Tanpa Khilafah, Konflik Palestina-Israel Terus Abadi



Oleh: Ica Mujahidillah 
(Pegiat Literasi Sabulakoa)


Dilansir dari voaindonesia.com Timur Tengah (27/9/2023). Perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada bangsa Israel bahwa negaranya sedang dalam kondisi "berperang" melawan militan hamas yang menguasai jalur Gaza.

Militer Israel melancarkan serangan terhadap target di Gaza sebagai respons atas lebih dari  2.00 roket yang membuat sirene serangan udara berbunyi  terus-menerus hingga ke utara, sejauh Tel Aviv dan Yerusalem. Israel mengatakan pasukannya terlibat dalam baku tembak dengan militan hamas yang menyusup ke Israel di setidaknya tujuh lokasi. Para tentara tersebut melintasi pagar pemisah dan bahkan masuk ke Israel melalui udara dengan menggunakan paralayang, kata militer.

Hamas mengatakan serangan itu di dorong oleh peningkatan gempuran Israel terhadap warga Palestina di tepi Barat, Yerusalem, dan terhadap warga Palestina di penjara-penjara israel. Pemimpin bayangan sayap militer Hamas, Mohammed  Deif, mengumumkan  dimulainya apa yang di sebutnya sebagai "Operasi Badai Al-Aqsa,"

Kembali terjadi "perang" antara palestina dan Israel. Serangan Palestina dianggap sebagai pemicu, padahal sebenarnya adalah bentuk balasan atas kekejaman Israel selama bertahun-tahun. Konflik Palestina-Israel tak mungkin dapat terselesaikan selama khilafah belum tegak karena akan terus terjadi persepsi tentang hak atas tanah Palestina. Dan dua negara bukan solusi, tanah Palestina milik umat islam  hanya khilafah yang mampu mengusir Israel dari bumi Palestina.

Penyebab utama terjadinya konflik antara palestina-israel. Karena adanya, tanah milik Palestina yang di rampas oleh zionis israel, selanjutnya zionis Israel meminta tanah palestina agar menjadi dua wilayah yaitu negara israel (perampas) dan palestina (tuan rumah).

faktanya, Israel adalah penjajah, pendatang yang mengambil paksa wilayah palestina, yang membunuh penduduk aslinya sejak inggris memberi  ruang pada tahun 1920

Pendudukan Yahudi di Palestina semata-mata untuk kebijakan luar negeri barat. Namun ketika penduduk Yahudi tidak mencapai tujuannya, maka negara-negara Barat akan meninggalkan mereka di Palestina seperti sama halnya di Eropa.

Selanjutnya zionis israel sudah bertahun-tahun menyerang palestina dengan tujuan menguasai wilayah palestina. Berbagi macam penyerangan yang dilakukan zionis israel terhadap rakyat palestina salah satunya adanya penindasan terus-menerus, bombardir di wilayah palestina, dan penembakan. Entah sudah berapa ribu nyawa yang melayang, di bantai dengan sadis.

Upaya perjuangan umat Islam di Palestina, dan perlawanan umat yang berprinsip untuk  ketidak adilan dan kekejian oleh Barat. Salah satu contoh dari ketidak adilan tersebut adalah palestina, akan tetapi ketidak adilan oleh kolonialisme tersebut kini merebak di seluruh dunia. pembebasan palestina oleh umat Islam dari kekejian penjajah  zionis Israel adalah, awal dari pembebasan umat manusia.

Namun, ketika rakyat Palestina dan Hamas melawan zionis Israel dari kekejian dan perilaku kebiadaban terhadap  rakyat palestina.  tetapi, justru berkoar-koar bagaikan tong kosong nyaring bunyinya. Seolah Israel menjadi korban ketika palestina melawan penjajah dari wilayah mereka, oleh karenanya  Palestina tak mungkin berdiam diri melihat ketidak adilan tersebut. 

Selama kita masih bersandar pada  sistem kapitalis saat ini,  Selama itu pula rakyat Palestina akan terus di jajah. Adanya sistem kapitalis saat ini,  membuktikan diamnya negara-negara yang merupakan mayoritas Islam. Tidak adanya persatuan untuk melawan penjajah, padahal saudara-saudara seiman kita di Palestina membutuhkan persatuan umat Islam apa lagi, dengan diamnya para pemimpin. Jika para pemimpin saja terdiam seakan menutup mata dan telinga. Ketika saudara seiman kita dijajah, maka pergerakan dan persatuan umat tidak akan pernah terjadi. Sistem kapitalis saat ini hanya melahirkan mental yang lemah hingga takut menyuarakan kebenaran.

Maka, perlu adanya  sistem alternatif, yang mampu mempersatukan umat.  Yaitu, dengan menegakkan khilafah. Melalui sistem Islam khilafah akan menjamin keamanan, keadilan, dan merasakan kesejahteraan yang hakiki bagi masyarakat. Oleh karenanya, hanya dengan tegaknya khilafah maka ketidak adilan yang di rasakan palestina  akan mendapatkan keadilan dan hak atas wilayahnya.

Allah SWT berfirman:  "wahai orang-orang yang beriman! jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah,(ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
(Q.S. Al Maidah: 8)

Pemimpin dalam Islam yakni Khalifah, akan menjalankan perannya sebagai pemimpin amanah dan jujur. Pemimpin tidak akan sembarangan atau abai dalam mengurusi rakyatnya,  karena pemimpin yang berlandaskan dengan menjalankan ketaatannya kepada Allah SWT. Pemimpin akan berlaku adil dan amanah karena semuanya akan di mintai pertanggung jawaban oleh Allah. 

Maka, konflik wilayah palestina-israel tidak akan dapat terselesaikan Selama khilafah belum tegak.
karena jika masih bersandar pada sistem saat ini. Masing-masing negara hanya mementingkan kepentingan sendiri. 

Khilafah adalah jalan satu-satunya dalam mengusir penjajah haram terhadap wilayah Palestina. Tanah palestina adalah tanah umat Islam, perlawanan Hamas dan rakyat palestina adalah bukti bahwa segelintir umat Islam mampu menguncang para penjajah. 
Palestina membutuhkan persatuan umat Islam. Akan tetapi, umat saat ini dalam keadaan terpecah belah dengan pemahaman dan pemikiran yang berbeda, apalagi dengan adanya sistem kapitalis saat ini.

Wallahu'alam Bishowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak