalagi posisi negeri ini yang harusnya jauh lebih khawatir.

Selain pertimbangan itu, secara jelas kita menilai bahwa Starlink utamanya bukanlah untuk kebutuhan rakyat melainkan untuk melayani kepentingan para kapitalis dalam negeri. Sedang posisi pemerintah hanya regulator yang menjadi pemulus, pelicin dan formalitas melayani kebutuhan para koorporasi. Seakan saat koorporasi hadir pemerintah secara otomatis mengabaikan rakyat. 

Lantas bagaimana dalam Khilafah ?
Di dalam daulah khilafah, rakyat menjadi tanggung jawab penuh. Tanggung jawab yang lahir karena dorongan iman yang kuat kepada sang pemilik kehidupan. Tanggung jawab di sini dapat bermakna melayani, memperhatikan, menjaga, mengembangkan dan memastikan seluruh komponen kebutuhan rakyat senantiasa terpelihara dan terpenuhi dengan baik. Di antara pelayanan itu adalah penyediaan pelayanan informasi dan komunikasi berbasis Internet. Informasi adalah salah satu kebutuhan manusia. Tanpa informasi sulit dibayangkan kehidupan ini. Karena itu daulah secara serius memperhatikan sektor ini. Daulah akan melakukan pengkajian mendalam baik dampak jangka pendek maupun jangka panjang. Semua itu dilakukan agar kemaslahatan senantiasa hadir di tengah-tengah rakyat.

Dalam menghadirkan teknologi informasi yang handal lagi memadai tentu membutuhkan biaya besar dalam hal ini daulah tidak pernah berfikir utang atau kerjasama dengan kafir melainkan  pemanfaatan seluruh sumber daya alam dalam negeri seperti tambang, emas, ghanimah, kharaj, fa'i dan sumber pos-pos pemasukan baitul mal lainnya yang semua ini akan menjadi corong biaya menghadirkan industri handal tersebut. Kemandirian memiliki industri ini menjadi poin utama karena daulah sangat menyadari betul ketika industri ini bergantung pada negara lain maka ini akan menjadi corong kehancuran sebab musuh akan tahu kekurangan dan kelemahan daulah. Karena itu daulah tidak pernah gegabah dalam membuat kebijakan apalagi melakukan pembatalan. Pertimbangan keamanan dalam negeri menjadi tanggung jawab utama daulah. Jadi, apabila Daulah secara paksa harus menghadirkan pihak luar masuk di dalam negeri untuk urusan ini tentu akan ada sejumlah ketentuan dan pengawasan ketat yang diberlakukan.

Demikianlah daulah Khilafah Islamiyyah memenuhi kebutuhan rakyat dari hulu ke hilir dengan totalitas. Kita rindu akan kehadirannya sebab bukan hanya berbicara kemaslahatan dunia tapi jauh dari itu daulah membuat rakyat selamat sampai akhirat.

Wallahu'alam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak