Tingginya Angka Bunuh Diri: Ada Apa Dengan Masyarakat Kita?





Oleh: Ica Mujahidillah 
(Pegiat Literasi Sabulakoa)

Dilansir dari REPUBLIKA.CO.ID. JAKARTA, Ahad (15/10/2023). Fenomena bunuh diri pada usia dewasa dini sering terjadi saat ini. Bahkan kasus terakhir bunuh diri dilakukan seorang mahasiswi karena tidak bisa memenuhi ekspektasi orang tuanya.

Mahasiswi ini sampai membuat surat untuk ibunya, minta maaf karena tidak sekuat dan sesuai ekspektasi ibunya. Apa sebenarnya pemicu bunuh diri?

Praktisi psikolog keluarga, Nuzulia Rahma Tristinarun mengatakan ada beberapa hal yang bisa memicu fenomena tersebut. Pertama, pola asuh yang membentuk anak-anak sekarang. Pola asuh yang membentuk anak-anak sekarang seringkali adalah pola asuh anak yatim piatu.

Ayah dan ibu ada tetapi tidak pernah hadir secara penuh, tidak ada keterikatan yang kuat dan kurang penanaman prinsip hidup. Anak-anak juga kehilangan sosok yang dapat menjadi tauladan.

Kedua, banyaknya informasi yang bisa di peroleh dari dunia maya membuat anak mengikuti apa yang sering dilihat dan didengar oleh mereka. Apa yang buruk dapat dianggap sebagai hal yang wajar. Misalnya bullying, menyakiti diri sendiri, dan bunuh diri. 

Kemudian, tuntutan yang terlalu tinggi dari berbagai sisi, baik internal maupun eksternal, akan berdampak pada karakter anak. 

Maraknya kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa/i harus di telusuri akar masalahnya. Tentu ada banyak faktor, internal dan eksternal, yang tentunya cukup kompleks, diantaranya kurikulum PT, gaya hidup modern, dan ketahanan mental.

Islam memberi perlindungan atas nyawa manusia, menjaga fitrah manusia, menjamin kebutuhan hidup rakyatnya.Islam memiliki berbagai mekanisme untuk mewujudkan lingkungan yang kondusif untuk menjaga kesehatan mental rakyat.

Ada beberapa faktor, pusat dari seluruh permasalahan kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa/i. Pertama, adanya penerapan sistem kapitalisme. Sistem kapitalisme membentuk pola pikir manusia, bahwa tujuan dari kehidupan ini hanya mengejar materi. Mengejar kekayaan, meningkatkan status sosial, dan banyaknya tuntutan kehidupan.

 Kedua, sistem kapitalisme melahirkan perilaku serba bebas, membuat generasi muda cenderung tidak mau diatur maka, perasaan dan upaya menggebu-gebu terus dilakukan. Mirisnya inilah yang  menyebabkan terjadinya kekerasan dan perundungan.

Kemudian, pola asuh yang salah dapat menyebabkan gangguan mental. Komunikasi orang tua dan anak yang kurang baik, keluarga yang tidak harmonis mendorong anak bebas berperilaku mencari perhatian di luar sana. Pengawasan yang kurang baik di sekolah menyebabkan kasus perundungan kian subur, media  menyuguhkan kekerasan dan membudayakan kekerasan hingga anak mudah memfilter apa yang mereka lihat. Orang tua yang Memiliki ekspektasi tinggi kepada anak, jika tidak sesuai maka akan dikritik, hal ini akan membuat anak  putus asa.

Selanjutnya, adanya penerapan sistem sekularisme yakni pemisahan agama dan kehidupan. Lahirnya kebebasan berperilaku dan tumbuhnya kapitalisme di berbagai bidang.

Seyogianya generasi muda saat ini, menjadi generasi penerus, generasi yang tenggelam dalam lautan ilmu, yang hari-harinya sibuk dengan kegiatan yang bermanfaat. Namun generasi muda saat ini, memiliki karakter yang mudah putus asa, jika ditimpa permasalahan dalam hidupnya ia seakan menghadapi malapetaka. Maka dari itu, perlunya melibatkan setiap langkah dan kehidupan kita kepada Allah. Agar menghadapi permasalahan tidak membuat depresi  hingga memicu terjadinya bunuh diri, apalagi dengan generasi muda saat ini yang bermental kerupuk, mudah putus asa.

Berbagi kebijakan pemerintah, telah melakukan beberapa langkah untuk mengatasinya, namun justru generasi muda masih terganggu mentalnya bahkan makin bermasalah.   

Oleh karenanya, pemerintah perlu  menyempurnakan penanganan  dengan tuntas.  Maka, penting mengembalikan kejayaan islam dengan menerapkan islam kaffah. Hanya dengan sistem inilah kehidupan akan terjamin, sanksi yang tegas, keadilan, akan diterapkan. Dengan islam, generasi muda akan terjaga mentalnya karena pola pikir yang sesuai tuntunan islam. 

Islam mengajarkan berlaku baik kepada sesama, keluarga yang di bangun berlandaskan akidah islam, sistem pendidikan fokus pada syasiyah anak, dan negara yang menerapkan islam kaffah akan mendukung penuh ketakwaan masyarakat. Dengan begitu, perundungan dan kasus bunuh diri akan hilang, Jika sistem islam diterapkan secara kaffah. Dengan islam generasi muda akan tertanam akidah yang kokoh, mampu memberi semangat untuk menjadi generasi yang tangguh. 

Dengan islam, generasi muda akan membentuk mental-mental yang tangguh semangat, yang siap menjadi barisan terdepan ketika menyuarakan kebenaran,Karena pemuda adalah pengubah peradaban. Wallahu a'lam bisshowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak