Boikot Bukti Keberpihakan?




Oleh: Esthree (Aktivis Muslimah)




Pertahanan yang dilakukan oleh warga Palestina terhadap gempuran zionis Israel, menjadikan masifnya upaya boikot terhadap produk yang disinyalir memberikan bantuan dan keberpihakan terhadap negara Israel. Perusahaan yang mengalami boikot antara lain McDonald's, Starbucks, L'Oreal, Unilever, dll. Seruan boikot terus menggema, baik lewat sosial media maupun aksi di dunia nyata.

Masyarakat dunia juga memberikan dukungan dengan pemboikotan terhadap 3 brand produk papan atas tersebut karena dianggap memberikan dukungan dana. Sehingga borbardir Gaza terus dilakukan Israel.

Dilansir dari Instagram resmi McDonald's cabang Israel, mereka mengumumkan pemberian makanan gratis setiap hari terhadap tentara Israel dan juga memberikan diskon terhadap personal militer yang mengunjungi restorannya. Hal tersebut jelas memicu respon negatif dan kemarahan, dengan kampanye besar-besaran di belahan dunia lain untuk aksi pemboikotan produk tersebut.

Pemboikotan Starbucks dilakukan setelah perusahaan itu menggugat serikat pekerjanya pada Oktober 2023, atas postingan di akun media sosial serikat pekerja tersebut. Akun sosial media Serikat Pekerja Starbuck mengunggah dukungan untuk warga Palestina. Pihak perusahaan menyatakan bahwa tidak setuju dengan pandangan yang diungkapkan serikat pekerja, dan menyatakan hal tersebut tidak mewakili pandangan dan keyakinan perusahaan. Yang pada akhirnya Starbucks saat ini masuk dalam daftar perusahaan besar yang dikaitkan dengan pemberian dukungan terhadap Israel.

Sedangkan pemboikotan dengan L'Oreal, dikarenakan pernah memberikan beasiswa kepada ilmuwan di Institut Sains Weizmann Israel. Lembaga ini menjadi pusat penelitian dan pengembangan senjata nuklir, kimia, serta biologi atas nama militer Israel. L'Oreal mulai beroperasi di Israel pada tahun 1990an, dikutip dari portal media Tirto.id, 3 November 2023.

Upaya pemboikotan yang dilakukan masyarakat dunia ini secara besar-besaran ditilik dari sisi ekonomi, bertujuanya agar pendanaan yang dikucurkan perusahaan untuk Israel melemah. Aksi ini diharapkan mampu menekan Pemerintah Israel agar mematuhi hukum internasional dan mengakhiri genosida terhadap Palestina. 

Jika dilihat dari pandangan Islam, aksi pemboikotan yang ramai ini dilakukan adalah menyatakan keberpihakan kita ada dimana, pembelaan kita, dan kita berlepas diri untuk diam dan berputus asa. Memang aksi pemboikotan tidak akan menyelesaikan permasalahan, tetapi apa yang bisa kita lakukan hari ini akan dihitung kelak. 

Amal perbuatan itu tidak dilihat dari besar atau kecilnya, tetapi dari kesungguhannya. Boikot memang bukan solusi untuk penyelesaian Palestina, memang tidak boleh diniatkan menjadi solusi, karena solusinya hanya dengan persatuan umat Islam. Palestina itu menjadi urusan semua muslim baik pemimpin, rakyat, tentara dan pasukannya yang diikat dengan aqidah Islam yang mampu menyelesaikan permasalahan. Dibutuhkan pemimpin yang mengatur persatuan umat dibawah instansi negara yang berlandaskan aturan Islam sehingga genosida di Palestina bisa diselesaikan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak