Oleh: Suaibah S.Pd.I
(Pegiat Literasi)
Palestina tanah istimewa tanah yang diberkahi tempat lahirnya para nabi dan kiblat pertama kaum muslim. Namun saat ini kondisinya sungguh menyayat hati, luluh lantak akibat ulah Yahudi laknatullah'alaih.
Disatu sisi, Barat bersikap hipokrit mereka mengecam segala bentuk penjajahan dan penindasan, di sisi lain membiarkan Palestina terjajah melalui legitimasi PBB yang mengakui Israel sebagai "Negara Yahudi" di atas tanah Palestina.
Israel mengklaim serangan yang mereka lakukan sebagai balasan terhadap tembakan roket kelompok Hamas yang dilakukan secara mendadak pada Sabtu (7-10-2023) waktu setempat. Mengutip Katadata (8-10-2023), berdasarkan laporan media lokal Palestina, WAFA, serangan roket Israel telah menghancurkan sebuah lokasi di kawasan Ansar sebelah barat Kota Gaza dan merusak bangunan tempat tinggal di sekitarnya. Media dan negara-negara Barat mengecam serangan Hamas ke Israel. Bahkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya “sedang berperang” melawan militan Hamas yang menguasai jalur Gaza.
Seharusnya umat menyadari bahwa penggiringan opini tersebut adalah gambaran nyata standar ganda media barat terhadap konflik Palestina-Israel. Apa yang terjadi di Israel belum ada apa-apanya dibandingkan kehidupan kaum muslimin Palestina. Hammas hanya membalas yang berpuluh-puluh tahun membuat kehidupan Palestina dalam kondisi sulit dan penderitaan yang amat menyedihkan dan serangan itu hanyalah sebagai bentuk perlawanan semata.
Kaum muslim harus memahami bahwa Israèl adalah penjajah yang merampas tanah suci Palestina dari tangan kaum muslimin yang semena-mena karena dukungan Amerika serikat dan sekutunya. Israèl adalah sebuah negara kecil yang menduduki tanah Palestina karena perjanjian yang disetujui Inggris pada tahun1917 M, padahal Palestina adalah tanah kharijiah milik kaum muslimin sejak 637 M. Peperangan kaum muslimin di yarmuklah yang menjadi titik awal futuhat kota al-Quds, kemudian setelah mengetahui bagaimana mengurus orang-orang yang berada dalam kekuasaannya pemimpin gereja Kristen Patriach Sophoronius menyerahkan kunci kota al-Quds kepada Khalifah Umar, yang pada saat itu Khalifah Umar menjadi Khalifah Daulah Khilafah. Setelah itu tanah Palestina dibawah perlindungan dan penjagaan Khilafah. Olehnya itu, ketika ada pihak yang merampas tanah Palestina kaum muslim wajib berjuang merebut kembali tanah Palestina dari tangan penjajah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidil haram kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir."(QS. Al Baqarah Ayat 191)
Untuk itu tidak layak bagi kaum muslim meminta pertolongan negara Barat dan sekutunya, apalagi PBB. Umat Islam harus paham bahwa berdirinya negara Zionis di atas tanah Palestina tersebab adanya resolusi PBB yang memaksa Palestina membagi wilayahnya dengan Israel. Jadi, meminta bantuan kepada PBB sama halnya bunuh diri politik.
Masalah Palestina adalah masalah kaum muslimin. Tidak boleh ada seorang pun yang berhak menyerahkan tanah kharajiyah kepada pihak lain, apalagi kepada perampok dan penjajah seperti Israel. Oleh karena itu, sikap seharusnya terhadap Israel yang telah merampas tanah Palestina adalah sebagaimana yang telah Allah Swt. perintahkan, yakni perangi dan usir!
Walhasil, harus ada kekuasaan Islam yang menyerukan jihad fi sabilillah. Tidak ada solusi lain bagi Palestina selain Khilafah Islamiah. Dengan Khilafah, sekat bangsa akan tercerai, persatuan kaum muslim akan mewujud, akidah Islam menjadi fondasi kekuatan Islam. Khalifah juga akan menyerukan jihad memerangi musuh-musuh Islam. Sejatinya, hanya jihad dan Khilafah solusi tunggal dan fundamental untuk Palestina dan negeri muslim lainnya yang masih terjajah.
Wallahu a'lam.