Bela Palestina, Efektifkah dengan Boikot?




Oleh. Rus Ummu Nahla



Kebrutalan dan kekejiian entitas Zionis Yahudi terhadap rakyat Palestina dalam agresi semakin tak terkendali. Tentara Zionis membombardir fasilitas umum, pemukiman warga, rumah sakit tak terkecuali kamp pengungsi. Lebih dari 14.000 orang tewas dan 30.000 lainnya luka-luka. Kebanyakan korban tewas adalah para wanita dan anak-anak. Diperkirakan jumlah itu akan terus bertambah, seiring intensitas serangan.

Apa yang terjadi di Palestina membuat prihatin masyarakat dan menuai reaksi hingga muncul seruan aksi boikot terhadap produk-produk yang berasal dari perusahaan yang terafiliasi dengan Zionis. Seruan aksi boikot terjadi di belahan dunia tak terkecuali di Tanah Air. Aksi boikot di Tanah Air difatwakan oleh MUI Nomor 83 Tahun 2023. Fatwa ini dikeluarkan dalam rangka mengecam agresi militer dan mendukung perjuangan rakyat Palestina. Bahwasanya MUI menyeru agar tidak berbelanja produk yang mendukung Zionis Yahudi. Bahwasanya hal yang dukung mendukung penjajahan adalah haram. Mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina atas agresi Israel hukumnya wajib. Sebaliknya, mendukung agresi Israel haram, ujar salah satu staf komisi fatwa MUI, seperti dikutip Voa (12/11/2023). Fatwa ini bermula dari beredarnya berita tentang restoran siap saji yang membagikan empat ribu makanan secara gratis kepada tentara zionis.
-
Boikot Efektif?
-
Ada banyak produk entitas Yahudi di Indonesia yang masuk daftar boikot, dan produk tersebut memang diyakini memberi dukungan terhadap penyerangan zionis Yahudi ke Palestina.  
Adapun produk - produk yang terafiliasi dengan Zionis adalah KFC, Mc Donald, Starbuck, Pizza Hut, Pepsi, Coca Cola, Nestle, Danone, hingga Burger King. Selain itu banyak produk kecantikan, produk kebersihan,dan produk kebutuhan rumah tangga yang digunakan sehari-hari  seperti pasta gigi, sampo, sabun, serta makanan dan minuman .

Seruan boikot ini adalah sebagai bentuk kesadaran dari umat Islam dalam rangka mendukung rakyat Palestina, ketika masyarakat tidak bisa melakukan hal yang besar, dengan boikot produk yang terafiliasi secara personal adalah sebagai bentuk ketidakridaanya terhadap kebiadaban entitas Yahudi. Dan sebuah kesadaran akan pertanggungjawaban disisi Allah.

Aksi boikot terhadap produk entitas Yahudi memang perlu diapresiasi, meski dari sisi pengaruh belum begitu signifikan, namun aksi boikot akan lebih efektif dan berpengaruh signifikan ketika dilakukan oleh negara. Dengan cara 
membekukan perusahaan-perusahaan besar mereka yang ada di Indonesia. Hanya saja kemauan untuk memboikot oleh negara  kontras dengan kenyataan. Yang ada saat ini justru penguasa negeri-negeri kaum Muslim banyak yang  menjalin kerjasama diplomatik dan ekonomi dengan entitas Yahudi. Melihat kenyataan demikian, sepertinya mustahil penguasa mau memutuskan hubungan kerjasama dan memboikot produk-produk tersebut.
-

Kebiadaban dan kekejiian di tanah Anbiya ini akan selalu berulang terjadi selama kaum muslimin masih terkotak-kotak oleh nasionalisme. Diketahui bersama bahwa negara kaum muslimin saat ini terpecah menjadi 50 negara, yang masing-masing membawa kepentingan negeri mereka, dengan dalih kepentingan nasional jadi wajar, ketika upaya selama ini hanya didasari kemanusiaan dan cenderung mengikuti arah kebijakan internasional. Sementara kebijakan internasional lebih didominasi oleh negara-negara kafir. 

Seharusnya penguasa negeri muslim bersatu dan mengirimkan tentara mereka untuk menghentikan kebiadaban entitas Yahudi. Sejatinya sebuah penjajahan harus dilawan dengan cara mengusir para penjajah dari wilayah tersebut. 
Tapi nampaknya penguasa negeri- muslim saat ini tak berdaya dengan kebijakan dunia dan sekat nasionalisme yang membelenggu, mereka tak mampu melawan penjajahan yang terus dilakukan entitas Yahudi terhadap tanah Palestina.
-
Solusi Hakiki
-
Sudah terlalu lama kaum muslimin Palestina dalam penderitaan nya dan tidak ada satupun penguasa-penguasa negeri muslim yang serius menolongnya hingga hari ini.
Menyelamatkan Palestina dari kebiadaban entitas Zionis, diperlukan kebersatuan kaum muslimin seluruh dunia dalam institusi politik Islam. Maka solusi  untuk Palestina tidak cukup dengan boikot saja, melainkan dengan menerapkan kembali ideologi Islam di tengah- tengah umat, dengan berdirinya Negara Khilafah, karena hanya Khilafah yang akan mampu menghentikan kebiadaban entitas Yahudi dan mengusirnya dari tanah Palestina.

Wallahu a'lam bishshawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak