Tren Self Harm di Kalangan Pelajar, Potret Korban Sistem Sekuler




Oleh : Binti Masruroh
 
Sungguh miris fenomena generasi saat ini, ada saja perilaku yang mereka lakukan. dIantaranya adalah  self harm. Self Harm merupakan tindakan menyakiti atau melukai diri sendiri untuk mendapatkan kepuasan tersendiri. Self hear dilakukan sebagai pelampiasan emosi karena marah, stres, atau frustasi.  Self harm umumnya dilakukan dengan menyayat tangan.  Namun ada juga yang  menjambak rambutnya sendiri, menggigit, memukul, menelan zat berbahaya, menyayat  anggota tubuh. 

Sebagaimana dilansir detiknews.com 21/10/23 bahwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magetan mengungkapkan ada 76 pelajar SMP melukai tangannya dengan benda tajam. Rohmad Hidayat Kepala Dinkes Magetan mengatakan pihaknya menemukan kasus ini ketika melakukan skrining kesehatan bagi  siswa baru. Dari pengakuan pelajar mereka sengaja melukai tangannya secara pribadi tidak secara masal. Kepada petugas mereka mengaku melakukan perbuatan tersebut   karena depresi dan karena terpengaruh tren komunitas. Mereka mengaku melukai menggunakan pecahan kaca, jarum dan penggaris untuk melukai dirinya. Fakta ini tidak hanya terjadi di daerah Magetan, beberapa waktu lalu juga terjadi di Bengkulu. yang tidak diungkapkan di media jauh lebih banyak.

 
Fenomena self harm atau menyakiti diri sendiri dikalangan pelajar  mengkonfirmasi kerusakan sistem kapitalisme sekuler yang diterapkan hari ini. Sekularisme merupakan paham yang menjauhkan agama dari kehidupan, akibatnya generasi tidak tau standar  baik buruk, halal haram, terpuji tercela sebagaimana diperintahkan oleh agama.

 
Sistem kapitalisme menjadikan materi sebagai tujuan hidup, akibatnya generasi menjadikan prestise, finansial sebagai ukuran keberhasilan. Ketika tidak bisa mencapai standar keberhasilan sesuai ekspektasi, mereka merasa kecewa, dipandang sebagai bencana besar yang menjadikan mereka mudah depresi, sehingga melakukan hal-hal yang semestinya tidak dilakukan seperti self harm.

 
Pendidikan dalam sistem kapitalisme juga merasakan  sekularisme. Sehingga pendidikan menghasilkan generasi sekuler, generasi yang memiliki keimanan yang lemah  dan tsaqofah Islam yang sangat minim. Akibatnya generasi menjadi rapuh dan berpikir rendah ,tidak tahu halal haram, terpuji apa tercela, ketika ada masalah mudah frustasi dan depresi.
 
Berbeda dengan sistem  Islam, Islam menjadikan Aqidah Islam sebagai asas kehidupan maupun asas pendidikan. Islam memiliki mekanisme yang sempurna untuk menanamkan Aqidah yang kokoh pada generasI, yakni  melalui keluarga, masyarakat, dan negara.

Dalam keluarga. Islam mewajibkan orang tua mendidik anak-anaknya dengan Aqidah Islam. Sejak kecil orang tua memiliki kewajiban untuk memahamkan bahwa manusia adalah hamba Allah yang harus taat kepadaNya. Generasi memahami bahwa kemulian hidup akan diraih ketika mereka bertakwa kepada Allah dan berjuang untuk Islam.

Kehidupan masyarakat senantiasa dibudayakan melakukan amar makruf nahi mungkar dan saling tolong menolong dalam kebaikan. Kondisi ini menjadikan generasi melihat contoh secara langsung praktek menjaga dan membela  kebaikan dan mencegah dari yang mungkar. Masyarakat terdidik untuk peduli ketika melihat kemungkaran di tengah-tengah masyarakat.

 Dari sisi negara, negara akan menerapkan Sistem Pendidikan Islam yang berasaskan Aqidah ISLAM.  Pendidikan mampu melahirkan generasi tangguh dan berpikir cemerlang. Tujun pendidikan adalah mencetak generasi yang berkepribadian Islam. Generasi memahami  jati dirinya sebagai hamba Allah SWT. Mereka memahami bahwa apapun yang dilakukan akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah. Mereka menjadikan hala haram sebagai standar dalam berperilaku. Generasi seperti ini tidak akan menyakiti diri sendiri juga tidak akan menyakiti orang lain.

Pendidikan juga bertujuan untuk mencetak para ahli yang menguasai berbagai sektor kehidupan seperti hakim, ulama, ahli fikih, dokter, diplomat, tentara dan sebagainya. Kepada mereka ditaaanamakan bahawa mereka akan mulia apabila ilmu yang mereka miliki dimanfaatkan untuk umat dan kemuliaan Islam. Kondisi seperti ini, tidak akan memberikan celah kepada generasi untuk berpikir melakukan self hart. Wallahu a'lam bi ash-shawab.

Sumber gambar: Pinterest

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak