Bunuh Diri Marak, Kasus Depresi pun Merebak




Oleh : Ummu Hafidz
 (Pemerhati Keluarga)


Depresi dan gangguan mental merupakan dua hal dominan yang menjadi penyebab seseorang bunuh diri. Bunuh diri merupakan upaya seseorang untuk mengakhiri hidupnya secara sengaja. Bunuh diri seringkali dilakukan oleh seseorang akibat putus asa sehingga dia beranggapan dengan bunuh diri akan menyelesaikan semua permasalahan dalam hidupnya. Padahal dilihat dari segi agama, segi sosial, naupun norma sangat tidak dibenarkan. Keputusasaan merupakan inti dari tindakan bunuh diri yang dapat berpengaruh dalam menjalani kehidupan. Perasaan terpendam, kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi, masalah keluarga, beban pendidikan, masalah ekonomi, dan masih banyak lagi penyebab kompleks dari aksi bunuh diri.

Pelaku bunuh diri di Indonesia sendiri tidak memandang usia muda atau tua. Akhir-akhir ini yang marak terjadi kasus bunuh diri pada kalangan mahasiswa, baik dari mahasiswa baru atau mahasiswa tingkat akhir. Melihat dari banyaknya kasus, apa yang menjadi penyebab banyaknya bunuh diri  pada mahasiswa? Hal tersebut masihlah menjadi pertanyaan dikalangan masyarakat umum. Seperti halnya kasus bunuh diri di Udinus Semarang akibat masalah pinjol. Ada pula kasus mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kalsel yang mengalami bullying hingga nyaris mengakhiri hidupnya, dan mungkin masih banyak lagi kasus serupa yang tidak terekspos ke media.

Beban pendidikan yang terlalu berat, uang kuliah yang terlalu tinggi, hingga faktor sosial yang menyebabkan tidak sedikit di dalam kampus terdapat kesenjangan sosial. Adanya kesenjangan sosial ini menyebabkan mahasiswa sulit beradaptasi dengan lingkungan baru dan menyesuaikan diri dengan teman atau orang baru yang memiliki kelas sosial berbeda dengan dirinya. 

Masa-masa ini seringkali menimbulkan masalah pada mahasiswa. Selain itu pada mahasiswa tingkat akhir, fase menyelesaikan tugas akhir atau skripsi seringkali memunculkan perasaan cemas dan takut akan proses pengerjaan dan pembimbingan skripsi itu sendiri. Hal lain yang membebani mahasiswa tingkat akhir yaitu ekspektasi atau harapan dari keluarga yang menginginkan mereka untuk segera menyelesaikan skripsi dan segera wisuda. Sehingga seringkali mahasiswa mengalami stres atau bahkan depresi dalam menyelesaikan skripsi yang terkadang menimbulkan ide untuk melakukan tindakan bunuh diri.

Angka bunuh diri hanya bisa ditekan seminimal mungkin dengan penerapan sistem Islam secara total (kaffah). Penerapan syariah Islam secara kaffah akan memberikan kehidupan yang baik bagi seluruh rakyat dan menguatkan kemampuan tiap individu dalam menanggung beban hidup semaksimal mungkin. Syariah Islam mengharuskan tiap individu terus meningkatkan keimanan dan memupuk ketakwaan diri dan keluarganya. 

Negara wajib untuk terus membina keimanan dan meningkatkan ketakwaan rakyatnya. Dengan keimanan dan ketakwaan yang tinggi, rakyat tidak mudah putus asa bahkan jauh dari sikap putus asa.
Islam menanamkan bahwa berbagai musibah yang datang bagi orang yang beriman merupakan ujian sehingga bisa meningkatkan derajatnya di dunia dan di sisi Allah. Islam juga mengajarkan, jika seorang Mukmin bersyukur saat mendapat nikmat maka akan ditambah nikmatnya, dan jika ia bersabar saat ditimpa musibah maka itu bisa menggugurkan dosanya sehingga menjadi kebaikan bagi dirinya. Islam juga mengajarkan bahwa kebahagiaan adalah saat keridhaan Allah SWT bisa diraih. Dengan itu seseorang tidak menjadi pemburu dunia sehingga tekanan materi dan nafsu duniawi akan bisa dikendalikan.
Islam juga menegaskan bahwa bunuh diri merupakan dosa besar. Allah SWT berfirman:


]وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا[

Janganlah kalian bunuh diri. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada kalian (TQS an-Nisa’ [4]: 29).

Rasul saw. juga bersabda:

«وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَىْءٍ عَذَّبَهُ اللَّهُ بِهِ فِى نَارِ جَهَنَّمَ »

Siapa saja yang bunuh diri dengan sesuatu, niscaya Allah menyiksa dia dengan sesuatu itu di Neraka Jahanam (HR al-Bukhari, Muslim, an-Nasai dan Ahmad).

Berbekal iman dan takwa, seseorang akan membuang jauh pikiran untuk bunuh diri meski menghadapi beban hidup yang berat. Iman dan takwa tiap individu itu akan dipupuk secara bersama oleh individu, keluarga, masyarakat dan negara. Dengan itu kemampuan seseorang untuk menanggung beban hidup akan besar sekali.
Islam juga mewajibkan sesama anggota masyarakat untuk saling peduli, saling membantu dan meringankan beban sesama. Rasul saw. memberitahu, siapa saja yang meringankan beban seorang Muslim di dunia, niscaya Allah SWT meringankan bebannya di akhirat. Islam pun mewajibkan tanggung jawab kolektif masyarakat untuk menghilangkan kelaparan di tengah mereka. Rasul saw. bersabda:

«…وَأَيُّمَا أَهْلُ عَرْصَةٍ أَصْبَحَ فِيهِمْ امْرُؤٌ جَائِعٌ فَقَدْ بَرِئَتْ مِنْهُمْ ذِمَّةُ اللَّهِ تَعَالَى »

Penduduk negeri manapun yang berada di pagi hari, sementara di tengah mereka ada orang yang kelaparan, maka jaminan Allah telah lepas dari mereka (HR Ahmad, al-Hakim dan Abu Ya’la).

Islam pun telah menyediakan mekanisme yang secara pasti bisa meringankan beban hidup di tengah masyarakat. Di antaranya melalui kewajiban zakat dan pendistribusiannya serta anjuran untuk memperbanyak infak dan sedekah. Sistem ekonomi Islam akan bisa mendistribusikan kekayaan secara adil dan merata kepada seluruh rakyat. Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok tiap individu dan kebutuhan dasar rakyat menjadi politik ekonomi yang wajib dijamin pelaksanaannya oleh negara melalui penerapan serangkaian hukum-hukum sistem ekonomi Islam.

Sementara itu, dengan penanaman pemahaman Islam kepada masyarakat, ikatan sosial akan terjalin kuat dan ikatan keluarga kokoh terjaga. Masyarakat tidak akan saling tak acuh, apalagi sampai saling memangsa seperti dalam penerapan kapitalisme neoliberal.

Dengan semua itu, angka bunuh diri akan bisa ditekan seminimal mungkin, bahkan bisa dihilangkan. Hal itu hanya bisa terwujud dengan mengakhiri penerapan sistem kapitalisme neoliberal saat ini dan selanjutnya diganti dengan penerapan syariah Islam secara menyeluruh.
Wallahua’lam Bishawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak