by: Efri Yani, M.Pd.
(Aktivis Muslimah Lubuklinggau)
Tidak cukup kita menjadi orang yang baik
Orang yang baik belum tentu ikhlas (yaitu : orang yang hanya mencari ridho dan pahala Allah semata).
Sebab pamrih kepada selain Allah merusak rasa dan menjauhkan ketenangan jiwa
Menimbulkan berbagai penyakit hati dan kekecewaan.
Yang membuat kita tak bahagia.
Padahal Allah ingin kita selamat dan bahagia.
Hidup hanya sekali.
Merugi kita berbuat baik tapi tidak ikhlas.
Kita tak akan mendapat pahala dan ridho Allah.
Bukankah surga hanya untuk orang yang ikhlas?
Sedang orang baik yang pamrih kepada selain Allah tidak akan selamat di akhirat?
Bukankah orang yang ikhlas pasti baik.
Tapi orang yang baik belum tentu ikhlas?
Perhatikan dalil berikut :
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya’ (tidak ikhlas)” (HR Ahmad)
”Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan (orang kafir), lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan” (Qs. 25 ayat 23).
"kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (ikhlas)" (Qs. 26 ayat 89).
"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus?" (Qs An-Nisa' (4) ayat 125).
Maka janganlah bangga jika hanya menjadi orang yang baik.
Melajulah terus menjadi orang yang ikhlas.
Sebab hanya orang ikhlas yang pasti bahagia dan selamat.
Tags
Opini