Oleh: Siti Maisaroh (Pegiat Literasi)
Mencengangkan, sebuah klinik kecantikan di Jalan Tanah Merdeka, RT 06/RW 06, Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur digrebek karena menyediakan jasa aborsi ilegal. Setelah digeledah, polisi menemukan barang bukti didalam septic tank klinik kecantikan tersebut yakni tulang dan belulang bayi (Tribunjatim.com, 5/11/2023).
Praktek aborsi sepertinya sudah menjadi hal biasa, mereka yang bergaul bebas (liberal) tanpa batasan, namun tidak siap menjalani pernikahan dan merawat anak. Aborsi dijadikan jalan solusi atas ketidaksiapan itu.
Padahal, masa muda adalah masa yang sangat berharga. Kekuatan diantara dua kelemahan, yakni masa anak-anak dan masa tua. Sehingga tidak boleh disia-siakan apalagi dihancurkan dengan pergaulan bebas.
Jika dicermati, sistem pendidikan sekuler menjadi sumbangsih terbesar atas kerusakan itu, mata pelajaran yang jauh dari nilai-nilai agama membuat remaja kita tidak mengenal ajaran agamanya. Jam belajar yang diperpanjang, berulang kali ganti kurikulum, nampaknya justru membuat pelajar remaja kita semakin jauh dari kebaikan.
Media yang tak ramah dengan remaja karena tontonan yang mengajarkan gaya liberal juga menjadi penyebabnya. Sehingga remaja kita meniru gaya bebas itu, seperti pacaran, campur baur antara laki-laki dan perempuan tanpa alasan yang syar'i, membuka aurat dsb.
Bahkan orang tua yang materialisme yang menanamkan pemahaman bahwa sekolah tinggi untuk mendapatkan pekerjaan yang mapan, membuat remaja kita tidak tahu tujuan hidupnya untuk apa.
Berbeda dengan Islam, dimana mendudukan remaja sebagai agen perubahan. Mempunyai visi dan misi yang jelas dalam hidupnya. Menjadikan seluruh aktivitasnya sebagai ibadah dan amal soleh, tentunya didukung dengan sistem pendidikan, media, bahkan orang tua yang selalu mengedukasi agar para remaja tidak terjerumus dalam pergaulan bebas.
Islam juga mengajarkan para remaja akan pergaulan. Larangan pacaran karena mendekati zina, larangan berkhalwat, larangan bercampur baur, sampai perintah menundukan pandangan. Waallahu a'lam.
