Boikot Nasionalisme, Bangkitkan Jihad Fii Sabilillah




Oleh : Elly Waluyo
(Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam)



Ikatan nasionalisme merupakan ikatan yang terbentuk berdasarkan wilayah seperti kesamaan bangsa atau negara. Ikatan ini begitu rapuh karena berbatas pada suatu wilayah, tendensinya ketika ada seseorang yang memiliki kesamaan, namun bukan merupakan bagian dari wilayahnya maka tidak akan mendapatkan perhatian. Ikatan nasionalisme ini merupakan salah satu penyebab tidak terselesaikannya masalah di Palestina karena adanya sekat dalam pola pikir  sehingga meskipun memiliki persamaan dalam segi akidah namun bukan merupakan satu bangsa maka upaya membela tak pernah maksimal. Ditambah dengan penerapan sistem sekuler kapitalis yang sampai dengan hari ini digunakan diseluruh dunia. Sistem yang selalu memperhitungkan untung dan rugi dalam melakukan perbuatan.

Walaupun umat Islam menyadari kewajibannya membela Palestina namun terbentur oleh negara. Karena itulah bantuan apapun yang saat ini dilakukan untuk menyelesaikan masalah Palestina maka hanya akan sampai di kulit luar saja dan tidak menembus ke akarnya.

Sebagaimana yang terjadi saat ini perang antara Palestina dan Israel yang terus berkecamuk dijalur Gaza sebagai imbas dari serangan balasan Hamas bersama kelompok Jihad Islam yang merupakan sekutu Hamas pada 7 Oktober 2023, memantik reaksi beberapa daerah Arab yang pernah bersiteru dengan zionis untuk ikut berperang membela Palestina diantaranya Milisi Hizbullah di selatan Lebanon yang meluncurkan roketnya kekota Shmona Israel, demikian pula yang dilakukan oleh kelompok pemberontak Houthi di Yaman yang meluncurkan drone guna menyerang Israel dan mengancam akan meluncurkan sejumlah besar rudal balistik ke wilayah Israel. (https://www.cnnindonesia.com : 3 November 2023).

Selain itu Houthi yang diyakini bekingan Iran ini juga menyerang drone militer milik AS (Amerika Serikat) setelah sebelumnya kapal perang AS, USS Carney  menghadang serangan drone dan beberapa rudal milik Houthi yang ditujukan ke Tel Aviv Israel ,  Pangkalan AS yang berada di Irak dan Suriah pun juga tak lepas dari serangan Houthi. Sekitar 40 kali serangan hingga menyebabkan cedera otak traumatis pada personil tentara AS(https://www.cnnindonesia.com : 9 November 2023)

Anehnya, perang yang terus berkecamuk hingga banyak menimbulkan korban jiwa ini tak memantik reaksi secara nyata di negeri-negeri Islam yang berada dekat dengan negara Palestina. Negeri-negeri muslim tersebut hanya mampu menyeru penghentian peperangan saja tanpa tindakan riil dan membantu secara militer guna membebaskan Palestina. Mereka tak memahami yang menjadi akar konflik antara palestina dan Israel.

Media-media di dunia yang sebagian besar dimiliki oleh musuh Islam juga sering memutarbalikkan fakta. Sehingga banyak umat Islam justru membela  Israel yang selama ini merebut tanah Palestina. Berbagai solusi dari negara-negara barat pun banyak ditawarkan untuk meredam konflik tersebut seperti solusi dua negara yang ditawarkan oleh Amerika hingga normalisasi dengan zionis Israel oleh negara penguasa Arab pengkhianat, semuanya merupakan solusi palsu yang tak mampu meredam atau menyelesaikan masalah, bahkan semakin melegitimasi keberadaan zionid Israel dan membuat penderitaan warga Palestina berkepanjangan. 

Tak mungkin pula berharap pada organisasi perdamaian seperti PBB ataupun OKI karena semuanya merupakan boneka AS penyokong Israel.

Satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel adalah dengan menggunakan jihad fii sabilillah yang akan mengakhiri entitas Yahudi atas Palestina sebagai akar permasalahannya. Jihad fii sabilillah merupakan kewajiban yang dibebankan pada pundak-pundak para penguasa negeri muslim. Hanya melalui negara Islam yang kuat dengan panglima dan bala tentara terlatih, serta peralatan perang dalam jumlah memadai maka kemenangan bisa didapat. Namun solusi ini membutuhkan persatuan dari negeri-negeri Islam dibawah satu komando jihad dari seorang khalifah sebagaimana posisinya dalam Islam adalah sebagai perisai umat. 

Untuk itulah umat Islam haruslah memahami  akar permasalahan dari konflik tersebut sehingga memiliki dorongan yang kuat dalam membela Palestina melalui dakwah dan terus menyuarakan tegaknya khilafah. Sudah saatnya memboikot nasionalisme yang menjadi sekat di antara muslim dan mengembalikan kemuliaan Islam sebagai solusi tuntas persoalan umat.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak